Sukses

Muncul Keinginan Mencelakakan Diri Sendiri? Kenali Apa Itu Call of The Void

Walaupun terdengar menakutkan, call of the void tidak berhubungan dengan tindakan bunuh diri.

Liputan6.com, Jakarta Apakah saat berada di luar, pernah muncul keinginan untuk melompat ke depan kereta yang sedang melaju, lompat dari atap, atau terjun bebas ke dasar air ketika berdiri di atas sebuah jembatan?

Kemudian, dalam hati muncul sebuah pertanyaan, "Bagaimana jika saat ini saya meloncat?" Keinginan atau dorongan ini tidak jelas muncul dari mana dan akan cepat hilang dengan sendirinya.

Kondisi ini ternyata memiliki istilah bernama call of the void. Istilah yang dalam bahasa Prancis disebut juga dengan l’appel du vide, merupakan sebuah gambaran dan dorongan untuk "melemparkan" diri ke dalam sebuah kehampaan dan kekosongan dalam hidup. 

Apakah Anda sendiri pernah merasakan hal tersebut? Meskipun terkesan menakutkan, hal ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan keinginan bunuh diri. Selain itu, call of the void menjadi hal umum yang dirasakan oleh seseorang. Namun, masih jarang orang yang membicarakan atau membahasnya lebih lanjut.

Faktanya, dalam sebuah penelitian tahun 2012, seperti informasi yang dihimpun dari Healthline, Minggu (30/7/2023), satu-satunya studi yang mengeksplorasi fenomena tersebut hingga saat ini, menunjukkan bahwa dorongan ini mungkin memiliki penjelasan ilmiah yang bisa dijelaskan dengan mudah.

Lantas, apa yang bisa menjadi penyebab call of the void terjadi? Apakah hal ini sesuatu yang normal dan tidak berkaitan dengan gangguan kesehatan mental tertentu? Coba simak informasi di sini sampai akhir, ya!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apakah Call of The Void yang Sebenarnya?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, call of the void atau yang dikenal juga dengan High Place Phenomenon (HPP) adalah sebuah fenomena yang terjadi saat orang-orang berdiri di suatu tempat yang lebih tinggi. Selain itu, kondisi ini juga bisa muncul ketika Anda sedang melakukan aktivitas yang melibatkan bahaya.

Saat itulah, seseorang akan mengalami dorongan untuk melakukan hal yang berisiko serta bahaya yang tinggi. Beberapa contoh di antaranya:

  • Keinginan untuk membelokkan setir dan berpindah jalur secara tiba-tiba ketika sedang mengemudi sendirian.
  • Melompat ke dalam air saat sedang berada di atas jembatan atau dalam kapal.
  • Berdiri di depan kereta dan muncul keinginan untuk melompat ke depan badan kereta.
  • Muncul rasa ingin melukai diri sendiri ketika sedang memegang pisau atau benda tajam lainnya.
  • Ingin memasukkan benda logam ke stop kontak listrik.
  • Mau memasukkan tangan Anda ke dalam api.

Saat keinginan dan dorongan ini muncul, Anda akan sadar dan berusaha untuk melawannya. Seperti mengatakan pada diri sendiri bahwa hal ini tidak benar dan Anda tidak akan pernah melakukannya lagi. Ini terjadi karena Anda memiliki kesadaran untuk melakukan penolakan.

3 dari 5 halaman

Apakah Call of The Void Merupakan Hal yang Normal?

Dorongan atau pikiran untuk melakukan hal yang berbahaya tentu bisa mengkhawatirkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda. Lantas, apakah call of the void merupakan sesuatu yang normal? Menurut para ahli, hal tersebut merupakan perasaan yang normal dan orang-orang sangat umum mengalami hal serupa. Menurut studi pada tahun 2012 yang sudah melibatkan 413 mahasiswa menemukan beberapa hal, di antaranya:

  • Lebih dari setengah mahasiswa yang melaporkan kalau mereka tidak pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun, mereka sering mengalami HPP dalam beberapa cara, seperti membayangkan atau memiliki keinginan untuk melompat.
  • Sekitar tiga perempat dari mereka yang sebelumnya pernah memiliki keinginan bunuh diri mengalami HPP.
  • Seseorang yang memiliki atau lebih sensitif terhadap gejala kecemasan, tapi lebih sedikit memiliki keinginan untuk bunuh diri, lebih mungkin mengalami HPP.
4 dari 5 halaman

Kenapa Call of The Void Terjadi?

Lalu, apa yang menyebabkan call of the void terjadi? Sejauh ini, tidak ada yang tahu pasti. Berdasarkan studi pertama dan satu-satunya yang melihat HPP dan setelah mewawancarai 431 mahasiswa sarjana dengan latar belakang kesehatan mental yang berbeda-beda, mereka menyimpulkan bahwa HPP kemungkinan besar terkait dengan susunan otak Anda. Seperti beberapa di antaranya:

  • Keinginan untuk bertahan hidup

Ketika berada di tempat yang berbahaya atau situasi dengan potensi bahaya lainnya, otak Anda akan memberikan sinyal peringatan seperti "Mundur!", "Jangan sentuh!" atau "Jangan lakukan itu!"

Sinyal tersebut akan terjadi dengan cepat, sehingga secara naluri Anda akan langsung mundur dari hal tersebut tanpa menyadari alasannya. Kemudian ketika berpikir tentang apa yang terjadi, Anda mungkin akan mengira bahwa itu menjadi peringatan untuk mencelakai diri sendiri, sehingga terkesan seperti keinginan bunuh diri.

  • Gangguan kecemasan

Mengapa otak Anda memikirkan ke sana? Padahal Anda sendiri tidak benar-benar memiliki keinginan untuk mati atau menyakiti diri sendiri? Di situlah gangguan kecemasan menjadi salah satu penyebab terjadinya call of the void. Pasalnya, peneliti mengungkapkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan yang lebih tinggi lebih mungkin mengalami HPP. 

Kondisi ini pun sering melibatkan kecemasan seseorang terhadap hal tertentu, sebagai contoh Anda percaya bahwa detak jantung yang berdebar kencang bisa menjadi tanda serangan jantung. Atau saat Anda merasakan gejala panik, Anda mungkin akan muncul keinginan untuk pingsan.

5 dari 5 halaman

Kapan Memerlukan Bantuan Profesional?

Perlu diingat bahwa call of the void ini sangat mirip dengan keinginan untuk bunuh diri. Jika Anda pernah memiliki keinginan tersebut, kemungkinan besar Anda juga akan mengalami dorongan ini. 

Banyak orang yang mempunyai pikiran mengakhiri hidup tanpa pernah membuat rencana atau niat sebelumnya. Oleh karenanya, seandainya Anda sering mengalami call of the void yang sangat menganggu, sebaiknya segera meminta bantuan seorang profesional, ya. Terlebih pikiran tersebut mengarah hingga niatan untuk bunuh diri dan berlanjut dari waktu ke waktu.

Ada baiknya, berbicara dengan seseorang jika Anda memiliki beberapa gejala ini:

  • Sering merasa khawatir akan suatu hal.
  • Merasa putus asa.
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi.
  • Adanya perubahan suasana hati yang tiba-tiba atau cepat.
  • Sulit tidur atau muncul kesulitan untuk bangun dari tempat tidur.
  • Rasa kesepian yang tidak habis-habis.
  • Perasaan sedih yang berlebihan.

Sayangnya, gejala yang terjadi sering kali akan memburuk tanpa pengobatan yang tepat. Jadi alangkah lebih baik, segera mencari bantuan jika beberapa hal tersebut Anda rasakan. Dengan berbicara kepada profesional, bisa mencegah Anda melakukan hal-hal yang buruk dan dapat menjaga kualitas hidup Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.