Sukses

Binance Buka Pertukaran Kripto di Thailand

Gulf Binance, perusahaan patungan antara Binance dan Gulf Innova Thailand yang akan berfungsi sebagai platform pertukaran kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Binance Thailand telah membuka pertukaran kripto di Thailand. Pembukaan pertukaran kripto dengan menggandeng perusahaan lokal.

Demikian disampaikan Binance pada Selasa, 16 Januari 2024. Dikutip dari Channel News Asia, pertukaran kripto itu, Gulf Binance, perusahaan patungan antara Binance dan Gulf Innova Thailand yang akan berfungsi sebagai platform pertukaran dan perantara yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual aset digital dengan mata uang lokal.

Gulf Binance memperoleh lisensi untuk beroperasi dari Kementerian Keuangan Thailand pada Mei 2023, dan kemudian disetujui untuk menawarkan layanan pertukaran aset digital.

Ini adalah pertukaran kripto terbaru yang diluncurkan di Asia Tenggara, di mana perusahaan antara lain Coinbase, Zipmex, Gemini yang mendirikan basisnya.

Sebelumnya pada 2023, Binance menyebutkan ingin meluncurkan pertukaran kripto di Thailand melalui usaha patungannya dengan raksasa energi lokal Gulf Energy Development yakni Gulf Binance.

Pada awalnya akan tersedia hanya berdasarkan undangan dan akan diluncurkan ke publik pada awal 2024, dengan perusahaan itu menerima persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa pada 10 November 2023.

Seorang juru bicara Binance mengkonfirmasi kepada Cointelegraph, platform tersebut awalnya diluncurkan sebagai pertukaran khusus undangan dan akan memberikan rincian lebih lanjut ketika informasi tersedia.

Pada 26 Mei, Gulf Binance menerima lisensi operator aset digital dari Kementerian Keuangan Thailand, yang memungkinkannya mengoperasikan pertukaran kripto yang diatur oleh SEC negara tersebut.  Pada saat itu, Binance berencana meluncurkan cabangnya di Thailand pada kuartal IV 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaatkan Jaringan Gulf

Pada hari yang sama, kepala regional Binance untuk Asia, Eropa dan MENA, Richard Teng mengatakan, pertukaran tersebut akan memanfaatkan kehadiran dan jaringan lokal Gulf yang sudah mapan dan Gulf Binance bertujuan untuk menunjukkan potensi teknologi blockchain kepada pengguna lokal.

Gulf Energy adalah salah satu perusahaan distribusi gas alam terbesar di Thailand, didirikan dan dijalankan oleh miliarder Thailand Sarath Ratanavadi.  Perusahaan secara aktif berinvestasi di berbagai vertikal bisnis, antara lain termasuk pembangkit listrik terbarukan, proyek pengembangan infrastruktur, dan bisnis infrastruktur digital.

Gulf Energy berinvestasi di cabang Binance yang berbasis di Amerika Serikat, Binance.US.  Pada April 2022, perusahaan tersebut mengungkapkan mereka berinvestasi dalam “Series Seed Preferred Stock issued by BAM Trading Services” operator Binance US.

Bulan lalu, Binance membantu Polisi Kerajaan Thailand menyita USD 277 juta dari penipu.  Setelah pengungkapan tersebut, lebih dari 3.200 korban menghubungi pihak berwenang untuk mengajukan kompensasi.

"#Binance Membantu Polisi Kerajaan Thailand dalam Tindakan Keras terhadap Jaringan Kriminal | @Binance Blog https://t.co/GzMGjTlzmI

 — CZ Binance (@cz_binance) 3 Oktober 2023,” tulisnya. 

Pada saat itu, kepala kepatuhan kejahatan keuangan Binance, Tigran Gambaryan menyoroti niat perusahaan untuk bermitra dengan berbagai otoritas di seluruh dunia untuk membantu memulihkan kepercayaan pada ekosistem aset digital.

 

 Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

India Menindak Pertukaran Kripto Luar Negeri, Binance Terdampak

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Keuangan India mengumumkan pada Kamis, 28 Desember 2023 Unit Intelijen Keuangan India (FIU IND) telah mengeluarkan Pemberitahuan Kepatuhan kepada sembilan penyedia layanan kripto luar negeri. 

Pemerintah India memasukkan penyedia layanan kripto ke dalam kerangka kerja Anti Pencucian Uang/Pemberantasan Pendanaan Terorisme (AML-CFT) di negara tersebut pada Maret.

Sembilan penyedia layanan kripto yang menerima pemberitahuan adalah Binance, Kucoin, Huobi, Kraken, Gate.io, Bittrex, Bitstamp, MEXC Global, dan Bitfinex.

“Direktur FIU IND telah menulis surat kepada Sekretaris Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi untuk memblokir URL entitas tersebut yang beroperasi secara ilegal tanpa mematuhi ketentuan Undang-Undang PML di India,” kata Kementerian Keuangan India, dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (31/12/2023).

Semua penyedia layanan kripto yang beroperasi di India diharuskan mendaftar ke FIU IND sebagai entitas pelapor dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Pencegahan Pencucian Uang tahun 2002. 

“Kewajiban ini berbasis aktivitas dan tidak bergantung pada kehadiran fisik di India,” tegas Kementerian Keuangan.

Kementerian Keuangan lebih lanjut menyampaikan 31 penyedia layanan kripto telah terdaftar di FIU IND hingga saat ini. Awal bulan ini, pemerintah India memberi Parlemen daftar 28 penyedia layanan kripto yang terdaftar di Unit Intelijen Keuangan, termasuk Coindcx, Unocoin, Giottus, Bitbns, Zebpay, Wazirx, Coinswitch, Mudrex, Buyucoin, Pyor, Valr, dan Byteks.

 

4 dari 4 halaman

Pengguna Binance di Dunia Tembus 170 Juta

Sebelumnya diberitakan, kepala pertukaran kripto Binance yang baru, Richard Teng mengungkapkan di sosial media X, jumlah pengguna Binance di seluruh dunia telah melampaui 170 juta. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (29/12/2023), dalam postingannya, Teng tidak menunjukkan data spesifik negara mana pun. Pada awal Agustus, pendiri dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao, mencatat jumlah pengguna terdaftar pertukaran kripto terbesar di dunia mencapai 150 juta.

Meskipun terdapat kesulitan pada 2023, termasuk tuntutan hukum dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) dan US Securities and Exchange Commission (SEC), bursa kripto telah berkembang lebih dari 40 juta pengguna selama setahun terakhir.

Pada 2023, Bloomberg melaporkan Zhao menjadi lebih kaya sebesar USD 25 miliar atau setara Rp 385,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.423 per dolar AS), dengan jumlah total kekayaan Zhao kini diperkirakan mencapai USD 37 miliar atau setara Rp 570,6 triliun. 

Sebagian besar kekayaan Zhao, menurut laporan tersebut, berasal dari saham mayoritasnya di Binance. Dibandingkan dengan pertukaran kripto terbesar di AS, Coinbase Binance masih sangat unggul. Jumlah pelanggan Coinbase saat ini mencapai 98 juta. 

Binance mengalami guncangan pada November 2023 yang mengharuskan miliarder sekaligus bos kripto, Changpeng Zhao yang dikenal sebagai kepala Binance mengundurkan diri dari jabatannya dan mengaku bersalah atas pelanggaran undang-undang di AS.

Binance setuju untuk membayar penyelesaian besar-besaran sekitar USD 4 miliar atau setara Rp 61,7 triliun  kepada pemerintah AS pada akhir November untuk aktivitas ilegalnya. 

Selain itu, Zhao mengaku bersalah atas kejahatan terkait kegagalannya mencegah pencucian uang di Binance, dan mengundurkan diri sebagai CEO.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.