Sukses

6 Terapi untuk Anak dengan Autisme yang Bisa Dilakukan di Rumah, Orangtua Wajib Tahu

Berikut ini enam terapi untuk anak dengan autisme yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah untuk mendukung perkembangan anak.

Liputan6.com, Jakarta - Jika memiliki anak dengan autisme, Anda mungkin tertarik untuk mendukung perkembangan mereka dengan kegiatan yang dapat dilakukan di rumah.

Anak-anak dengan autisme memiliki cara berkomunikasi dan berinteraksi yang berbeda dengan lingkungannya dibandingkan anak-anak yang lain. Oleh karena itu, mereka sangat membutuhkan dukungan dari orang dewasa terutama orangtua.

Sebagai orangtua, Anda bisa membantu anak dengan autisme beradaptasi dengan dunia luar melalui keterampilan yang diperoleh dari terapi autisme yang juga bisa diterapkan di rumah.

Orangtua dapat bekerjasama dengan terapis terlatih sampai ayah dan ibu merasa siap untuk memberikan terapi di rumah untuk melengkapi perawatan profesional.

Dilansir dari Verywell Health pada Senin, 20 Mei 2024, berikut ini enam terapi untuk anak dengan autisme yang bisa dilakukan oleh orang tua di rumah untuk mendukung perkembangan anak.

1. Terapi Bermain

Seperti namanya, terapi bermain adalah belajar melalui proses bermain. Anak-anak dengan autisme cenderung menyukai bermain sendiri dan mengulangi tindakan berulang-ulang.

Oleh karena itu, tujuan dari terapi bermain adalah untuk membangun keterampilan interaksi sosial dan komunikasinya. Selain itu, dalam jangka panjang, terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak untuk terlibat dalam aktivitas baru dan permainan simbolik.

Anda dapat memulai dengan membangun hubungan dengan anak melalui permainan kejar-kejaran sederhana atau aktivitas sensorik seperti:

  • Berayun
  • Main perosotan
  • Melukis dengan jari atau melukis jejak kaki
  • Bermain lumpur buatan: menumbuk, menyendok, dan membuat sesuatu
  • Bermain pasir buatan dan air

Seiring dengan berkembangnya kemampuan anak, Anda mungkin dapat membangun terapi bermain dengan permainan bolak-balik, permainan kolaboratif, atau bahkan permainan membuat sesuatu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

2. Terapi Bicara

Beberapa anak dengan autisme mungkin memiliki masalah dengan kemampuan bicara atau berbahasa. Meskipun terapi bicara adalah bidang yang kompleks, ada beberapa aspek dari terapi bicara dan komunikasi yang dapat diberikan oleh orang tua dengan pelatihan yang relatif sedikit.

Terapi bicara bisa membantu meningkatkan kemampuan berbicara, serta komunikasi nonverbal dengan menggunakan isyarat, gerak tubuh, gambar, atau alat bantu bicara elektronik.

Aktivitas yang dapat dilakukan akan tergantung pada tingkat kebutuhan anak Anda. Ada banyak cara untuk memasukkan pembelajaran bahasa setiap hari di rumah. Beberapa hal ini bisa Anda coba, menurut Psych Central:

  • Membaca untuk anak
  • Bernyanyi bersama
  • Memberi nama hal-hal yang diperhatikan anak
  • Menjelaskan apa yang sedang anak lakukan
  • Bermain game dan membuat karya seni bersama
  • Mencoba bermain peran atau memerankan cerita
  • Mencocokkan gambar dengan kata-kata

 

3 dari 6 halaman

3. Terapi ABA

Terapi ABA (Applied Behavior Analysis) sering disebut sebagai standar emas terapi autisme, sebagian besar karena terapis menetapkan tujuan yang sangat spesifik dan terukur.

Meskipun memungkinkan untuk mengambil kursus dan mendapatkan sertifikasi dalam ABA, Anda juga dapat melakukan program pelatihan online singkat dan menggunakan teknik ABA di rumah. Konsep dasar tanpa pelatihan formal bisa sederhana dan intuitif seperti:

  • Pilih keterampilan yang ingin Anda ajarkan (misalnya, menyikat gigi).
  • Bagi keterampilan tersebut menjadi beberapa langkah sederhana (ambil sikat gigi, basahi sikat gigi, dan sebagainya).
  • Tunjukkan langkah pertama kepada anak, setelah yakin anak memahami cara melakukan langkah tersebut sendiri, mintalah mereka melakukannya.
  • Jika mereka melakukan pekerjaan dengan baik, pujilah dan beri mereka hadiah kecil.
  • Jika mereka tidak melakukannya, tanyakan lagi. Jika perlu, ulangi pelatihan lagi.
  • Setelah anak Anda berhasil dengan langkah pertama, ajarkan langkah kedua.

Jika anak membutuhkan bantuan untuk menghubungkan langkah-langkah tersebut, berikan mereka alat bantu visual seperti bagan yang menunjukkan langkah-langkah keterampilan yang Anda ajarkan.

4 dari 6 halaman

4. Floortime

Floortime memiliki banyak kesamaan dengan terapi bermain, namun terapi floortime dibangun di atas gagasan bahwa orang tua harus bekerja untuk meningkatkan “lingkaran komunikasi” dengan anak mereka yang memiliki autisme.

Dengan kata lain, melalui penggunaan teknik floortime, orang tua mendorong anak mereka untuk berpartisipasi dalam interaksi bolak-balik (verbal atau nonverbal).

Hal ini membantu anak dengan autisme untuk mengembangkan kemampuan sosial mereka dan menjalin hubungan emosional.

Floortime melibatkan orang tua untuk bergabung dengan kegiatan anak dan mengikuti arahan anak melalui permainan.

Sesi terapi ini dapat dipimpin oleh orang tua, wali, dan bahkan saudara yang lebih tua. Sesi ini berlangsung sekitar 20 menit atau lebih dan dapat dilakukan di mana saja.

Orang tua dapat belajar tentang Floortime dan mempelajari teknik Floortime dengan mengikuti kursus online, menonton video, membaca buku, atau bekerja dengan terapis Floortime.

5 dari 6 halaman

5. Terapi RDI

Terapi RDI (Relationship Development Intervention) adalah teknik terapi yang secara khusus dikembangkan untuk orangtua dan wali.

Seperti halnya Floortime, RDI bergantung pada teori perkembangan bagi orangtua untuk membantu anak dengan autisme membangun keterampilan komunikasi sosial.

Model ini berfokus pada kegiatan yang membantu anak mengembangkan fleksibilitas dalam berpikir dan menangani situasi sosial, seperti mengatasi perubahan dan memahami perspektif yang berbeda.

Namun, tidak seperti Floortime, RDI memiliki serangkaian tujuan dan kegiatan yang ditentukan dan mengharuskan orang tua bekerjasama dengan konsultan untuk memulai.

Jika tertarik untuk menggunakan terapi perkembangan dengan anak dan lebih suka program yang jelas (menyewa konsultan untuk memulai), RDI mungkin merupakan pilihan yang tepat untuk Anda.

6 dari 6 halaman

6. Terapi PCIT

Beberapa anak yang memiliki autisme menunjukkan perilaku agresif yang membuat mereka sangat sulit untuk meninggalkan rumah atau berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari.

Teknik Terapi Interaksi Orangtua-Anak atau Parent-Child Interaction Therapy (PCIT), yang ditujukan untuk anak-anak dengan perilaku agresif, diberikan oleh orangtua atau wali yang dilatih oleh konsultan.

Tujuannya adalah untuk menghentikan eskalasi perilaku negatif antara orang tua dan anak, karena orang tua belajar untuk menetapkan batasan yang jelas dan membangun otoritas dalam hubungan tersebut.

PCIT didasarkan pada gagasan bahwa hubungan kelekatan yang kuat dan aman adalah fondasi yang diperlukan untuk menetapkan batasan yang efektif dan konsistensi dalam disiplin, yang mengarah pada peningkatan kesehatan mental bagi orang tua dan anak. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini