Sukses

6 Cara Jaga Kesehatan Mental Selama Musim Liburan Menurut Ahli

Musim liburan telah tiba, saatnya mengatur dan menjaga kesehatan mental agar tetap stabil.

Liputan6.com, Jakarta - Musim liburan segera tiba, berkumpul bersama keluarga hingga bepergian ke tempat baru, bagi banyak orang itu menyenangkan. Namun, bagi yang lain itu bisa saja ditakuti.

Hal tersebut bisa jadi dialami seseorang karena pengaruh dari kondisi kesehatan mental-nya.

Dilansir Elite Daily, Senin (26/12/2022), menurut survei Healthline pada 2015, 44 persen orang melaporkan merasa 'agak stres' selama liburan, dengan 18 persen merasa 'sangat stres'.

Penyebab utama stres berkisar dari keuangan (47 persen) hingga makan dengan benar dan tetap bugar (16 persen), di antara yang lainnya.

Jadi, sangat penting untuk memprioritaskan dirimu sendiri seperti yang kamu lakukan pada waktu-waktu lain dalam setahun.

Untuk mengatur kesehatan mentalmu selama musim liburan, diungkapkan oleh Elite Daily yang berbicara dengan tiga ahli tentang panduan terbaik mereka, karena kepedulian adalah hadiah yang harus diberikan kepada dirimu sendiri.

Berikut enam cara menjaga kesehatan mental selama musim liburan:

1. Rencanakan ke Depan dan Pikirkan Tentang Kemungkinan Pemicunya

Ketika musim liburan tiba, kamu mungkin akan bertemu dengan banyak orang, terutama orang-orang masa lalumu.

"Karena liburan adalah waktu yang secara tradisional dihabiskan bersama keluarga, ada banyak pengingat akan hal-hal dari masa lalu," kata Laura Minero, Ph.D., seorang psikolog konseling berlisensi yang berbasis di Los Angeles.

"Ketika kamu berada di sekitar orang-orang yang telah berkontribusi dalam menciptakan pola-pola kamu saat ini, kamu bisa kembali ke pola-pola itu, bahkan jika kamu adalah seseorang yang telah keluar dari rumah keluarga selama 20 tahun," dia menambahkan.

Oleh sebab itu, kamu perlu merencanakan ke depannya dan memikirkan kemungkinan pemicu stres.

"Merencanakan ke depan untuk meminimalkan kejatuhan emosional kamu sangatlah penting, karena setiap kali kita terpicu, kita tidak hanya kesal di dalam kepala, tetapi tubuh kita juga terpicu, dan butuh waktu bagi kita untuk kembali ke titik awal," kata Paula Durlofsky, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi yang berbasis di Bryn Mawr, Pennsylvania.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Ketahui Batasanmu

Alex Villarreal, M.A., LPC, seorang konselor profesional berlisensi yang berbasis di Austin, Texas, menjelaskan bahwa sistem saraf kita diatur dalam fungsi kita sehari-hari, sehingga kita dapat terlibat secara normal dengan cara yang terasa aman. Namun, ketika kita mengalami stres, sistem kita bisa menjadi tidak teregulasi. 

"Kita semua memiliki batasan dan garis dasar yang berbeda, pahami garis dasar kamu sendiri dan apa yang terlalu banyak atau terlalu sedikit, dan izinkan dirimu untuk beristirahat," Durlofsky menyarankan.

Dia menambahkan, bebas saja untuk melewatkan pesta liburan itu jika kamu merasa kehabisan tenaga.

3. Menyatakan Perasaan dan Batasan

Saat bertemu keluarga, bisa jadi ada anggota keluarga yang terlalu beracun bagimu, seperti merendahkanmu. Penting sekali untuk membuat batasan terhadap orang-orang seperti itu.

"Pada akhirnya, kita tidak dapat mengendalikan orang lain, tetapi kita dapat mengendalikan diri kita sendiri," kata Durlofsky.

Keluar dari ruangan, berjalan-jalan, dan mengubah topik pembicaraan adalah pilihan yang bisa dilakukan.

 

3 dari 4 halaman

4. Istirahat dari Ponsel

Menggunakan media sosial secukupnya memang bagus, tetapi ketika kamu merasa media sosial memengaruhi suasana hatimu, seperti membuat iri hati, rasa insecure, atau pemicu lainnya saat kamu berada di meja makan bersama keluarga, mungkin sudah waktunya untuk menetapkan batasan.

"Terkadang kamu perlu beristirahat sejenak dan memahami bahwa (melakukan hal itu) adalah bentuk perawatan diri dan cinta diri," kata Durlofsky.

5. Putuskan Bagaimana Menghadapi Komentar Negatif

Media sosial bisa menjadi tempat orang mengeluarkan suaranya dengan mudah. Namun, terkadang apa yang diketik oleh jari mereka itu bisa membuat dampak buruk bagi orang lain.

Tidak hanya dari media sosial, mungkin saat pertemuan keluarga kamu juga mendapatkan komentar negatif. Perlahan, kamu bisa berbicara kepada mereka bahwa hal tersebut menyakitimu dan kamu juga sebisa mungkin membuat batasan.

4 dari 4 halaman

6. Fokus pada Hal Positif

Cara terbaik untuk mendekati musim ini adalah dengan pikiran yang terbuka dan siap. Memperhatikan hal-hal positif yang kamu dapatkan dari liburan bisa sangat membantu.

Tentu saja, jika kamu mengalami kecemasan atau depresi selama musim liburan, kamu mungkin juga mengalaminya di waktu lain.

Ketika kamu menemukan bahwa kamu bisa mendapatkan manfaat dari bantuan ahli, jangan ragu untuk melakukan riset dan menghubungi profesional berlisensi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.