Sukses

Digigit Ular di Toilet, Kelamin Pria Membusuk Hingga Terpaksa Dioperasi

Pria ini mengalami peristiwa mengerikan karena nyaris kehilangan kelaminnya setelah penisnya diserang ular kobra saat di toilet.

Liputan6.com, Afrika Selatan - Seorang pria dari Belanda, mengalami peristiwa mengerikan karena nyaris kehilangan kelaminnya setelah penisnya diserang ular kobra saat dia sedang duduk di kloset.

Kisahnya bermula ketika pria berumur 47 tahun yang kini tengah bersafari di Afrika Selatan, tak menyadari adanya ular kobra yang sedang kedinginan di toilet. Saat dia duduk di kloset, ular tersebut tiba-tiba menggigit penisnya.

Melansir dari India Times, Jumat (12/11/2021), setelah gigitan tersebut, pria itu mengatakan bahwa dirinya muntah dan merasakan sensasi terbakar dan rasa sakit yang parah dari selangkangannya ke perut dan dada bagian atas. 

Menurut jurnal medis Urology Case Reports, pria itu harus menunggu tiga jam sebelum dia diterbangkan dengan helikopter ke rumah sakit terdekat. 

Sesampainya di rumah sakit, dia harus segera menjalani operasi rekonstruksi pada kelaminnya karena gigitan ular itu menyebabkan dia menderita nekrosis skrotum.

“Penis dan skrotumnya terlihat bengkak, berwarna ungu tua dan nyeri saat masuk rumah sakit. Dia didiagnosis dengan nekrosis skrotum dan dia menerima beberapa dosis antiserum racun ular non-spesifik dan antibiotik spektrum luas,” keterangan dalam jurnal tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kulit dan jaringan di bawah kelamin rusak

Nekrosis merupakan kondisi cedera pada sel yang mengakibatkan kematian dini sel-sel dan jaringan hidup. Jadi, pada dasarnya skrotumnya membusuk. 

Kulit dan jaringan di bawah kelamin pria itu rusak karena racun dalam racun ular kobra yang bisa menghancurkan sel dan menyebabkan peradangan. 

Para medis lalu memberinya anti-racun, tetanus dan antibiotik spektrum luas untuk mengatasi bahayanya segera. Racun itu juga mengandung racun, metalloproteinase, yang bisa menghancurkan sel darah merah. 

Dia juga membutuhkan hemodialisis karena cedera ginjal akut sebelum dia menjalani operasi rekonstruktif untuk memperbaiki penisnya.

3 dari 4 halaman

Jalani operasi

Seminggu kemudian, setelah dokter bisa menstabilkan kerusakan yang disebabkan pada alat kelamin pria itu, dia ke ruang operasi, di mana ahli bedah mengangkat kulit mati di daerah tersebut. 

Dokter bedah lalu menutup luka di skrotumnya dan meninggalkan saluran pembuangan di sana. Ahli bedah juga mencatat lubang di batang penisnya, memotong jaringan mati dan menempatkan alat vakum pada alat kelaminnya untuk membantu menyembuhkan luka.

Setelah sembilan hari, pria itu pulang ke Belanda, di mana ia menerima perawatan lebih lanjut di rumah sakit Isala Kliniken. 

 

4 dari 4 halaman

Lakukan prosedur lebih lanjut

Di sana, ia mengalami demam dan menerima lebih banyak antibiotik karena bakteri, Klebsiella pneumonia dan Enterobacter cloacae, ditemukan di lukanya.

Pria itu lalu menjalani prosedur lebih lanjut pada penisnya. Pertama, ada lebih banyak pengangkatan jaringan mati dari batang penisnya.

Kemudian enam hari kemudian, pria itu kembali ke ruang operasi, di mana seorang ahli bedah plastik mengambil beberapa kulit dari selangkangan pria itu dan menjahitnya ke penisnya untuk menutupi cacat.

Setelah fungsi ginjal itu membaik, dia keluar dari rumah sakit. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.