Sukses

Bacaan Niat, Hukum, dan 8 Manfaat Puasa Syawal

Berikut ini bacaan niat, hukum, dan manfaat melakukan puasa syawal selama 6 hari

Liputan6.com, Jakarta Ramadhan telah berakhir, umat Islam merayakan kemenangan berpuasa sebulan penuh pada tanggal 1 Syawal dengan sholat Idul Fitri. Usai puasa Ramadhan, kita dianjurkan untuk melakukan puasa sunah Syawal yang pahalanya besar.

Puasa Syawal dilakukan selama enam hari dengan anjuran dilakukan berurutan pada tanggal 2-7 Syawal. Meski demikian, Anda tetap akan mendapatkan keutamaan puasa sunah tersebut bila tak melakukannya berurutan dan pada tanggal yang lain di bulan Syawal.

Berikut ini bacaan niat puasa Syawal:

“Nawaitu shouma hadzal yaumi ‘an adaa’I sunnatis Syawwaali lillaahi ta’aala.”

Yang artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta’ala."

 

Hukum Puasa di Bulan Syawal

Hukum puasa di bulan Syawal adalah sunnah. Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw., yang artinya:

“ Barangsiapa yang puasa Ramadhan lalu mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan syawal, makai a mendapat pahala puasa setahun penuh.” (HR. Muslim No. 1164)

Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni mengatakan bahwa, “ Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya mustahab menurut mayoritas para ulama”. (Al-Mughni, 3/176).

 

Manfaat Puasa Syawal

Berikut berbagai manfaat yang bisa diperoleh oleh umat muslim yang mau menjalankan ibadah puasa di bulan Syawal.

1. Menyempurnakan ibadah yang telah dilakukan setahun penuh

Puasa Syawal akan menyempurnakan ganjaran berpuasa selama satu tahun penuh. Puasa enam hari di bulan Syawal merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

Manfaat puasa Syawal adalah menyempurnakan kekurangan dan cacat yang ada dalam menjalankan amalan ibadah fardlu. Puasa Syawal dan puasa Sya’ban seperti halnya shalat rawatib qobliyah dan ba’diyah.

Setiap orang pasti memiliki kekurangan dalam menjalankan ibadah wajib. Dengan berpuasa Syawal, maka amalan sunnah ini pada hari kiamat nanti akan menyempurnakan ibadah-ibadah fardlu.

Sebagaimana keterangan dari Nabi saw., dari berbagai riawayat. Mayoritas puasa fardlu yang dilakukan umat muslim memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan.

Pembiasaan puasa sunnah di bulan Syawal akan mendapatkan keutamaan, bahwa seluruh amalan puasa Ramadhan kamu akan diterima oleh Allah swt. Apabila amal ibadah seseorang diterima oleh Allah, maka Dia akan meningkatkan perbuatan baiknya setelah itu.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Pengampunan dosa

Manfaat menjalankan puasa di bulan Syawal selanjutnya adalah pengampunan dosa. Allah akan memberi hadiah berupa pahala pada saat hari raya Idul Fitri, manusia dikembalikan kepada fitrah, bersih, seperti bayi yang baru lahir.

Manfaat puasa Syawal selanjutnya adalah amal-amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, pada bulan Ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan Ramadhan yang mulia itu.

Orang bijak mengatakan, “ pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.”

Maka dari itu, barangsiapa mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkan dengan kebaikan yang lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal pertama.

3. Menyehatkan organ pencernaan

Puasa di bulan Syawal juga akan mendapat manfaat berupa kesehatan tubuh. Puasa Syawal ini dapat menyehatkan organ pencernaan.

Hal ini sangat logis, karena selama bulan Ramadhan seseorang telah memperbaiki organ pencernaan dan kesehatan tubuhnya dengan berpuasa. Apabila setelah lebaran seseorang mengonsumsi banyak makanan dengan membabi buta, maka ini akan berisiko mengganggu sistem pencernaan.

Maka dari itu, di sinilah letaknya manfaat puasa du bulan Syawal bagi kesehatan. Ketika Anda melaksanakan puasa Syawal, Anda akan kembali pada pola yang lebih sehat. Sistem pencernaan Anda akan beradaptasi lagi dengan pola hidup yang sehat.

3 dari 5 halaman

Ini Manfaat Silaturahmi Saat Lebaran

Momen lebaran memang dimanfaatkan umat muslim untuk saling bermaafan dan menyambung kembali tali silaturahmi. Dengan silaturahmi, rasa persaudaraan makin erat dan tak ada lagi permusuhan dan kebencian. Bersilaturahmi adalah bagian dari kebutuhan seseorang sebagai manusia. Menjaga hubungan baik dengan sesama memang sangat dianjurkan, terlebih dengan kerabat dan saudara.

Berikut manfaat silaturahmi saat lebaran yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

Memperluas Rezeki

Tahukah Anda bahwa ​dengan bersilaturahmi, seseorang dapat memperluas rezeki orang lain dengan bantuan yang diberikan? Allah SWT pun menjanjikan kemudahan dan pahala bagi siapa saja yang mampu memperpanjang tali silaturahmi dan memudahkan urusan saudaranya.

Janji Allah tersebut tertuang dalam sabda Rasulullah yang diriwayatkan Abu Hurairah: “Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung tali silaturahmi.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

Bersedekah kepada keluarga lebih diutamakan daripada bersedekah kepada orang lain. Mengunjungi sanak saudara dan bersedekah adalah salah satu perbuatan mulia dan memiliki faedah yang besar. Hal ini tertuang pada hadis yang berbunyi:

“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi.” (HR Tirmidzi)

4 dari 5 halaman

Mendekatkan Diri kepada Allah SWT

Menyambung tali silaturahmi merupakan salah satu bentuk ketakwaan seorang umat muslim kepada Allah SWT. Hal tersebut dibuktikan dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi”

Silaturahmi sebagai tanda keimanan juga diungkapkan melalui sabda Rasulullah:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.” (Hadis Riwayat Abu Hurairah)

Itu mengapa menyambung tali silaturahmi sama dengan menyambung hubungan dengan Allah SWT sebagaimana disebutkan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari (menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: “Benar, apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?” Ia menjawab: iya. Dia berfirman: “Itulah untukmu”

Dengan begitu, silaturahmi menjadi ajang mendekatkan diri pada Allah SWT. Hal ini karena Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk menjaga keutuhan antar sesamanya. Allah juga menjanjikan pahala bagi siapa saja yang mampu menjaga silaturahmi.

5 dari 5 halaman

Kunci masuk surga

Tak hanya itu, Allah SWT menjanjikan pintu surga bagi hamba yang menjalankannya. Hal ini sesuai pada hadis yang berbunyi:

“Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan dalam satu riwayat:

“Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga.”

Dan orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga, dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im ra, dari Nabi SAW beliau bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)” (HR Bukhari dan Muslim). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.