Sukses

Menlu Minta Percepat Identifikasi Korban Kapal Karam di Malaysia

Otoritas Malaysia hingga Minggu 6 September 2015 menemukan sebanyak 63 jenazah WNI yang menjadi korban kapal tenggelam di Selangor.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pencarian korban kapal tenggelam di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, memasuki hari keempat. Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) pada hari ini atau Minggu 6 September 2015 menemukan sebanyak 63 jenazah warga negara Indonesia (WNI).

"Puluhan jenazah tersebut saat ini ditampung di 3 rumah sakit di Selangor, Malaysia, yaitu RS Ipoh, RS Sabak Bernam dan RS Teluk Intan," ucap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lalu Muhammad Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (6/9/2015).

Selain upaya pencarian atau SAR, imbuh Iqbal, saat ini pihak Malaysia maupun KBRI fokus pada identifikasi korban.

"KBRI telah menempatkan staf di 3 RS untuk membantu keluarga yang datang dari Indonesia untuk identifikasi. Pihak Malaysia juga sudah mulai mengambil sampel DNA korban yang ada 3 RS," terang Iqbal.

Hanya saja menurut Iqbal, hingga saat ini baru 10 jenazah yang berhasil diidentifikasi. 6 Jasad diidentifikasi oleh keluarga, sedangkan 4 WNI karena membawa kartu identitas.

Sementara itu puluhan jenazah lainnya masih sulit diidentifikasi. Menurut Iqbal, berbeda dengan kecelakaan transportasi pada umumnya, terdapat banyak kendala dalam proses identifikasi jenazah dalam kasus ini.

"Beberapa kendala identifikasi antara lain kapal tidak memiliki manifes dan tidak sedang menjalani jalur reguler. Selain itu, penumpang kapal tidak saling mengenal satu sama lain. Dengan kondisi yang demikian sulit untuk memfokuskan target pengambilan sampel DNA," jelas Iqbal.

Melihat kondisi tersebut, menurut Iqbal, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi meminta kepada Tim Perlindungan WNI Kemlu dan KBRI Kuala Lumpur untuk mengambil langkah-langkah khusus dalam rangka percepatan proses identifikasi WNI yang menjadi korban kapal tenggelam tersebut.

"Upaya ini akan didukung oleh Disaster Victim Identification (DVI) Polri, baik di Mabes Polri maupun di sejumlah polda, khususnya Polda Aceh, Polda Sumatera Utara, dan Polda Jawa Timur," urai Iqbal.

Kemlu Buka Hotline

Sebagai respons terhadap perkembangan ini, Kemlu RI juga telah mendirikan hotline bagi mereka yang menduga atau meyakini keluarganya berada di kapal tersebut. Hotline Kemlu untuk keluarga korban kapal tenggelam di Sabak Bernam adalah 0812-8900-9045 (Bapak Herman/Sujud).

Bagi mereka yang sudah menghubungi hotline dan telah memberikan informasi dasar akan segera didatangi oleh DVI Polri Polda terdekat untuk pengambilan contoh DNA yang akan sangat dibutuhkan untuk proses identifikasi.

"Sementara itu bagi 20 WNI yang berhasil diselamatkan dalam musibah kapal tenggelam tersebut akan segera diproses pemulangannya ke Tanah Air," pungkas Iqbal. (Ans)

Kapal kayu yang ditumpangi sekitar 100 WNI dari Malaysia menuju Pelabuhan Tanjung Balai, Sumatera Utara tenggelam di perairan Distrik Sabak Bernam di lepas pantai barat Malaysia dekat Selat Malaka, Kamis 3 September dini hari lalu.

Kapal kayu itu tenggelam diduga karena cuaca buruk dan kelebihan muatan. Otoritas Malaysia menyatakan kapal tenggelam di perairan sekitar 19 kilometer lepas pantai negara bagian Selangor. (Ans/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.