Sukses

Fakta atau Mitos, Dengar Musik Bisa Tingkatkan Kualitas Tidur?

Mendengarkan musik salah satu cara meningkatkan suasana hati, namun apakah jika berlebihan dapat menjadi pengaruh buruk?

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang menyukai musik, dari kalangan usia berapa pun. Bahkan, kita pasti memiliki satu lagu kesukaan yang hampir setiap hari kita putar berulang kali.

Musik adalah bentuk seni yang kuat. Meskipun bisa dibilang menyita waktu kita, mendengarkan musik juga memiliki dampak yang luar biasa, yakni meningkatkan kemampuan untuk tidur cepat dan merasa lebih tenang saat istirahat.

Dilansir Sleepfoundation, Selasa (1/11/2022), anak-anak dari segala usia, dari bayi prematur hingga anak sekolah dasar, tidur lebih nyenyak setelah mendengarkan musik yang menenangkan.

Menggunakan musik juga dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Dalam sebuah penelitian, orang dewasa yang mendengarkan musik selama 45 menit sebelum tidur dilaporkan memiliki kualitas tidur yang lebih baik sejak malam pertama.

Sebelum menambahkan musik ke rutinitas malam mereka, peserta membutuhkan 27 hingga 69 menit untuk tertidur, setelah menambahkan musik hanya butuh 6 hingga 13 menit.

Selain mempercepat tidur dan meningkatkan kualitas tidur, memutar musik sebelum tidur dapat meningkatkan efisiensi tidur, yang berarti lebih banyak waktu yang sebenarnya dihabiskan untuk tidur.

Lalu apakah kebiasaan mendengarkan lagu sebelum tidur itu hal yang positif atau malah negatif? 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Menurunkan Kadar Kortisol

Kemampuan mendengar musik tergantung pada serangkaian langkah yang mengubah gelombang suara yang masuk ke telinga menjadi sinyal listrik di otak.

Saat otak menafsirkan suara-suara ini, serangkaian efek fisik dipicu di dalam tubuh. Banyak dari efek ini baik secara langsung meningkatkan tidur atau mengurangi masalah yang mengganggu tidur.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik meningkatkan kualitas tidur karena efeknya pada pengontrolan hormon, termasuk hormon stres kortisol.

Jika kita stres dan memiliki kadar kortisol yang tinggi dapat meningkatkan kewaspadaan dan menyebabkan kurangnya waktu tidur. Sementara itu, mendengarkan musik menurunkan kadar kortisol, yang mana dapat disimpulkan mengapa hal itu membantu membuat orang merasa nyaman dan melepaskan stres.

Musik memicu pelepasan dopamin, hormon yang dilepaskan selama aktivitas seperti makan, olahraga, dan lainnya dapat meningkatkan perasaan tenang pada waktu tidur dan mengatasi rasa sakit.

Respon fisik dan psikologis terhadap musik, efektif dalam mengurangi rasa sakit fisik baik akut maupun kronis.

3 dari 4 halaman

2. Menenangkan Sistem Saraf Otonom

Mendengarkan musik juga dapat berkontribusi untuk relaksasi dalam menenangkan sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom adalah bagian dari sistem alami tubuh untuk mengendalikan proses otomatis atau tidak sadar, termasuk yang ada di dalam jantung, paru-paru, dan sistem pencernaan.

Musik meningkatkan kualitas tidur melalui bagian menenangkan dari sistem saraf otonom, yang menyebabkan pernapasan lebih lambat, detak jantung lebih rendah, dan tekanan darah berkurang.

Banyak orang yang kurang tidur mengasosiasikan kamar tidur mereka dengan frustrasi dan malam tanpa tidur.

Faktanya, musik dapat mengatasi hal ini, dengan mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu atau overthinking dan mendorong relaksasi fisik dan mental yang diperlukan untuk tertidur.

Selain itu, musik dapat membantu meredam kebisingan lingkungan dan meningkatkan efisiensi tidur, lantaran hal tersebut juga berhubungan dengan beberapa konsekuensi kesehatan yang merugikan termasuk penyakit kardiovaskular.

4 dari 4 halaman

3. Otak Tidak Bisa Istirahat Sepenuhnya

Dilansir Times of India, menurut penelitian, kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur atau akhirnya tertidur dengan earphone  di telinga menimbulkan banyak bahaya.

Meskipun hampir tidak ada klaim bahwa itu bisa membunuh, tetapi kualitas tidur bisa terganggu. Apalagi untuk waktu yang lama, sering diyakini bahwa musik dengan kualitasnya yang menenangkan, sebenarnya dapat membantu tidur lebih nyenyak.

Namun kita lupa bahwa tubuh kita memiliki ritme sendiri untuk diikuti dan dengan menginduksi suara, sehingga kita memaksa tubuh untuk bergantung pada sesuatu yang lain. Kebiasaan tertidur dengan musik secara teratur ini sebenarnya tidak sehat dalam jangka panjang.

Salah satu alasan utama mengapa tidur kita terganggu adalah karena kita mendengarkan musik di ponsel dalam jangka waktu yang panjang, bahkan ponsel kita tidak akan jauh dari jangkauan kita tertidur.

Diketahui, musik memaksa otak kita untuk tetap aktif sepanjang waktu sehingga tidak mendapatkan waktu istirahat yang dibutuhkan.

Ketika kita benar-benar mendengarkan musik dan akhirnya tertidur, otak kita tidak sepenuhnya mati. Memang bagian otak yang bertanggung jawab untuk interaksi dan penerimaan tetap tidak sadar, namun tidak benar-benar mendapatkan istirahat yang secukupnya.

Hal tersebut bisa membuat kita terbangun di tengah malam atau bisa menyenandungkan lagu dalam keadaan tidur.

Mendapatkan waktu tidur yang yang bukan sesuai kebutuhan, yakni 8 jam juga bisa berdampak dalam meningkatkan detak jantung di luar kisaran normal dan hal tersebut tentunya sangat tidak sehat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.