Sukses

Tim Eksplorasi Klaim Temukan Puing MH370 di Teluk Benggala

Lebih dari 20 teknologi, telah digunakan dalam proses pencarian tim GeoResonance. Termasuk menggunakan reaktor nuklir.

Liputan6.com, Petailing Jaya - Sebuah perusahaan eksplorasi GeoResonance telah mengklaim menemukan puing-puing pesawat jatuh Malaysia Airlines MH370. Berita itu tentu saja memberikan harapan baru setelah pesawat yang membawa 239 orang itu raib 6 minggu, usai meninggalkan Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing pada 8 Maret 2014.

Seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (29/4/2014), perusahaan GeoResonance yang bermarkas di Adelaide itu menyatakan mungkin telah menemukan puing di Teluk Benggala, yang terletak di barat Semenanjung Malaya dan timur India. Teluk itu letaknya sekitar 5.000 km dari lokasi pencarian saat ini di Samudera Hindia selatan dari Perth.

Pencarian yang dilakukan perusahaan itu sendiri, telah dilakukan pada tanggal 10 Maret, 2 hari setelah pesawat Boeing 777-200 ER itu dinyatakan hilang.

Pencarian yang dilakukan oleh GeoResonance, mencakup area 2.000.000 km persegi dari zona kecelakaan yang telah diprediksikan menggunakan gambar yang diperoleh dari satelit dan pesawat. Dengan para ilmuwan perusahaan yang memfokuskan upaya mereka, ke arah utara dari lokasi terakhir dugaan jatuhnya MH370.

Lebih dari 20 teknologi, telah digunakan dalam proses pencarian itu. Yakni untuk menganalisis data, termasuk menggunakan metode reaktor nuklir.

"Teknologi yang kita gunakan pada awalnya dirancang untuk menemukan hulu ledak nuklir dan kapal selam. Tim kami di Ukraina memutuskan kita harus mencoba dan membantu," ungkap juru bicara GeoResonance, David Pope.

Pope mengatakan, GeoResonance telah membandingkan temuan mereka dengan gambar yang diambil pada tanggal 5 Maret, tiga hari sebelum MH370 hilang. Hasilnya, tidak ada titik yang terdeteksi di tempat itu.

"Puing-puing itu tidak ada sebelum hilangnya MH370. Kami tidak mencoba untuk mengatakan itu pasti MH370. Namun, itu adalah sesuatu yang kami rasa harus ditindaklanjuti," jelas Pope.

Juru bicara GeoResonance lainnya, Pavel Kursa juga membenarkan penemuan tersebut. Ia mengatakan telah terdeteksi beberapa unsur penyusun pesawat komersial di Teluk Benggala --lokasi yang diidentifikasi oleh GeoResonance.

"Kami mengidentifikasi unsur-unsur kimia dan bahan yang membentuk sebuah Boeing 777... ini adalah aluminium, titanium, tembaga, paduan baja dan bahan lainnya," kata Kursa dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh saluran berita Australian 7News.

Sejauh ini, Departemen Penerbangan Sipil Malaysia, Direktur Jenderal Datuk Abdul Rahman Azharuddin mengatakan Malaysia belum membenarkan laporan temuan itu.

"Kami harus memeriksa dan memverifikasi laporan ini," tukas Abdul Rahman.

Dalam pencarian sebelumnya, tim pencari MH370 lainnya telah berupaya membelah kedalaman Samudera Hindia dengan sonar dan kapal selam Bluefin 21. Namun hasilnya masih nihil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.