Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Pemerintah Indonesia akan Terapkan Herd Immunity Setelah PSBB

Beredar kabar Pemerintah Indonesia akan menerapkan herd immunity untuk menangani wabah Covid-19, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Beredar kabar Pemerintah Indonesia akan menerapkan Herd Immunity untuk memutus penularan virus corona baru (Covid-19), setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak berhasil.

kabar tersebut diunggah akun Facebook Riyanti dan beredar secara berantai lewat jejaring sosial WhatsApp, berikut isinya:

"Just InfoHanya Sekedar Untuk Diketahui(Khusus bagi Lansia)

Denger² karena Lockdown dan PSBB ngga berhasil dilakukan di Indonesia maka bakalan kearah Herd Imunity.

Setelah Idul Fitri Pemerintah tidak akan update jumlah yang tekena Covid. Saat ini yang terdeteksi 18 rban hampir 19rban. Kemungkinan dalam waktu dekat akan diberlakukanHerd Immunity, artinya _menyerahkan rakyat pada seleksi alam ; yang kuat bertahan kemudian immun, yang lemah meninggal dengan sendirinya.

Dalam bahasa Jawa, Herd Immumity bisa diartikan :Urip karepmu, Mati karepmu.

Sedikit sharing tentang

Herd imunity

Dilansir dari aljazeera (20/3/2020) Herd Imunity/HI mengacu pada situasi dimana cukup bnyak orang dlm satu populasi yg memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga dpt secara efektif menghentikan penyebaran penyakit tsb.

Nah caranya itu ada 2 :

1. Dengan vaksin (belum ada vaksin covid).2. Dengan membiarkan 70% populasi terinfeksi virus sehingga akan mendapatkan kekebalan antibodi secara alami.

Sambil menunggu vaksin, ngga mungkin dlm waktu dekat (paling cepet 1 thn).Maka pilihan HI ini adalah dgn cara menginfeksi penduduk secara langsung.

Dari kemungkinan infeksi ini hanya 2 hal yg akan terjadi :1. Bertahan hidup(kebal terhadap penyakit)2. Meninggal bagi yg tidak kuat.

Herd Imunity yg pelan² akan dilakukan (meski nantinya ngga akan dibilang Herd Imunity secara langsung) tapi kita akan mulai merasakannya (yg sadar paham betul arahnya HI, yg ngga sadar akan mengira covid sudah selesai padahal blom)

Herd imunity ala +62

1. Pelan² toko, mall, transportasi dibuka walau dgn protokol kebersihan/kesehatan yg tinggi2. Pelan² sekolah mulai dibuka3. Pelan² kantor dan aktifitas massal mulai diperbolehkan aktif kembali

Dampak negatif dan positif dari HI

Negatif:1. Akan kehilangan penduduk hampir separuh juta jiwa.2. Kematian massal.3. Rumah sakit akan super kewalahan

Positif:1. Pandemi akan cepat berakhir.2. Akan terbentuk manusia baru yg lebih kebal, beradaptasi dgn penyakit baru.3. Perekonomian tdk terhambat perkembangannya.

manusia yg kuat, dengan gaya hidup yg bagus, daya tahan tubuh yg baik Maka akan kebal dengan penyakit covid ini.Sebaliknya. Manusia yg tidak punya sistem kekebalan tubuh baik dgn faktor resiko penyakit penyerta maka akan tereliminasi/meninggal.

Agar bisa bertahan menjadi salah satu bagian HI :

1. Ubah gaya hidup. Mulai bersih, berolahraga, makan sehat, minum vitamin.2. Ubah lingkungan menjdi hidup sehat. Pakai masker, hindari kerumunan, sering cuci tangan pake sabun/hand sanitizer, dan juga menjaga lingkungan kita.

Umat manusia akan berevolusi, mengalami seleksi alam.

Harus ada yang dikorbankan...semoga tidak banyak.😇😇"

Benarkah Pemerintah Indonesia akan menerapkan herd immunity setelah PSBB? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pemerintah Indonesia akan menerapkan herd immunity setelah PSBB, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'penerapan herd immunity'.

Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Jubir COVID-19 Tepis Kabar Penerapan Herd Immunity di Indonesia" yang dimuat situs liputan6.com, pada 22 Mei 2020.

Dalam artikel tersebut, Pemerintah Republik Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak pernah merencanakan penerapan konsep herd immunity untuk menanggulangi COVID-19.

"Pemerintah tidak pernah memikirkan," kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dengan tegas saat dihubungi oleh Health Liputan6.com pada Jumat (22/5/2020).

Sebelumnya, Peneliti dan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio juga telah menyatakan bahwa "berdamai dengan COVID-19" bukan berarti menunggu herd immunity.

"Kalau kita sudah memiliki kekebalan, juga tidak berarti bahwa kita bisa seenaknya. Artinya mungkin ada orang yang kebal tapi dia juga bisa menularkan kepada orang lain. Orang lain ini yang mungkin akan menderita lebih berat," kata Amin saat dihubungi lewat sambungan telepon beberapa waktu yang lalu.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim pemerintah akan menerapkan herd immunity tidak didukung bukti sahih. Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto telah menepis kabar tersebut.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini