Sukses

Studi: Vaksinasi Covid Penuh Perkecil Risiko Anda Terkena Long Covid

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mendapatkan vaksinasi Covid secara penuh memperkecil risiko Anda terkena long Covid

Liputan6.com, Jakarta Penelitian yang semakin meningkat mulai memberikan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa besar kemungkinan infeksi terobosan Covid-19 terjadi pada orang yang divaksinasi lengkap—dan seberapa efektif vaksinasi Covid dalam mencegah rawat inap atau kematian akibat virus.

The New York Times melaporkan, hal ini telah dijelaskan dalam sebuah studi baru tentang seberapa besar kemungkinan orang yang divaksinasi penuh untuk mengembangkan long COVID.

Penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada 28 Juli, berfokus pada sekelompok 1.497 petugas kesehatan yang divaksinasi penuh di Israel. Di antara kelompok tersebut, 39 infeksi terobosan dilaporkan — yang berjumlah 2,6 persen — dengan sebagian besar kasus hanya menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala.

The Times melaporkan bahwa para peneliti menemukan tujuh dari 36 petugas kesehatan — atau 19 persen — yang ditindaklanjuti enam minggu setelah infeksi masih melaporkan gejala yang tersisa terkait dengan long COVID seperti: letih, lesu, kehilangan penciuman (anosmia), batuk, dan nyeri otot.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kasus long covid setelah divaksinasi amat kecil

Namun, penulis studi segera memperingatkan agar tidak menarik terlalu banyak kesimpulan dari hasil. Selain ukuran sampel yang kecil, penelitian itu sendiri juga dirancang untuk menguji tingkat antibodi pada mereka yang mengalami infeksi terobosan, bukan untuk menilai risiko pengembangan COVID yang lama bagi orang yang divaksinasi lengkap.

Namun, beberapa ahli melihat temuan itu sebagai alasan yang cukup untuk terus berhati-hati untuk menghindari infeksi.

"Saya akan menerima kenyataan bahwa satu dari lima orang, enam minggu setelah kasus terobosan, terus merasa payah," ujar Robert M. Wachter, MD, profesor dan ketua departemen kedokteran di University of California , San Francisco, kepada The Times sehubungan dengan penelitian tersebut.

"Itu cukup membuatku ingin memakai dua maskerr ketika aku pergi ke toko kelontong, yang sebenarnya tidak terlalu memberatkan."

 

3 dari 5 halaman

Penelitian lainnya

Meskipun penelitian ilmiah sedikit tersedia pada topik selain studi Israel, ada beberapa data informal lainnya yang dikumpulkan. Baru-baru ini, tim peneliti yang bekerja dengan Survivor Corps, sebuah organisasi yang memberikan dukungan dan sumber daya kepada orang-orang dengan long COVID, meluncurkan jajak pendapat baru di Facebook yang menargetkan orang-orang yang terkena COVID setelah mereka divaksinasi.

Survei yang dipresentasikan kepada sekitar 169.900 anggota kelompok tersebut menerima tanggapan dari hampir 2.000 peserta yang divaksinasi lengkap pada tanggal batas 22 Juli.

4 dari 5 halaman

Hasil survei

Hasil awal dari jajak pendapat yang sedang berlangsung, yang diposting di medRxiv pada 25 Juli, menemukan bahwa dari responden awal ini, 44 melaporkan kasus gejala COVID setelah divaksinasi sepenuhnya dengan Pfizer, Moderna, atau Johnson & Johnson. Lebih dari setengah dari mereka dengan infeksi terobosan — atau 24 responden — melaporkan mengalami gejala long COVID.

Di antara 44 pasien terobosan COVID yang menanggapi survei, 19 adalah penerima Pfizer, 12 di antaranya mengatakan infeksi mereka menyebabkan long COVID; 17 adalah penerima Moderna, dengan enam melaporkan infeksi mereka mengakibatkan long COVID; dan delapan mendapatkan vaksin Johnson & Johnson, enam di antaranya mengatakan mereka kemudian merasakan efek long COVID.

Dari semua responden, hanya satu yang mengatakan infeksi terobosan mereka menyebabkan COVID dan rawat inap yang lama.

Mirip dengan penelitian Israel, para peneliti dari survei Survivor Corps menekankan bahwa "studi yang ketat dan rinci" lebih lanjut akan diperlukan sebelum kesimpulan apa pun dapat ditarik. "Jajak pendapat terbatas dan responden sangat memilih sendiri, sehingga tidak mungkin untuk memperkirakan tingkat terobosan atau risiko lanjutan dari long COVID," tulis para peneliti tentang hasil survei.

 

5 dari 5 halaman

Vaksin penuh menurunkan kasus long COVID

Terlepas dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, divaksinasi penuh akan menurunkan jumlah kasus secara keseluruhan dan pada akhirnya angka penderita long COVID.

"Ini matematika sederhana," Athena Akrami, seorang ahli saraf di University College London yang telah mengumpulkan dan menerbitkan data tentang pasien lama COVID, mengatakan kepada The Times.

"Jika Anda mengurangi infeksi, maka kemungkinan long COVID akan turun secara otomatis."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Vaksinasi Covid-19 adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun dari Covid-19.
    Vaksinasi Covid-19 adalah pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) sistem imun dari Covid-19.

    vaksinasi covid

  • Long Covid-19 adalah kondisi pasien yang sudah pernah terinfeksi virus Covid-19 masih mengeluhkan gejala setelah dinyatakan sembuh.
    Long Covid-19 adalah kondisi pasien yang sudah pernah terinfeksi virus Covid-19 masih mengeluhkan gejala setelah dinyatakan sembuh.

    Long Covid

  • COVID

  • Vaksin Covid-19