Sukses

5 Kebiasaan Baik untuk Menjaga Otak Tetap Fit Menurut Neurosains

Salah satu kebiasaan yang baik untuk otak yakni bersosialisasi.

Liputan6.com, Jakarta - Otak adalah bagian dari manusia, yang mengendalikan semua fungsi tubuh. Otak juga merupakan pusat komando untuk sistem saraf dan memungkinkan pikiran, ingatan, gerakan, dan emosi dengan fungsi yang kompleks.

Mempertahankan otak yang sehat selama hidup adalah tujuan utama dalam mengejar kesehatan dan umur panjang.

Jika kamu pernah merasa ingatan tidak setajam dulu, kesulitan mengingat nama orang, posisi benda, dan sebagainya, mungkin saja kamu akan mempertanyakan kebugaran otak kamu. Apakah kebugaran otakmu sudah mulai mengalami penurunan atau semacamnya.

Melansir Science Focus, Minggu (23/10/2022), memang benar bahwa otak biasanya selesai berkembang pada usia 20-an, setelah itu ada perlambatan kognitif secara bertahap seiring bertambahnya usia, jadi ada baiknya untuk mulai memikirkan hal-hal ini sejak dini.

Di kemudian hari, ada juga risiko demensia, yang disebabkan oleh penyakit seperti Alzheimer.

Untungnya, tingkat perlambatan kognitif dan risiko demensia keduanya dipengaruhi oleh apa yang para ahli disebut “faktor risiko yang dapat dimodifikasi”. Singkatnya, ada alasan untuk optimis karena ada hal-hal yang dapat kamu lakukan, seperti kebiasaan gaya hidup yang dapat kamu terapkan untuk menjaga ketajaman otak dan melindungi diri dari risiko demensia.

Berikut ini 6 kebiasaan baik untuk menjaga otak tetap fit atau bugar menurut ilmu saraf:

 

1. Tetap Aktif Secara Mental

Tetaplah aktif secara mental untuk membangun cadangan kognitif kamu. Psikolog dan gerontolog merujuk pada konsep yang dikenal sebagai “cognitive reserve atau cadangan kognitif”, yang pada dasarnya adalah kemampuan otak untuk beradaptasi dalam menghadapi penuaan atau penyakit.

Misalnya, jika seseorang memiliki cadangan kognitif yang tinggi, maka jika mereka menunjukkan beberapa penanda biologis Alzheimer (seperti gumpalan protein yang menumpuk dan merusak fungsi otak), ada kemungkinan mereka masih akan berkinerja baik pada tes kinerja mental mereka. Seolah-olah, mereka memiliki kapasitas mental cadangan yang memungkinkan mereka untuk mengatasi kerusakan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Bersosialisasi

Isolasi sosial dianggap sebagai faktor risiko utama demensia. Seperti yang dikatakan oleh tim peneliti di University of Groningen dalam tinjauan komprehensif mereka tentang ini, "Orang-orang dengan partisipasi sosial yang kurang, kontak sosial yang kurang sering, dan lebih banyak perasaan kesepian memiliki peningkatan risiko untuk mengembangkan demensia".

Jadi, carilah teman dan percakapan yang hidup jika memungkinkan, ini akan memberikan otakmu latihan yang baik dan perasaan saling memiliki akan menjadi manfaat bagi kesehatan mentalmu juga.

3 dari 5 halaman

3. Aktif Secara Fisik

Otak kamu bergantung pada oksigen dan nutrisi lainnya untuk berfungsi dengan baik, sehingga semakin baik kesehatan kardiovaskular, semakin bugar dan sehat otak. Pada saat yang sama, gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan obesitas keduanya dikaitkan dengan penurunan kognitif yang lebih cepat dan peningkatan risiko demensia.

Oleh karenanya, cobalah untuk membangun gaya hidup aktif ke dalam rutinitasmu. Berlari secara teratur, bersepeda, berenang, atau kelas olahraga serupa akan berhasil, tetapi jika itu bukan kesukaanmu, kamu bisa mencoba berjalan kaki dan naik tangga lebih sering.

Kamu juga bisa untuk tetap lebih aktif melalui berkebun atau secara teratur menyelesaikan beberapa jenis hobi lain yang bisa membuat jantung terpompa.

4 dari 5 halaman

4. Makan dengan Baik

Makan dengan baik juga bagus untuk otak kamu, jika kamu dapat mempertahankan pola makan yang sehat. Menghindari lemak jenuh yang berlebihan akan membantu menghentikan penyumbatan arteri.

Selain itu, memperbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran hijau akan memberi tubuh kamu banyak antioksidan yang membantu membersihkan otak dari radikal bebas, yakni semacam produk sampingan yang berbahaya dari berbagai proses biologis.

Untuk memenuhi tujuan ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan “Diet Mediterania”, yang tinggi buah, sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan minyak zaitun. Jika itu terlalu berlebihan, mulailah dengan menargetkan untuk makan satu buah sehari dan menghindari terlalu banyak menyantap makanan siap saji.

5 dari 5 halaman

5. Tetaplah Penasaran

Ternyata, ada hubungan antara kepribadian dan kesehatan otak. Orang yang memiliki skor lebih tinggi dalam Openness to Experience atau Keterbukaan terhadap Pengalaman (salah satu dari apa yang disebut Big Five trait yang terkait dengan rasa ingin tahu, kreativitas, dan kemauan untuk mencoba hal-hal baru) cenderung lebih tajam dan berisiko lebih rendah terkena demensia.

Seperti yang dikatakan oleh tim di University of Georgia, "Keterbukaan yang lebih tinggi terkait dengan kecepatan psikomotorik yang lebih baik, fleksibilitas kognitif, dan memori yang bekerja pada orang dewasa yang mengalami depresi dan non-depresi".

Untungnya, ada kebiasaan yang dapat kamu terapkan untuk meningkatkan Keterbukaan terhadap Pengalaman, seperti mencari lebih banyak kekaguman (misalnya dengan berjalan-jalan di lingkungan yang menakjubkan atau menonton film dokumenter alam), bepergian ke tempat-tempat yang eksotis dan asing, serta menikmati pengalaman budaya yang memperluas pikiran (seperti live theatre atau teater langsung).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.