Sukses

Jangan Diabaikan, 5 Kondisi Sepele Ini Bisa Jadi Tanda Gejala Penyakit Serius

Ketahui beberapa kondisi sepele yang bisa menjadi tanda gejala penyakit serius.

Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui tubuh kita dengan baik dan menyadari ketika ada sesuatu yang tidak benar adalah kunci kesehatan. Itu memang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. 

Namun, tanda-tanda masalah kesehatan yang serius bisa tidak terlihat pada tahap awal, ketika intervensi biasanya paling berhasil. 

Apakah Anda telah memperhatikan perubahan suasana hati, pola tidur, atau berat badan? Mengenali gejala-gejala tertentu yang hampir diam pada waktunya bisa memberi petunjuk kepadamu tentang penyakit yang berpotensi serius. Bahkan, melakukan hal itu bisa menyelamatkan hidupmu. 

Oleh karena itu, ketahui beberapa kondisi sepele yang bisa menjadi tanda gejala penyakit serius, seperti melansir dari Times of India, Jumat (5/5/2023). 

1. Kulit gatal

Kulit gatal biasanya cukup mudah, seringkali berasal dari reaksi terhadap iritasi eksternal, kulit kering, atau bahkan sengatan matahari. 

Namun, dalam beberapa kasus, kulit yang gatal menunjukkan kondisi sistemik yang lebih dalam yang berhubungan dengan ginjal dan hati.

Menurut studi tahun 2015 dari British Journal of General Practice ini, kulit gatal bisa mengindikasikan gagal ginjal, penyakit darah termasuk limfoma dan leukimia, dan penyakit hati seperti sirosis bilier primer.

Jika Anda sering merasa ingin menggaruk, tapi jika tidak ada ruam yang terlihat, segera konsultasikan ke dokter tentang kemungkinan masalah mendasar yang lebih serius.

2. Leher kaku

Meskipun leher kaku bisa disebabkan oleh penyakit umum seperti stres, postur tubuh yang buruk, atau ketegangan otot sederhana, hal ini juga bisa menjadi sesuatu yang jauh lebih merusak. 

Menurut sebuah studi tahun 2011 di jurnal Current Review in Musculoskeletal Medicine, kekauan leher juga bisa mengindikasikan kelainan tulang belakang leher degeneratif, yang memengaruhi hingga dua pertiga populasi seumur hidupmu.

Jika tidak diobati, ini bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen, kompresi sumsum tulang belakang, kelumpuhan dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian. Jadi, jika sakit lehermu tidak kunjung hilang, segera periksakan ke ahlinya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3. Perubahan dalam kepribadian

Tentu saja Anda bisa mengharapkan beberapa fluktuasi dalam suasana hatimu dari hari ke hari, tergantung pada apa yang terjadi dalam hidupmu.

Tapi jika Anda atau orang-orang di sekitarmu melihat adanya perubahan kepribadian yang mendadak yang tidak didahului oleh perubahan besar dalam hidup, itu mungkin terjadi karena penyebab medis.

Menurut Manual Merck, seorang dokter bisa membantumu mengevaluasi apakah penyebabnya adalah masalah kesehatan mental, efek samping pengobatan, produk sampingan dari masalah kesehatan saraf, atau akibat dari masalah kesehatan tubuh lainnya, seperti darah rendah, gula, masalah kelenjar tiroid, atau bahkan lupus. 

4. Nyeri Sendi

Banyak dari kita menganggap nyeri sendi hanyalah bagian alami dari proses penuaan, dan karena alasan itu, kita cenderung lalai untuk menghubungi dokter saat gejala ini muncul dengan sendirinya. 

Tapi nyeri sendi bisa sangat membatasi mobilitas dan kesehatanmu secara keseluruhan. Laporan tahun 2018 dalam jurnal Geriatric Nursing menunjukkan bahwa “tingkat pembatasan mobilitas yang lebih tinggi sangat terkait dengan hasil kesehatan yang negatif.”

Dengan kata lain, apa pun penyebabnya, menjaga mobilitas adalah kunci kesehatan dan kebugaranmu secara keseluruhan. 

Studi tersebut menjelaskan bahwa lebih dari 30 persen orang dewasa dikategorikan memiliki “mobilitas terbatas,” meningkatkan risiko jatuh secara demografis, kesehatan psikologis yang buruk dan obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker tertentu.

Jika ragu, segera konsultasikan ke dokter tentang nyeri sendi Anda sebelum memengaruhi kesehatanmu secara keseluruhan. 

 

3 dari 3 halaman

5. Pelupa

Semua orang terkadang lupa. Tapi Verna R. Porter, seorang ahli saraf dan direktur Program Penyakit Alzheimer di Providence Saint John’s Health Center di Santa Monica, California, menjelaskan bahwa orang harus menyadari kapan kelupaan itu bisa menjadi tanda demensia.

Porter menyarankan bahwa penurunan pada dua kemampuan intelek—seperti bahasa, penalaran abstrak, penilaian, atau ingatan—mungkin menjadi tanda demensia. 

Jadi, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter jika gejala ini memengaruhi kehidupanmu sehari-hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.