Sukses

SEC Bakal Tuntut Pertukaran Kripto Coinbase, Ada Apa?

SEC bakal menuntut Coinbase terkait beberapa produk pertukaran kriptonya. Saham Coinbase pun lesu.

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) telah mengancam akan menuntut pertukaran kripto Coinbase Global Inc atas beberapa produk, ini merupakan langkah SEC pengawasan di beberapa sektor yang belum diatur.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (23/4/2023). saham Coinbase turun hampir 13 persen menjadi USD 67,33 atau sekitar Rp 1 juta (asumsi kurs Rp 15.256 per dolar AS) dalam perdagangan yang diperpanjang setelah perusahaan mengatakan pada Rabu regulator telah mengeluarkan pemberitahuan.

Deklarasi resmi dari staf SEC bermaksud untuk merekomendasikan tindakan penegakan hukum. Tindakan penegakan potensial akan terkait dengan aspek pasar spot Coinbase serta produk Earn, Prime, dan Wallet, Coinbase.

SEC telah meningkatkan upaya untuk menindak industri kripto sejak ledakan FTX tahun lalu, dan layanan staking seperti Coinbase Earn berada di bawah pengawasan yang meningkat karena tidak terdaftar.

Staking adalah proses di mana pemegang kripto secara sukarela mengambil bagian dalam memvalidasi transaksi di blockchain. Produk-produk ini sering kali menawarkan hasil yang menakjubkan kepada pelanggan.

Bulan lalu, Kraken setuju untuk menutup layanan staking cryptocurrencynya di AS dan membayar denda USD 30 juta atau setara Rp 487,5 miliar untuk menyelesaikan biaya SEC karena gagal mendaftarkan program.

Coinbase mengatakan layanannya terus beroperasi seperti biasa setelah pemberitahuan dikeluarkan. Pemberitahuan tidak selalu menghasilkan tuntutan atau sinyal penerima telah melanggar hukum apa pun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

SEC Bekukan Aset BKCoin Terkait Dugaan Skema Ponzi Kripto

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Bursa AS ( SEC) mengajukan tindakan darurat terhadap penasihat investasi BKCoin Management dan salah satu prinsipalnya sehubungan dengan dugaan skema penipuan kripto senilai USD 100 juta atau setara Rp 1,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.357 per dolar AS). 

SEC mengatakan berhasil membekukan aset BKCoin Management, penunjukan penerima dan bantuan darurat lainnya terhadap perusahaan yang berbasis di Miami itu. 

Keluhan SEC, diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan Florida, menuduh BKCoin melanggar ketentuan anti penipuan undang-undang sekuritas federal. 

Dari setidaknya Oktober 2018 hingga September 2022, SEC mengatakan dalam rilis 6 Maret, BKCoin mengumpulkan sekitar USD 100 juta dari setidaknya 55 investor untuk berinvestasi dalam aset kripto.

SEC menuduh BKCoin malah menggunakan sebagian uang itu untuk melakukan pembayaran seperti Ponzi dan untuk penggunaan pribadi. 

“Para terdakwa mengabaikan struktur dana, mencampurkan aset investor, dan menggunakan lebih dari USD 3,6 juta atau setara RP 55,2 miliar untuk melakukan pembayaran seperti Ponzi untuk mendanai investor,” kata SEC, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (7/3/2023). 

BKCoin didirikan pada 2018 oleh Kevin Kang dan Carlos Betancourt. Kang dipecat pada Oktober karena diduga menyalahgunakan USD 12 juta aset atau setara Rp 184,2 miliar dari tiga dana multistrategi, menurut pengajuan pengadilan ke Pengadilan Sirkuit AS di Florida.

Pengaduan tersebut juga mengatakan Kang menyalahgunakan setidaknya USD 371.000 atau setara Rp 5,6 miliar uang investor untuk membayar, antara lain, liburan, tiket acara olahraga, dan apartemen di New York City.

Kang diduga berusaha menyembunyikan penggunaan uang investor yang tidak sah dengan memberikan dokumen yang diubah dengan saldo rekening bank yang membengkak kepada administrator pihak ketiga untuk mendapatkan dana tertentu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 5 halaman

Influencer Kripto

Influencer kripto Venezuela terkemuka Newman Perez awal bulan ini alami perdebatan di Kolombia oleh seorang pria yang menuduhnya mencuri dananya. 

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/3/2023), Perez sebenarnya orang Venezuela, saat ini dia tinggal di Kolombia karena dia dicari di Venezuela atas tuduhan penipuan terus-menerus, ancaman terhadap pejabat publik, perubahan barang, dan kekerasan pribadi.

Influencer yang memiliki pengikut Instagram lebih dari 668.000, telah meluncurkan beberapa bisnis sebelumnya. Salah satu yang tertua dan paling terkenal adalah situs web Apreciodepana.com, yang menurut Perez didukung oleh Google Ventures.

Setelah kejadian tersebut, Perez mengatakan di akun Instagramnya itu semua adalah “eksperimen sosial”. Namun beberapa pengikutnya percaya itu hanya sebuah alasan.

Tak lama setelah itu, Perez mengarahkan pengikutnya ke siaran pers yang diterbitkan di Forbes, mempromosikan proyek kripto terbarunya yaitu BNB Beats.

Kontroversi BNB Beats

BNB Beats, aplikasi kripto di jaringan BNB Chain, mengklaim itu menghasilkan pengembalian harian 1 persen dan 3 persen per hari dari jumlah berapapun yang diinvestasikan oleh penggunanya. 

Buku putihnya tidak menjelaskan apa yang dilakukannya, tetapi mengatakan berfokus pada "meningkatkan kualitas hidup manusia" melalui pendidikan, kepercayaan, dan inovasi.

Baru-baru ini, DappBay, pusat aplikasi yang dibuat oleh Binance pada Juli 2022 mengeluarkan peringatan merah pada BNB Beats milik Perez, yang berarti proyek itu telah ditandai sebagai penipuan. 

4 dari 5 halaman

Dampak Pasar Kripto di Tengah Kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital

Kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) dan Silvergate Capital, telah memaksa banyak perusahaan kripto 'menahan napas'.

Hilangnya mitra perbankan yang signifikan bagi banyak startup berarti akan semakin sulit bagi mereka untuk mematuhi peraturan dan menawarkan layanan mereka dengan cara yang sesuai dengan harapan Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat.

Silicon Valley Bank yang memiliki banyak startup kripto serta perusahaan modal ventura sebagai nasabah utama dinyatakan kolaps setelah 48 jam bank tersebut bangkrut dan mengalami krisis modal. Salah satu faktor kebangkrutan adalah kenaikan suku bunga agresif The Fed selama setahun terakhir.

Sementara, Silvergate Capital yang merupakan salah satu bank terbesar dalam industri kripto, mengumumkan sedang dalam proses menghentikan operasi dan melikuidasi bank mereka. Saham perusahaan turun lebih dari 36% pada pasca perdagangan bursa.

Silvergate Capital adalah salah satu dari dua bank utama untuk perusahaan kripto, bersama dengan Signature Bank yang berbasis di New York.

Menyusul kolapsnya Silicon Valley Bank dan Silvergate Capital, Signature Bank (bank terbesar di industri kripto) pun dinyatakan diambil alih regulator negara bagian.

Lantas, bagaimana dampaknya terhadap pasar kripto secara global? Runtuhnya SVB dan Silvergate jelas akan terus menantang industri kripto secara keseluruhan.

Selain itu, kondisi ini juga menciptakan ketidakpastian karena kemitraan perbankan sangat penting untuk infrastruktur yang memungkinkan perusahaan kripto beroperasi.

 

5 dari 5 halaman

Prediksi Pasar Kripto

Namun menurut pengamatan Presiden Direktur Upbit Indonesia, Putra Nugraha, pasar kripto akan kembali menghijau karena dampak bangkrutnya Silvergate Bank yang membuat masyarakat lebih mempercayai pasar kripto.

Pemerintah AS melalui Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Ketua Dewan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell, dan Ketua Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) Martin Gruenberg, mengumumkan pernyataan bersama bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.

“Meskipun industri kripto masih dibayang-bayangi ketidakpastian imbas kolapsnya bank kripto seperti Silvergate dan Signature Bank, ditambah dengan inflasi dan suku bunga The Fed yang masih tinggi, namun nyatanya pasar kripto kembali menghijau dikarenakan masyarakat mempercayai pasar kripto di tengah situasi krisis SVB seperti saat ini”, ungkap Putra Nugraha, Presiden Direktur Upbit Indonesia, melalui keterangannya, Senin (20/3/2023).

Ia menyebut kenaikan harga yang terjadi pada aset kripto, tentunya perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat Indonesia yang berinvestasi di kripto, agar investor tetap melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan jual beli agar dapat mengetahui koin dan waktu yang tepat untuk membeli.

"Walaupun sejauh ini pasar Indonesia tidak terdampak secara langsung, diimbau agar pengguna tidak terlalu terburu-buru dalam mengambil langkah. Tetap harap diingat bahwa aset digital adalah aset dengan fluktuasi dengan harga yang sangat tinggi”, ucap Putra memungkaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.