Sukses

Anak Down Syndrome Tak Bisa Diam, Ini Dua Kemungkinan Penyebabnya

Sebagian anak dengan down syndrome memiliki perilaku yang aktif dan tidak bisa diam ini dua kemungkinan penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian anak dengan down syndrome memiliki perilaku yang aktif dan tidak bisa diam. Menurut Ketua Umum dan Pendiri Persatuan Orangtua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) Noni Fadhilah, hal ini bisa terjadi jika anak memiliki keistimewaan lain di samping down syndromenya.

“Anak down syndrome usia 3 sampai 6 tahun yang aktif memang harus diperiksakan apa memang ada double handicap seperti hiperaktif,” ujar Noni dalam webinar POTADS ditulis pada Sabtu (3/10/2020).

Noni menambahkan, selain kemungkinan keistimewaan ganda, orangtua juga perlu tahu bahwa anak dengan down syndrome umumnya memiliki kesulitan bicara. Keaktifan anak down syndrome kadang bisa muncul sebagai bentuk dari komunikasi.

“Dia ingin mengutarakan tapi tidak sanggup jadinya ya dia lebih agresif. Itu yang harus kita diskusikan dengan ahlinya.”

Ketika anak menjadi sangat aktif, orangtua perlu kesabaran ekstra jangan sampai mencubit atau melakukan kekerasan fisik lainnya, kata Noni. Teguran secara halus bisa dilakukan secara terus-menerus.

“Memang boleh kita marahi, sekali dua kali tapi jangan sampai dia merasa kita tidak bersahabat sama dia.”

Contohkan perkataan yang baik pada anak dan buat kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga agar memiliki cara yang sama dalam mendidiknya.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengaruh Lingkungan

Noni yang juga memiliki anak down syndrome bernama Zeina bercerita bahwa lingkungan sangat berpengaruh.

Ketika Zeina mendengarkan kata-kata kasar dari satpam sebelah rumahnya, ia mengikuti kata-kata tersebut dan sering mengucapkannya. Membutuhkan waktu 3 tahun untuk Noni memberitahukan anaknya bahwa kata-kata itu tidak baik.

“Zeina terus menerus mengatakan kata kasar itu kepada orang selama tiga tahun. Berawal saat usianya 6 tahun dan baru hilang di usia 9 tahun.”

Selama tiga tahun itu, Noni terus menerus menasihati anaknya agar tidak mengucapkan kata kasar. Ia mengaku merasa malu ketika sang anak berperilaku seperti itu.

Hal yang ia lakukan adalah meminta maaf kepada orang yang mendapat kata-kata kasar dan menasihati Zeina langsung di depan orang tersebut.

“Memang perlu kesabaran penuh sih,” pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.