Sukses

Ahli: Ini Bisa Menjadi Tanda Awal Anda Mengalami Demensia

Ini bisa menjadi tanda awal Anda mengalami demensia

Liputan6.com, Jakarta Demensia dapat memiliki serangan yang lambat, yang berarti orang sering melewatkan banyak tanda awal dari kondisi tersebut. Gejala pertama penurunan kognitif mungkin tidak terlihat oleh orang luar, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada orang yang mengalaminya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa ada satu tanda awal demensia yang mudah terlewatkan dan penting untuk diwaspadai.

Tanda pertama demensia seringkali adalah perilaku finansial yang tidak biasa

Beberapa tanda awal demensia yang umum, menurut penelitian, termasuk kebiasaan belanja yang aneh, salah urus uang, lupa pembelian dalam jumlah besar, dan pembayaran yang hilang.

"Tidak jarang kami mendengar bahwa salah satu tanda pertama yang diketahui keluarga adalah seputar urusan keuangan seseorang," kata wakil presiden untuk perawatan dan dukungan di Asosiasi Alzheimer Beth Kallmyer kepada The New York Times.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemampuan mengatur keuangan berubah

Kallmyer menjelaskan bahwa demensia dapat menguras keterampilan "fungsi eksekutif" seseorang. Padahal keterampilan seperti ini bermanfaat untuk membantu orang dalam mengelola uang, seperti perencanaan, pemecahan masalah, memori, dan memahami konteks.

Beberapa penelitian telah menghubungkan pengambilan keputusan keuangan dan permulaan demensia. Satu studi yang diterbitkan pada 2019 di Health Economic menemukan bahwa orang yang mengalami Alzheimer tahap awal 27 persen lebih mungkin mengalami penurunan aset yang signifikan dibandingkan orang yang secara kognitif sehat, termasuk tabungan, pemeriksaan, saham, dan obligasi.

 

3 dari 4 halaman

Lupa membayar tagihan adalah gejala yang sangat umum

Sebuah studi yang diterbitkan pada November 2021 di Journal of American Medical Association (JAMA): Penyakit Dalam juga meneliti hubungan antara perubahan perilaku finansial dan demensia. Para peneliti menemukan bahwa orang dengan penyakit Alzheimer dan demensia terkait lebih sering melewatkan pembayaran kartu kredit sejak enam tahun sebelum diagnosis.

Pasien-pasien ini juga lebih mungkin memiliki skor kredit di bawah rata-rata dua setengah tahun sebelum diagnosis mereka.

"Kami pergi ke studi sambil berpikir kami mungkin dapat melihat indikator keuangan ini. Tetapi kami agak terkejut dan kecewa menemukan bahwa Anda benar-benar bisa," rekan penulis Lauren Hersch Nicholas , PhD, seorang profesor kesehatan masyarakat di University of Colorado, mengatakan kepada The New York Times.

"Itu berarti itu cukup umum karena kami mengambilnya dari sampel 80.000 orang."

The JAMA studi menemukan bahwa bahkan setelah diagnosis, pasien terus berjuang dengan keuangan mereka. Pasca diagnosis, penderita demensia melewatkan lebih banyak pembayaran, dan nilai kredit mereka terus menurun dibandingkan dengan orang tanpa demensia. Menurut penelitian, tren ini berlanjut setidaknya selama tiga setengah tahun setelah diagnosis.

 

4 dari 4 halaman

Penting untuk memperhatikan pengelolaan keuangan pada lansia

National Institute on Aging, cabang dari National Institutes of Health (NIH), mendorong orang-orang terkasih dari orang dewasa yang lebih tua untuk mengawasi tanda-tanda pengelolaan uang yang tak wajar. Beberapa masalah umum yang harus diperhatikan termasuk "masalah menghitung perubahan, membayar pembelian, menghitung tip, menyeimbangkan buku cek, atau memahami laporan bank."

Agensi juga mencatat bahwa orang tersebut mungkin cemas saat membicarakan uang. Tanda berulang lainnya adalah "tagihan yang belum dibayar dan belum dibuka, banyak pembelian baru dengan tagihan kartu kredit, barang dagangan baru yang aneh, [dan] uang hilang dari rekening bank orang tersebut."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.