Sukses

Dokumen Rahasia MI5 Kuak Ratu Intel `Penggoda` Mata Hari

Mata Hari yang bernama asli Marguerite Gertrude Zelle pernah tinggal di Hindia Belanda -- yang kelak bernama Indonesia.

Liputan6.com, London - Dokumen rahasia milik agen rahasia Inggris Military Intelligence, Section 5 (MI5) dibuka untuk kali pertamanya secara online Kamis ini, menandai peringatan 100 tahun Perang Dunia I. Ada mata-mata eksotis, pahlawan Inggris, dan merebaknya dugaan penyusupan komunis di dalamnya.

Mata Hari, Edith Cavell, Sir Roger Casement, Arthur Ransome, Sidney Reilly, seorang pendukung kampanye hak pilih perempuan, dan Organisasi Kepanduan ternyata ada dalam daftar pengawasan MI5 di masa awal berdirinya.

Mata Hari, salah satu mata-mata penggoda paling terkenal sepanjang sejarah, kali pertama menarik perhatian MI5 pada Desember 1915 saat ia tiba di Folkestone. Dia mengaku menuju Den Haag untuk bersatu dengan kekasihnya, Baron Van der Capellen, seorang kolonel di pasukan kavaleri Belanda, Hussars.

Tahun berikutnya, informan MI5 di Den Haag, dengan kode 'T' melaporkan, "Mata Hari adalah demi-mondaine (simpanan pria kaya) yang berhubungan dengan orang-orang berkedudukan tinggi. Dan  selama tinggal di Perancis dia berkenalan dengan banyak perwira Perancis dan Belgia. Dia diduga ke Prancis dalam sebuah misi penting untuk Jerman," demikian Liputan6.com kutip dari Guardian, Kamis (10/4/2014).

Pada November 1916, saat diperiksa oleh MI5, Mata Hari mengklaim, konsulat Prancis di Spanyol kemudian memintanya ke Australia, memata-matai pasukan negara tersebut.

Terkenal dengan kepandaiannya menari, dengan gerak tubuh lemah gemulai, Mata Hari adalah janda bernama asli Marguerite Gertrude Zelle. Ia pernah tinggal di Hindia Belanda -- yang kelak bernama Indonesia.

Data intelijen Prancis bertanggal 22 mei 1917 yang ditunjukkan pada petugas MI5 di Paris menulis, "Mata Hari hari ini mengaku bahwa ia ditugaskan oleh Konsul Cremer dari Amsterdam untuk Badan Intelijen Jerman. Dia dibayar 20.000 franc di muka." Mata Hari dihukum mati oleh regu tembak Prancis pada 1917.

Mata-mata yang Tersingkap

Data rahasia MI5 juga menyebut tentang Edith Cavell, suster Inggris di RS Palang Merah di Belgia. Ia dieksekusi pasukan Jerman pada Oktober 1915 karena membantu 200 serdadu sekutu untuk melarikan diri. Kiprahnya terungkap oleh mata-mata.

Data dalam Arsip Nasional (National Archives) menunjukkan bahwa diplomat Inggris saat itu berharap Jerman tak akan mengeksekusi perempuan yang dianggap pahlawan itu.

Agen MI5 di Liege mendapatkan informasi dari sumber terpercaya bahwa "dua mata-mata yang menjerumuskan Perawat Cavell, tewas. Satu karena peluru bersarang di kepalanya, lainnya oleh tikaman belati di dada."

Sir Roger Casement, konsul Inggrus di Afrika dan Amerika Selatan yang  mengungkap eksploitasi dan pembantaian di tempatnya bertugas dalam karyanya, juga Sidney Reilly, Yahudi-Rusia yang sudah dinaturalisasi menjadi WN Inggris -- yang punya julukan 'Ace of Spies' -- juga menjadi korban operasi mata-mata dalam 150 dokumen MI5.

Casement ditahan di sebuah pantai di Co Kerry, tiga hari sebelum pemberontakan Easter 1916, setelah mendaratkan perahu yang menjemputnya dari kapal perang milik Jerman. Sebuah pukat, yang menyertai kapal selam dan membawa 20.000 senjata, ditenggelamkan setelah dicegat.

Dokumen MI5 menunjukkan, Casement tahu bahwa pemberontakan itu bakal gagal setelah Jerman mengingkari janji-janjinya untuk mengirim pasukan yang membantu pemberontak. "Aku tak melakukan tindakan tercela, suatu saat Anda akan tahu itu," kata dia kepada Frank Hall, petugas senior MI5. Casement dihukum gantung di penjara Pentonville pada 3 Agustus 1916.

Sementara, Sidney Reilly direkrut untuk bekerja pada dinas intelijen rahasia Inggris, MI6. Ketika dia meninggal pada 1925, Rusia mengklaim seorang penjaga telah menembaknya saat menyeberangi perbatasan dengan Finlandia. Sementara, dokumen MI5 menyebut ia dieksekusi oleh Bolshevik.

Reilly memiliki banyak istri. Menurut MI5, istri keduanya, aktris Pepita Bobadilla, pergi ke kedutaan Rusia di Paris setelah kematiannya. Saat ia mengajukan permohonan visa, dia mengatakan kepada Rusia bahwa suaminya adalah "mata-mata untuk pemerintah Inggris."

Arthur Ransome, penulis 'Swallows and Amazons', menarik perhatian MI5 saat ia menjadi koresponden Manchester Guardian di Moskow dan menikahi sekretaris Trotsky, Evgenia Petrovna Shelepina.

Kepada MI5, seorang pejabat Inggris mengatakan bahwa Ransome "sangat pintar dan menarik, tapi pendukung Bolshevik. Namun konsul sekaligus pejabat MI6 di Moskow, Robert Bruce Lockhart, mengoreksi pernyataan itu. Ia menyebut Ransome, dengan kode S76 adalah aset intelijen berharga selama masa revolusi Rusia.

File-file ini juga menunjukkan bagaimana MI5 prihatin bahwa Pramuka sedang disusupi oleh komunis setelah perang dunia pertama. (Yus Ariyanto)

Baca juga:

Ratu Intel `Erotis` Mata Hari Dieksekusi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini