Sukses

Kenali Terapi Musik dan Manfaatnya untuk Anak dengan Autisme

Dalam konteks autisme, terapi musik membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi mereka dengan tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam konteks autisme, terapi musik membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi mereka dengan tepat. Selain itu, terapi ini juga dapat merangsang fungsi kognitif, membantu dalam kemampuan bicara, dan meningkatkan kemampuan berbahasa.

Terapi musik sendiri merupakan penggunaan intervensi musik secara klinis dan didasarkan pada penelitian ilmiah untuk mencapai tujuan terapeutik.

Dengan pendekatan yang aman dan tanpa risiko, terapi musik menggunakan interaksi musik untuk membantu orang dengan autisme yang memiliki berbagai gangguan kognitif dan emosional.

Terapis musik akan menilai kekuatan dan kebutuhan setiap individu sebelum mengembangkan rencana terapi yang disesuaikan dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Namun, penting untuk membedakan bahwa terapi musik ini tidak sama dengan instruksi musik. Jika tujuannya adalah membangun keterampilan vokal atau instrumental, maka Anda perlu mencari instruktur musik yang tepat, karena hal tersebut bukan bagian dari terapi musik.

Anak dengan autisme sering kali menunjukkan minat dan respons yang tinggi terhadap musik, sehingga menjadikannya alat terapi yang sangat baik untuk menangani mereka.

Terapi musik bisa membantu anka dengan autisme untuk meningkatkan kemampuan di berbagai bidang. Berikut ini manfaat terapi musik yang diberikan, seperti dilansir dari Verywell Health pada Senin, 13 Mei 2024.

  • Komunikasi
  • Keterampilan sosial
  • Masalah sensorik
  • Perilaku
  • Kognisi
  • Keterampilan perseptual/motorik
  • Kemandirian atau penentuan nasib sendiri

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelitian tentang Penggunaan Terapi Musik untuk Autisme

Menurut sebuah meta-studi yang diterbitkan di Therapeutic Recreation Journal pada tahun 2015, menjelaskan bahwa, "manfaat terapi ini meliputi peningkatan perilaku sosial, peningkatan perhatian pada tugas, peningkatan vokalisasi, verbalisasi, gerak tubuh, dan pemahaman kosakata, peningkatan komunikasi dan keterampilan sosial, peningkatan kesadaran dan koordinasi tubuh, peningkatan keterampilan perawatan diri, serta berkurangnya kecemasan."

Penelitian lain yang diterbitkan di Journal of Music Therapy pada tahun 2018 menunjukkan bahwa terapi musik yang berpusat pada keluarga dapat membangun ikatan yang lebih kuat antara orang tua dan anak serta meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga.

PEnelitian yang diterbitkan di European Journal of Public Health pada 2022, para peneliti yang meninjau 10 penelitian menyimpulkan bahwa terapi musik untuk orang dengan autisme dapat meningkatkan perilaku, komunikasi sosial, konektivitas otak, dan hubungan orang tua-anak.

Menurut jurnal yang diterbitkan di laman Elsevier pada tahun 2019, terapi musik juga membantu orang yang memiliki sensitivitas sensorik terhadap suara tertentu untuk mengatasi kepekaan terhadap suara atau perbedaan individu dalam pemrosesan pendengaran.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Menemukan Terapis Musik?

 

Jika anak dengan autisme menunjukkan minat dan tanggapan positif terhadap musik, mungkin layak untuk mempertimbangkan terapi musik sebagai pilihan untuk mendukung perkembangannya.

Untuk menemukan terapis musik yang berkualitas, pastikan untuk mencari praktisi yang memiliki sertifikasi Music Therapist-Board Certified (MT-BC).

Banyak terapis musik menjalankan praktik pribadi atau bekerja dengan lembaga khusus yang fokus pada perawatan individu dengan gangguan perkembangan.

Dengan bantuan terapi musik, orang dengan autisme dapat menikmati pengalaman yang mendalam dan bermanfaat dalam pengembangan mereka.

4 dari 4 halaman

Pilihan dan Terapi Lain untuk Autisme

Terapi dan intervensi yang paling efektif sering kali berbeda untuk setiap orang. Karena mungkin terdapat perbedaan gejala antara autisme dan gangguan lainnya, maka pengobatan harus berfokus pada kebutuhan spesifik seseorang. Berikut terapi lainnya untuk autisme:

  • Terapi manajemen perilaku: Mencoba memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan. 
  • Terapi perilaku kognitif: Berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Penyandang autisme belajar untuk mengidentifikasi dan mengubah pikiran yang mengarah pada perasaan atau perilaku bermasalah dalam situasi tertentu.
  • Terapi okupasi: Berfokus pada keterampilan bermain, strategi belajar, dan perawatan diri. Strategi juga dapat membantu mengelola masalah sensorik.
  • Terapi bicara-bahasa: Membantu anak-anak meningkatkan keterampilan verbal dan non-verbal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini