Sukses

10 Mitos Tentang Penyakit Jantung yang Sebaiknya Tidak Dipercaya

Ternyata penyakit jantung tidak hanya menyerang orang tua. Yuk temukan fakta lain tentang penyakit jantung di sini.

Liputan6.com, Jakarta - Secara global, penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di Amerika Serikat satu orang meninggal setiap 36 detik karena penyakit kardiovaskular.

Penyakit ini bertanggung jawab sebesar 17,9 juta kematian setiap tahunnya dan menyumbang 1 dari 4 kematian di AS, bahkan dunia. Mengapa demikian? 

Ragam informasi yang menumpuk mengenai penyakit dan pencegahan terkadang bisa sedikit menyesatkan. Ditambah rangkaian informasi yang bahkan tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, marak beredar dan diberitakan.

Mitos salah satunya. Sangat ironi, mendengar mitos beredar mengenai penyakit berbahaya yang seharunya perlu kita waspadai. Melansir dari Mediacalnewstoday, Senin (22/8/2022), berikut 10 mitos tentang penyakit jantung yang seharusnya tidak dipercaya. 

1. Mitos: anak muda tidak perlu khawatir dengan penyakit jantung

Memang benar bahwa penyakit jantung lebih cenderung menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun, tetapi 4-10% serangan jantung terjadi pada orang di bawah usia 45 tahun, terutama pada pria. 

Satu studi yang menyelidiki kematian penyakit jantung pada kelompok usia yang berbeda di AS menemukan bahwa, “lebih dari 50% mengalami kematian akibat penyakit jantung dari 2010 hingga 2015, berusia 35-64 tahun.” 

Lantas, bagaimana kita menjalani hidup sebagai anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang meletakkan dasar bagi kesehatan jantung seringing bertambahnya usia? Untuk menghindari penyakit jantung sedari dini, Anda perlu menjalani pola makan dan hidup yang lebih sehat, serta berhenti merokok. Perubahan gaya hidup akan membangun fondasi untuk jantung yang lebih sehat di kemudian hari.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mitos tentang penyakit jantung

2. Mitos: Orang dengan penyakit jantung harus menghidari olahraga

Penyataan ini adalah mitos. Faktanya, olahraga dapat membantu memperkuat otot jantung dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh.

Pada Sgustus 2020, European Society of Cardiology menerbitkan pedoman tentang olahraga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular. Prof. Sanjay Sharman, yang terlibat dalam pembuatan pedoman, menjelaskan:

“Kemungkinan olahraga yang memicu serangan jantung sangat rendah. Namun, bagi penderita penyakit kardiovaskular sebaiknya perlu melakukan konsultasi dengan ahli tentang jenis olahraga yang disarankan, sebelum asal memilih olahraga yang ingin dilakukan.” 

3. Mitos: saya minum obat penurun kolestrol, jadi saya bebas memakan apa saja

Beberapa obat seperi statin berfungsi sebagai penurun kadar kolesterol dalam darah. Namun, ini tidak berarti bahwa seseorang yang mengonsumsi statin dapat bebas memakan seluruh jenis makanan.

Singkatnya, statin mungkin hanya dapat mengesampingkan efek buruk dari pola makan yang buruk, tetapi pola makan yang buruk akan meningkatkan risiko daktor independen lainnya untuk penyakit jantung, seperti obesitas, hipertensi dan diabetes.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Mistos penyakit jantung selanjutnya

4. Mitos: penyakit jantung merupakan penyakit menurun, jadi tidak ada cara untuk menghentikannya

Apabila salah satu keluarga dekat pernah mengalami penyakit jantung, itu bisa berarti Anda memiliki risiko yang sama. Namun, itu tidak sedemikian baku yang akhirnya Anda pasrah begitu saja. Faktanya, ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko, bahkan untuk orang dengan kerentanan genetik.

Caranya dengan makanan makanan yang sehat, berhenti merokok, mengelola tekanan darah, dan berolahraga secara teratur.

5. Mitos: vitamin dapat mencegah penyakit jantung

Mengonsumsi vitamin yang dianjurkan memang tidak berdampak buruk bagi kesehatan jantung, tetapi tidak ada bukti juga bahwa mengonsumsi suplemen atau jenis vitamin apa pun dapat mengurangi risiko penyakit jantung.

Menurut Victoria taylor, pemimpin nutrisi di British Hearth Foundation mengatakan:

“Tidak ada jalan pintas dalam hal nutrisi-suplemen bukanlah pengganti makanan sehat. Anda mungkin akan diberi resep suplemen vitamin atau mineral oleh ahli kesehatan karena alasan lain, tetapi kami tidak menyarankan orang mengonsumsi multivitamin untuk membantu mencegah penyakit jantung dan peredaran darah.”

4 dari 5 halaman

MItos penyakit jantung lainnya

6. Mitos: saya telah merokok bertahun-tahun, jadi tidak ada gunanya berhenti sekarang

Pernayataan ini adalah mitos. Faktanya, merokok tembakau adalah penyebab utama penyakit jantung. Begitu seseorang berhenti merokok, manfaat kesehatannya akan dimulai.

Institusi penuaan menulis:

“Tidak peduli berapa usia Anda atau berapa lama Anda merokok, berhenti merokok kapan saja akan meningkatkan kesehatan Anda. Ketika Anda berhenti, Anda cenderung menambah tahun dalam hidup, bernapas lebih mudah, memiliki banyak energi, menurunkan risiko serangan jantung, sirkulasi darah lebih baik dan menghemat uang.”

7. Mitos: penyakit jantung hanya menyerang pria

Ini mitos. Sebab penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada pria dan wanita. Pada tahun 2017 di Amerika tercatat sebanyak 24,2% pria dan 21,8% wanita meninggal akibat penyakit jantung.

8. Mitos: henti jantung dan serangan jantung adalah sama

Serangan jantung dan henti jantung bukanlah hal yang sama. Serangan jantung adalah masalah sirkulasi, ini terjadi ketika arteri koroner yang membawa darah beroksigen ke otot-otot jantung, tersumbat.

Sedangkan henti jantung adalah ‘masalah listrik”, di mana jantung berhenti memompa darah ke suluruh tubuh secara efektif. Henti jantung sering disebabkan oleh serangan jantung.

5 dari 5 halaman

Mitos penyakit jantung yang sebaiknya tidak dipercaya

9. Mitos: batuk saat serangan jantung dapat menyelamatkan hidup seseorang

Menurut beberapa sumber, batuk keras selama serangan jantung yang disebut batuk CPR-dapat menyelamatkan hidup seseorang. Namun, pernyataan tersebut adalah sebuah distorsi internet.

Faktanya, tidak ada bukti bahwa teknik ini bekerja untuk serangan jantung. Menurut Christopher Allan, seorang perawat jantung senior mengatakan kalau tidak ada bukti medis untuk mendukung ‘batuk CPR’.

10. Mitos: orang dengan penyakit jantung harus menghindari semua makanan berlemak

Seseorang dengan penyakit kardiovaskular tentu harus mengurangi asupan lemak jenuh yang ditemukan dalam makanan seperti mentega, biskuit, bacon, dan sosis. 

Namun, tidak semua lemak itu jahat, seperti lemak tak jenuh. Lemak ini memiliki banyak manfaat khususnya dalam melindungi kesehatan jantung, contohnya omega-3.

The American Heart Association merekomendasikan untuk mengonsumsi ikan (terutama ikan berlemak) setidaknya dua kali seminggu. Ikan merupakan sumber protein yang baik dan rendah lemak jenuh. Ikan, terutama spesies berminyak seperti makarel, trout danau, herring, sarden, tuna albacone, dan salmon, menyediakan sejumlah besar dua jenis asam lemak omega-3 yang terbukti bersifat kardioprotektif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.