Sukses

OpenSea PHK 50% Karyawan, Ini Alasannya

PHK 50% karyawan, salah satu pendiri dan CEO OpenSea Devin Finzer menuturkan, perseroan meluncurkan OpenSea 2.0 dengan tim lebih kecil.

Liputan6.com, Jakarta - Marketplace nonfungible token (NFT) OpenSea mengumumkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan pada Jumat, 3 November 2023.

Dikutip dari Cointelegraph, ditulis Senin (6/11/2023), salah satu pendiri dan CEO OpenSea Devin Finzer menuturkan, perseroan meluncurkan OpenSea 2.0 dengan tim lebih kecil. OpenSea diluncurkan pada 2017 saat NFT adalah inovasi. Operasinya pada model yang sebanding dengan eBay dan Etsy, serta menerima pembayaran dalam Ether.

Adapun OpenSea memberhentikan 20 persen karyawannya pada Juli 2022, dengan alasan musim dingin kripto. Setelah itu, mereka memiliki 230 staf.

"Saat ini kami membuat perubahan organisasi dan operasional yang signifikan seiring dengan fokus kami dalam membangun versi OpenSea yang lebih gesit dan pada akhirnya lebih baik,”

“Kami sangat berterima kasih atas kontribusi mereka di OpenSea, dan kami mendukung mereka dengan paket kuat yang terdiri dari dukungan finansial dan non-finansial,” demikian tulis juru bicara OpenSea melalui email kepada Cointelegraph.

Juru bicara tersebut menambahkan, sekitar 50 persen karyawan akan terkena dampaknya di seluruh fungsi dan secara khusus menyebutkan jumlah manager menengah akan dikurangi.

Para karyawan akan menerima paket pesangon selama empat bulan, percepatan pemberian saham dan enam bulan perawatan kesehatan berkelanjutan dan perawatan kesehatan mental.

OpenSea hadapi penolakan komunitas yang signifikan pada Agustus ketika mengumumkan menghentikan filter operator, sebuah fitur yang memungkinkan pembuat konten memasukkan pasar yang tidak terapkan royalti ke dalam daftar hitam.

Yuga Labs, pencipta seri Bored Ape Yacht Club dan CryptoPunks NFT yang populer mulai kurangi penggunaan smart contract OpenSea Seaport. "Saat kami membangun kembali, kami akan terus mendukung produk yang sudah ada, dan akan menguji OpenSea 2.0 secara berulang,” ujar Finzer.

Adapun saat ini, perusahaan mencantumkan 12 posisi terbuka di Linkedln, dengan gaji awal berkisar antara USD 90.000-USD 270.000.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mantan Karyawan OpenSea Dipenjara Akibat Kasus Perdagangan Orang Dalam

Sebelumnya diberitakan, seorang mantan karyawan di pasar NFT OpenSea diperintahkan untuk menghabiskan tiga bulan di balik jeruji besi setelah dinyatakan bersalah dalam kasus perdagangan orang dalam pertama yang melibatkan aset digital.

Nathaniel Chastain, yang menggunakan informasi rahasia sebagai kepala produk di OpenSea untuk menghasilkan ribuan dolar, pada Selasa dijatuhi hukuman oleh Hakim Distrik AS Jesse M. Furman di New York, setelah juri memutuskan dia bersalah pada Mei atas penipuan kawat dan pencucian uang.

Chastain bertanggung jawab untuk memilih token mana yang akan ditampilkan di halaman beranda OpenSea, yang biasanya menaikkan harga. 

Menghasilkan Lebih Dari Rp 800 Juta

Jaksa mengatakan dia membeli lusinan NFT sebelum disorot, dan menjualnya segera setelah itu sebanyak lima kali lipat dari yang dia bayarkan, menghasilkan lebih dari USD 57.000 atau setara Rp 873,4 juta (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS).

"Saya di sini hari ini karena dua tahun lalu saya mengecewakan komunitas yang saya layani dan kehilangan pandangan tentang orang yang saya cita-citakan. Saya minta maaf karena telah membuat kolega dan teman saya di OpenSea mengalami cobaan ini,” kata Chastain, dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Minggu (27/8/2023).

Kasus terhadap Chastain dapat menandai jalan bagi kejaksaan untuk menindak penipuan di pasar baru dan nontradisional untuk aset digital seperti kripto dan NFT sementara regulasi masih dikembangkan.

Sebagian besar kasus perdagangan orang dalam tradisional berpusat pada biaya penipuan sekuritas untuk membeli dan menjual saham berdasarkan pengetahuan detail informasi non-publik. Namun, Chastain didakwa melakukan penipuan kawat dituduh menyalahgunakan informasi bisnis rahasia.

 

3 dari 3 halaman

Yuga Labs Bakal Blokir OpenSea, Ini Alasannya

Sebelumnya, Yuga Labs, perusahaan pencipta koleksi NFT populer Bored Ape Yacht Club (BAYC), akan menghapus dukungan untuk protokol Seaport OpenSea mulai Februari 2024.

Langkah tersebut dilakukan setelah keputusan OpenSea untuk menonaktifkan royalti wajib untuk koleksi yang ada. Koleksi Yuga Labs mencakup hampir USD 5 miliar atau setara Rp 76,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.324 per dolar AS).

Selain itu, nilai perdagangan sepanjang masa di OpenSea, dengan BAYC sendiri menghasilkan USD 2 miliar atau setara Rp 30,6 triliun. 

Harga dasar proyek Yuga telah terpukul selama seminggu terakhir, dengan BAYC, MAYC dan BAKC masing-masing turun 20 persen, 22 persen dan 29 persen. NFT Bored Ape belum diperdagangkan di bawah 23 ETH sejak Agustus 2021.

Penghapusan Penegakan Royalti OpenSea

Pekan lalu, OpenSea, pasar NFT terbesar kedua berdasarkan volume, mengatakan akan menghapus Operator Filter, alat penegakan royalti on-chain, mulai 31 Agustus. Koleksi yang ada akan melihat royalti diberlakukan hingga 29 Februari 2024.

"Agar jelas, biaya kreator tidak akan hilang - hanya penegakannya yang tidak efektif dan sepihak." kata CEO dan salah satu pendiri OpenSea, Devin Finzer, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (23/8/2023).

Investor OpenSea terkemuka Mark Cuban mengkritik langkah tersebut, dengan mengatakan, "Tidak mengumpulkan dan membayar royalti atas penjualan NFT adalah kesalahan besar oleh OpenSea. Ini mengurangi kepercayaan pada platform dan merugikan industri."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini