Sukses

Tren Hidroponik di Desa Dabong untuk Atasi Kekurangan Gizi

Masalah gizi merupakan masalah yang kompleks, karena tidak hanya berhubungan dengan kesehatan namun juga ekonomi, sosial, budaya,

Liputan6.com, Jakarta Masalah gizi merupakan masalah yang kompleks, karena tidak hanya berhubungan dengan kesehatan namun juga ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lingkungan. Masih banyak anak-anak di Indonesia yang kekurangan gizi, bahkan yang bukan lagi kategori usia anak-anak termasuk dalam kategori kurang makan buah dan sayur.

Seperti kita ketahui buah dan sayur berfungsi membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Rendahnya ketahanan pangan dan daya beli masyarakat, salah satu penyebab masalah ini.

Pelaku tingkat desa kerjasama dengan Kader Posyandu dan Kelompok Wanita Tani yang ada di Desa Dabong, melalui program GSC TA 2015 mencoba menjawab persoalan tersebut dengan membuat kebun percontohan berupa Kebun Gizi dan TOGA.

Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir untuk menanam sayur tentunya bukan perkara yang gambang. Pasang surut air laut yang kadang naik sampai ke pekarangan rumah tidak membuat patah semangat Pelaku Desa, (Ibu Leni Marlina dan Ibu Supriyati selaku KPMD) mencoba dengan menanam dengan media polybag di pekarangan rumah Ibu Leni dan usaha tersebut cukup berhasil.

Kegiatan ini merupakan program berbasis lingkungan dan kesehatan guna meningkatkan pola konsumsi sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terutama warga Posyandu (Bumil dan Balita) menjadi penyemangat kawan-kawan mengupayakan hal tersebut.

Sehingga di Tahun Anggaran 2016 kegiatan Kebun Gizi dan TOGA ini dianggarkan kembali namun media yang digunakan untuk tanaman sayuran tidak lagi menggunakan media polybag tetapi diganti dengan media pipa paralon (hidroponik). Pola tanam hidroponik menjadi pilihan, karena pola hidroponik penggunaan air lebih efisien, sehingga cocok diterapkan pada daerah dengan pasokan air terbatas dan sayuran yang dihasilkan pun akan lebih terjamin kesehatannya.

Tren Hidroponik di Desa Dabong untuk Atasi Kekurangan Gizi

Kebun Gizi dan TOGA yang digagas melalui program GSC yang ada di Desa Dabong yang berisikan berbagai tanaman sayuran dan apotik hidup nantinya tanaman dan sayuran ini dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari menjadi suplai vitamin dan aneka makanan pemenuhan gizi warga Posyandu. Selanjutnya untuk keberlangsungan kegiatan di Posyandu, sebagian hasil kebun tersebut dijual sehingga ada perputaran modal. Saat ini yang sudah ditanam adalah jahe, kunyit, kencur, kangkung, cabe, sawi dan brokoli.

Selain itu untuk memanfaatkan lahan pekarangan Pustu akan ditanam pohon buah-buahan (mangga, lengkeng, sawo, jeruk dan belimbing) selain buahnya bisa dinikmati 4 atau 5 tahun kedepan, menanam tanaman produktif juga merupakan salah satu usaha penghijauan kembali, disini kita menamakannya Gerakan Tabung Pohon. Menanam satu pohon lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebagai tanaman selingan diantara tanaman buah-buahan tersebut akan ditanami ubi rambat dan ubi kayu. Hasil dari tanaman ini kelak diharapkan selain menjadi suplay sebagai cadangan makanan tambahan di Posyandu, sebagian hasilnya bisa dijual, begitu seterusnya sehingga kedepannya baik Pustu maupun Posyandu sudah memiliki aset berupa tabung pohon buah-buahan.

Saat ini bibit tanaman buah-buahan tersebut belum dipindahkan masih dalam media polybag karena kesibukan pelaku yang notabene sebagai petani, sehingga setelah panen baru bibit tanaman buah-buahan tersebut ditanam di pekarangan Pustu yang ada di desa.

Banyak sekali manfaat yang di dapat dari program GSC, ibu-ibu menjadi memiliki kegiatan positif. Selain itu, kami pun dapat memanfaatkan pekarangan sehingga menjadi lebih hijau," ujar Ibu Supriyati dan Ibu Leni selaku KPMD yang merupakan penggerak kegiatan kebun gizi ini.

Mereka merasa senang dapat membantu sesama warga desa melalui program yang sudah berjalan. Bisa bertemu dengan banyak orang terutama sesama KPMD dari desa lain, dapat bertukar pengalaman dan ilmu mengenai kesehatan juga didapat melalui kegiatan di Posyandu sebagai Kader. Mereka berharap, program ini dapat berjalan terus sehingga semakin banyak warga yang terbantukan terutama dari keluarga RTM.

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.