Sukses

Terperosok di Zona Merah, Berikut Kinerja Kripto ABBC Coin Hari Ini 3 April 2024

ABBC memiliki token utilitasnya sendiri yaitu ABBC Coin. Token tersebut diciptakan untuk memberi pemegang token kemampuan untuk mengatur pengembangan platform ABBC.

Liputan6.com, Jakarta ABBC adalah platform blockchain yang memungkinkan transaksi pembayaran yang aman. ABBC membantu memudahkan adopsi ritel atas cryptocurrency. ABBC Coin juga menjadi aset digital yang berikan pengalaman lebih aman dan menyenangkan bagi pengguna.

Dilansir dari Coinmarketcap, platform ini menawarkan tiga produk utama yaitu dompet multi-platform yang mampu mendukung Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH), dan token ERC-20. 

Apa Itu ABBC Coin?

ABBC memiliki token utilitasnya sendiri yaitu ABBC Coin. Token tersebut diciptakan untuk memberi pemegang token kemampuan untuk mengatur pengembangan platform ABBC dengan mendelegasikan hak suara kepada produsen blok (BP) terpilih yang kemudian dapat memberikan suara pada proposal tata kelola.

Proposal tata kelola ini dapat mencakup berbagai topik termasuk meluncurkan kemitraan strategis, menerapkan fitur baru, atau memperluas layanan ABBC ke wilayah baru. 

Di luar ini, ABBC Coin dibuat sebagai sistem hadiah untuk pembeli online di ekosistem ABBC dan dapat disimpan untuk hadiah reguler.

ABBC saat ini berbasis blockchain EOSIO, yang memungkinkannya mencapai hingga 5.000 transaksi per detik (TPS) dan tetap ramah lingkungan karena mekanisme konsensus nya, delegated proof-of-stake (DPoS) yang hemat energi.

ABBC Coin awalnya dikenal sebagai Alibabacoin tetapi berubah nama pada Maret 2019 setelah perselisihan dengan raksasa e-commerce multinasional China, Alibaba.

 

Harga ABBC Coin

Pada perdagangan, Rabu (3/4/2024), ABBC Coin mengalami pelemahan. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga ABBC Coin adalah Rp 393,92 dengan volume perdagangan 24 jam sekitar Rp 35,4 miliar. ABBC Coin melemah 9,48 persen dalam 24 jam terakhir.

ABBC Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 678,7 miliar. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 1,42 miliar ABBC dari maksimal suplai 1,5 miliar ABBC.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendiri ABBC Coin

Koin ABBC didirikan oleh Jason Daniel Paul Philip, CEO platformnya saat ini, bersama dengan Hasan Abbas, CTO-nya saat ini.

Jason Daniel Paul Philip adalah seorang pengembang full-stack berpengalaman, dan ahli dalam Javascript dan C#, serta pengembang blockchain ulung, yang juga memegang peran manajer M&A di TNC Group, penyedia solusi layanan blockchain. 

Arben Kane adalah Chief Strategy Officer global ABBC dan juga pendiri serta CEO Kontur, penyedia global solusi manajemen peristiwa kritis berbasis SaaS. G.W Lee adalah CSO-nya ABBC Coin dan Zeeshan Javeed memimpin pengembangan dan solusi teknologi lembaga ABBC.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Negara Ini Berlakukan Aturan Wajib Daftar bagi Perusahaan Kripto

Sebelumnya diberitakan, setelah beberapa bulan menyambut presiden barunya Javier Milei, Argentina akan mengeluarkan peraturan tambahan terkait aset kripto.

Melansir Forbes, Selasa (2/4/2024) Comisión Nacional de Valores di Argentina pada akhir Maret 2024 mengumumkan Pendaftaran Wajib Penyedia Layanan Aset Virtual baru bagi mereka yang beroperasi dengan aset kripto di negara tersebut.

Perusahaan dan individu yang melakukan aktivitas transaksi aset digital sekarang akan diminta untuk mematuhi pendaftaran yang disetujui pada tanggal 14 Maret oleh senat Argentina, sebagai bagian dari amandemen kerangka peraturan saat ini untuk menanggapi rekomendasi Satuan Tugas Aksi Keuangan.

Persyaratan baru ini akan memengaruhi bisnis yang berdedikasi untuk menyediakan beberapa layanan, seperti membeli, menjual, mengirim, menerima, meminjamkan, atau memperdagangkan kripto.

Setiap penyedia layanan kripto di Argentina juga akan diharuskan untuk melengkapi pendaftarannya, dan peraturan ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan yang berbasis lokal tetapi juga bagi perusahaan yang beroperasi di luar negara tersebut.

"Mereka (perusahaan aset digital) yang tidak terdaftar tidak akan dapat beroperasi di negara ini,” ujar Presiden CNV, Roberto E. Silva.

Setelah pengumuman tersebut, pengawas sekuritas berpartisipasi dalam pertemuan dengan firma hukum utama Argentina dan kamar Fintech mengenai penerapan Pendaftaran, dengan beberapa perwakilan perusahaan lokal berpartisipasi.

Menurut Top 20 Indeks Adopsi Kripto Global Chainalysis, Argentina merupakan pasar mata uang kripto terbesar ke-15 di dunia.

Kelanjutan pada pasar Argentina masih belum diketahui menyusul peraturan terbaru, namun pengguna dapat tetap tenang karena peraturan baru ini tidak akan berdampak langsung pada mereka.

 

4 dari 4 halaman

Halving Bakal Kerek Minat terhadap ETF Bitcoin Spot

Nilai Bitcoin diprediksi terus meningkat setelah-halving pada April 2024. Bahkan, aset kripto unggulan ini digadang bisa jadi jaminan finansial seperti tabungan pensiun di masa depan.

Hal ini muncul dalam laporan yang diterbitkan broker Canaccord Genuity yang dirilis pekan ini. Canaccord mencatat pergerakan yang terus meningkat pada Bitcoin sejak awal tahun ini.

Laporan mencatat, 60 persen kenaikan nilai Bitcoin kuartal pertama terutama didorong oleh persetujuan dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF), pengurangan separuh imbalan yang akan datang, dan selera terhadap peningkatan risiko di pasar keuangan.

"Sementara prospek makro dan waktu potensi penurunan suku bunga masih belum pasti, peristiwa halving yang akan datang dapat menambah ketertarikan ETF untuk bitcoin,” tulis analis yang dipimpin oleh Michael Graham itu, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (28/3/2024).

Perlu diketahui, halving empat tahunan adalah saat imbalan penambang dikurangi sebesar 50 persen, sehingga mengurangi pasokan Bitcoin. Halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada April 2024 ini. Canaccord mengatakan hal ini didorong oleh persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terhadap 11 ETF Bitcoin spot AS pada kuartal tersebut.

"Meskipun peningkatan nilai bitcoin selama Q1 jauh lebih besar daripada arus masuk ETF, dampak ini akan tetap ada karena investor ritel ingin menambahkan eksposur kripto ke IRA dan akun yang diuntungkan pajak lainnya, dan kami berharap ETF spot dapat menjadi bagian yang lebih berarti dari harga bitcoin kedepan,” seperti dikutip.

IRA adalah cara menabung untuk masa pensiun di Amerika Serikat. Bisa dibilang, ada peluang jaminan finansial bagi pensiunan dalam investasi kripto seperti Bitcoin.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini