Sukses

6-4-1994: Pesawat Dirudal, 2 Presiden Tewas Seketika

Selain itu, 7 pejabat kedua negara yang juga berada di pesawat, serta 3 kru pesawat, dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Kigali - Musibah melanda dua negara di Afrika pada 21 tahun silam, atau tepatnya pada 6 April 1994. Sebuah pesawat yang mengangkut Presiden Rwanda Juvenal Habyarimana and Presiden Burundi Cyprian Ntayamira ditembak rudal dari darat ketika hendak mendarat di Bandara Internasional Kigali, Rwanda. Kedua pemimpin negara Afrika itu tewas seketika.

Selain itu, 7 pejabat kedua negara yang juga berada di pesawat, serta 3 kru pesawat, dilaporkan tewas. Mereka yakni Menteri Tenaga Kerja Burundi Bernard Ciza, Menteri Komunikasi Burundi Cyriaque Simbizi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rwanda Jenderal Deogratias Nsabimana, petinggi militer Rwanda Mayor Thaddee Bagaragaza.

Kemudian, ada Sekretaris Presiden yang juga Kepala Kabinet Militer Rwanda, Kolonel Elie Sagatwa, penasihat hubungan luar negeri Rwanda Juvenal Renaho, dan dokter pribadi Presiden Rwanda Emmanuel Akingeneye.

Kejadian tersebut terjadi ketika Presiden Juvenal Habyarimana dan Presiden Cyprian Ntayamira kembali dari pertemuan pemimpin Afrika Timur dan Tengah di Tanzania yang fokus membahas upaya penyelesaian kekerasan terhadap etnis di Burundi dan Rwanda.

Menurut saksi mata, rudal pertama mengenai sayap pesawat presiden buatan Dassault Falcon tersebut. Dan rudal kedua menghantam ekor. Pesawat terbakar dan meledak di udara hingga akhirnya jatuh di taman Istana Presiden Rwanda.

Duta besar (Dubes) Rwanda untuk PBB kala itu, Jean Damascene Bizimana mengatakan bahwa insiden kecelakaan tersebut merupakan aksi pembunuhan. Demikian seperti dimuat BBC On This Day, Senin (6/4/2015).

Namun hingga kini belum diketahui pasti, pihak mana yang bertanggung jawab atas serangan terhadap pesawat presiden. Dugaan mengarah kepada dua pihak yakni pemberontak Rwandan Patriotic Front (RPF) dan kelompok ekstremis sekutu Pemerintah Rwanda yang menetang negosiasi damai dengan RPF.

Penembakan terhadap pesawat tersebut memicu situasi buruk di kedua negara, baik Rwanda maupun Burundi. Pertempuran yang diduga melibatkan kelompok RPF dan pasukan pemerintan bergolak di sekitar istana. Konflik ini meluas hingga terjadinya genosida di Rwanda dan Perang Kongo.

Rwanda dan Burundi sebelumnya merupakan sebuah negara yang bersatu dengan nama Ruanda-Urundi, dari tahun 1890 hingga 1962. Namun sejak itu hingga sepanjang Abad ke-20, ketegangan antara etnis Tutsi dan Hutu kerap terjadi. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini