Liputan6.com, Jakarta - Dunia blockchain lagi-lagi diserang oleh hacker. Peretas terlihat menyalahgunakan fitur di blockchain Ethereum untuk mengelabui korban agar mengirimkan uang.
Melansir Techradar, ditulis Jumat (17/11/2023), dalam enam bulan terakhir, para penjahat mampu mengelabui hampir 100.000 orang agar memberikan uang sejumlah USD 60 juta atau Rp 930 miliar (asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS) alias hampir Rp 1 triliun. Hal itu diungkapkan melalui laporan baru dari Scam Sniffer.
Baca Juga
Sesuai laporan, para hacker ini menggunakan fungsi yang disebut Create2 saat melakukan aksi peretasan tersebut. Adapun yang dimaksud Create2 adalah sebuah opcode yang memungkinkan pengguna memprediksi alamat kontrak sebelum diterapkan di jaringan Ethereum.
Dengan kata lain, peretas dapat membuat alamat sementara untuk setiap transaksi, alamat yang sangat mirip dengan alamat tujuan pengiriman dana oleh korban. Skema ini dijuluki dengan metode “alamat palsu”.
Kebanyakan pengguna, sebelum mengirim dana, melakukan dua hal, yakni mereka memeriksa ulang alamat penerima untuk memastikan mereka mengirim uang ke tempat yang benar dan mereka mengirimkan transaksi kecil terlebih dahulu untuk memastikan semuanya berfungsi, sebelum mengirimkan sisa dana.
Namun, karena alamatnya merupakan rangkaian panjang karakter yang tampaknya acak, sebagian besar pengguna hanya memeriksa ulang beberapa karakter pertama dan terakhir, alih-alih membandingkan keseluruhan string.
Dengan membuat alamat yang berbeda hanya dalam beberapa karakter, hacker dapat mengelabui orang agar mengira alamat tersebut valid, sebelum mengirimkan dana. Akan tetapi, hal ini masih menyisakan kegagalan kedua, transaksi uji. Penjahat menyiasatinya dengan meneruskan transaksi uji ke alamat sebenarnya.
Alamat serupa bukan milik langsung dompet yang dikendalikan oleh penyerang, tetapi merupakan kontrak pintar yang kemudian mentransfer dana ke tujuan akhir.
Para peneliti mengatakan mereka mengamati beberapa kasus penipuan yang memanfaatkan Create2, dengan satu korban mengalami kerugian hingga USD 1,6 juta.
Alhasil, pengguna disarankan untuk memeriksa seluruh alamat secara menyeluruh sebelum mengirim dana, dan bukan hanya karakter pertama dan terakhir.
BlackRock Bakal Daftarkan ETF Ethereum
Sebelumnya diberitakan, raksasa manajemen aset BlackRock mendaftar untuk menciptakan produk ETF ethereum, sebuah potensi langkah pertama untuk meminta regulator menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa yang terkait dengan eter, token digital terbesar kedua.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (14/11/2023), BlackRock mendaftarkan iShares Ethereum Trust sebagai perwalian hukum Delaware pada Kamis,9 November 2023. Nasdaq juga mengajukan proposal pada Kamis untuk mencatatkan dan memperdagangkan saham perwalian tersebut.
Harga ethereum terakhir naik 9,18 persen di sekitar USD 2.062 atau setara Rp 32,3 juta (asumsi kurs Rp 15.694 per dolar AS), level tertinggi sejak April.
Awal tahun ini, BlackRock mendaftarkan ETF Bitcoin dengan cara yang sama dan seminggu kemudian mengajukan aplikasi ke SEC untuk meluncurkan ETF bitcoin spot. BlackRock menolak mengomentari pembentukan perwalian tersebut atau rencana pengajuan ETF.
Hingga saat ini, sekitar selusin penyedia ETF telah mengajukan permohonan untuk membuat ETF bitcoin spot, atau mengubah produk yang sudah ada menjadi ETF spot, sehingga membantu memicu reli mata uang kripto baru-baru ini.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS sejauh ini belum menyetujui apa pun selain ETF yang terkait dengan kontrak berjangka, dengan Ketua SEC Gary Gensler berpendapat bahwa pasar spot bitcoin rentan terhadap penipuan dan manipulasi.
Beberapa penyedia ETF lain yang telah mengajukan ETF bitcoin spot juga telah meminta persetujuan SEC untuk ETF spot eter, termasuk Ark Investment Management, Invesco, dan VanEck.
Advertisement
UBS Izinkan Klien di Hong Kong Perdagangkan ETF Kripto
Sebelumnya diberitakan, UBS Group AG, manajer kekayaan Swiss terbesar, akan mengizinkan kliennya di platform Hong Kong untuk memperdagangkan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) terkait kripto mulai Jumat, 10 November 2023.
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (13/11/2023), tiga ETF kripto yang disahkan oleh Securities and Futures Commission Hong Kong (SFC) yaitu Samsung Bitcoin Futures Active ETF, CSOP Bitcoin Futures ETF, dan CSOP Ether Futures ETF akan tersedia di UBS Hong Kong.
Hanya klien dengan aset yang dapat diinvestasikan lebih dari USD 2 juta atau setara Rp 31,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.694 per dolar AS) yang dapat memperdagangkan ETF melalui UBS Hong Kong.
Hong Kong memperkenalkan rezim peraturan aset digitalnya pada 1 Juni 2023, yang memungkinkan platform perdagangan kripto berlisensi untuk melayani investor ritel. Hong Kong sebelumnya telah mengumumkan ambisinya untuk menjadi pusat kripto global, meskipun ada larangan perdagangan kripto di Tiongkok daratan.
Namun, otoritas Hong Kong memperketat sikap peraturan mereka terhadap kripto, menyusul kasus penipuan senilai USD 180 juta atau setara Rp 2,8 triliun di bursa kripto JPEX.
Dua regulator keuangan Hong Kong mengeluarkan peringatan bersama pada 23 Oktober yang menunjuk pada risiko produk aset virtual yang kompleks terhadap investor ritel.
Mereka menyarankan perantara untuk hanya menjual aset tersebut kepada investor profesional yang memiliki kekayaan bersih untuk menutupi kerugian finansial.
Yuga Labs, Magic Eden Bakal Luncurkan Pasar Ethereum NFT
Sebelumnya diberitakan, Yuga Labs, perusahaan di balik token non-fungible (NFT) Bored Ape Yacht Club (BAYC), telah bermitra dengan pasar NFT berbasis Solana, Magic Eden, untuk meluncurkan pasar baru berbasis Ethereum pada akhir tahun.
Melansir Yahoo Finance, Selasa (7/11/2023), Magic Eden Ethereum akan menjadi pasar NFT besar berbasis Ethereum pertama yang secara kontrak diwajibkan untuk menghormati royalti pencipta.
"Kami tetap berkomitmen terhadap perbaikan ekosistem pembuat Web3, teguh dalam keyakinan kami bahwa kami harus memperjuangkan para pembuat konten yang merupakan jantung dan jiwa industri ini,” kata salah satu pendiri dan CEO Magic Eden Jack Lu.
Pasar bearish NFT saat ini melihat indeks Forkast 500 NFT turun lebih dari 54 persen tahun ini, sementara koleksi blue-chip seperti BAYC kehilangan lebih dari 59 persen harga dasar mereka pada periode yang sama.
OpenSea, yang sering diperingkat sebagai pasar NFT terbesar di dunia berdasarkan volume, pada Jumat mengumumkan di X (sebelumnya Twitter) bahwa mereka mengurangi jumlah karyawannya
Pada Agustus, OpenSea memotong royalti pembuat konten di platformnya, menjadikannya opsional. Beberapa seniman mengatakan kepada Forkast bahwa keputusan OpenSea telah mendorong pencarian mereka terhadap platform alternatif.Meski demikian, OpenSea tidak menanggapi permintaan komentar Forkast.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement