Sukses

[Cek Fakta] Jajanan Apollo Disebut Mengandung Lemak Babi, Cek Dulu Faktanya!

Beragam kabar tersebar di media sosial. Salah satunya berkaitan dengan dugaan jajanan Apollo yang diklaim mengandung babi. Jangan buru-buru percaya, cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Beragam kabar tersebar di media sosial. Salah satunya berkaitan dengan dugaan jajanan  merk Apollo yang diklaim mengandung babi. 

Hal itu seperti diunggah akun Facebook bernama Dian Putri Paunk pada 17 Januari 2019. Dalam foto yang diunggah, terdapat gambar babi berdampingan dengan jajanan Apollo.

Narasi yang menyertai foto itu menyebut, jajanan Apollo Pandan yang berbungkus hijau mengandung babi.

Unggahan tersebut rupanya sudah dibagikan sebanyak 1.638 kali dan mendapat tanda suka 1.300. Tidak ada komentar yang diberikan untuk foto yang diunggah tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Klaim bahwa jajanan Apollo mengandung babi adalah isu lama. 

Bantahan bahwa Apollo Pandan berwarna hijau mengandung babi diungkap dalam artikel yang diunggah situs www.turnbackhoax.id dengan judul (HOAX) Produk Makanan Apollo Mengandung Babi.

[Cek Fakta] Makanan Apollo Mengandung Babi, Benarkah?

"Sumber: Portal Daring dan Media Sosial

(http://7suarahati.blogspot.co.id/2016/10/stop-jajanan-apollo-ini-terbukti.html)

(http://ragaminfo99.blogspot.com/2016/05/stop-jajanan-apollo-ini-terbukti.html)

Narasi:

Beberapa portal daring mengangkat berita perihal produk makanan bermerek Apollo mengandung babi sehingga tidak halal. Sedangkan, untuk di media sosial narasinya sebagai berikut:

MOHON SEBARKAN! 1 KALI ANDA MEMBAGIKAN KIRIMAN INI MAKA AKAN MENOLONG JUTAAN MANUSIA!

STOP!! Jajanan “Apollo” Ini Terbukti Mengandung Babi, Untuk Ummat Muslim Jangan Konsumsi Lagi! Tolong Bantu Sebarkan …..

Penjelasan:

Perihal produk makanan “Apollo” dikatakan sebagai produk mengandung babi merupakan isu yang sudah lama dan terus berulang penyebarannya. Bahkan, isu ketidakhalalan produk tersebut dimulai dari Malaysia. Faktanya, produk tersebut sudah mengantongi sertifikat halal, baik itu di Malaysia maupun di Indonesia.

Penjelasan mengenai kehalalan produk “Apollo” di Malaysia bisa dibaca pada kutipan berikut:

[…]PENJELASAN ISU PRODUK APOLLO DAN KOD E DALAM MAKANAN

22 OKTOBER 2016M

21 MUHARAM 1438H

Sebagai makluman kepada pengguna, produk Apollo keluaran Apollo Food Industries adalah pemegang Sijil Pengesahan Halal Malaysia dan tarikh luputnya adalah sah sehingga kini.

Viral yang sama kini tersebar lagi sama seperti viral yang terdahulu kononnya produk tersebut mengandungi unsur babi adalah tidak benar.

Proses pengeluaran Sijil Pengesahan Halal Malaysia (SPHM) mengambil kira setiap ramuan dan proses yang berkaitan di dalam pengeluaran sesuatu produk dengan teliti oleh pakar Syariah dan juga Teknologi Makanan.

Berkaitan isu Kod E yang didakwa bersumberkan babi, tidak semua kod E yang digunakan untuk membuat sesuatu produk makanan adalah berasaskan dari sumber yang haram.

Bahan-bahan aditif ini boleh bersumberkan tumbuhan,sintetik, mikrob, semulajadi, kimia dan haiwan.

Sebagai contoh,antara kod E yang paling kerap ditanya oleh orang awam ialah kod E471& E472. Kod tersebut adalah sejenis emulsifier iaitu mono dan digliserida. Sumbernya boleh terhasil dari lemak tumbuhan (contohnya minyak kelapa sawit) atau lemak haiwan.

Ramuan ini secara umumnya ialah sebatian pelbagai bahan dengan kandungannya hampir sama dengan lemak semulajadi yang boleh dihadam.

Masyarakat seharusnya peka mengenai pelbagai jenis aditif makanan dan tahap kandungan yang dibenarkan untuk digunakan dalam sesuatu produk makanan.

Pihak industri makanan dan barang gunaan pula bertanggungjawab untuk mengenal pasti status sumber aditif makanan yang digunakan supaya tidak akan menimbulkan keraguan kepada para pengguna Islam.

Manakala Bahagian Hab Halal akan memastikan syarikat yang memohon sijil halal wajib mengisytihar kesemua ramuan termasuk aditif makanan yang digunakan beserta dokumen yang kukuh (seperti sijil halal yang diiktiraf dan analisis makmal).

Sehubungan itu, sekiranya produk tersebut merupakan produk yang telah mendapat sijil Pengesahan Halal Malaysia atau pengesahan halal dari Badan Pensijilan Halal Luar Negara Yang Diiktiraf JAKIM, maka produk yang telah disahkan tersebut boleh digunakan tanpa was-was.

Namun, bagi mana-mana produk yang tidak mendapat pengesahan halal tetapi menggunakan kod yang sama, maka pengguna perlu berhati-hati dalam memilih kerana sumber bagi kod tersebut boleh juga diperolehi dari sumber yang haram.

Sebarang kemusykilan mengenai status halal produk yang berada di pasaran dan badan pensijilan halal luar negara yang diiktiraf oleh JAKIM, bolehlah di semak di www.halal.gov.my atau direktori Halal Malaysia di aplikasi telefon pintar MyJakim.

Unit Hal Ehwal Korporat

Bahagian Hab Halal

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia

? pr_halal.islam@1govuc.gov.my

☎ 03-8892 5000/1

#YAKINIHALALMALAYSIA

#AMALKAN 3 S

#SEMAK_SEBELUM_SEBAR

#RECYCLE_ISSUES

#VIRAL_KITAR_SEMULA[…]

Berdasarkan kutipan tersebut, maka sudah jelas bahwa Sijil Pengesahan Halal Malaysia (SPHM) atau lembaga pemberi label halal pada produk makanan di Malaysia, sudah menyatakan produk “Apollo” halal. Adapun, melalui kutipan tersebut, penyebab produk tersebut dinyatakan tidak halal karena adanya unsur Kode E di dalam makan tersebut yang disinyalir merupakan esens lemak babi dalam makanan.

Faktanya, Kode E tidak hanya berasal dari hewan babi. Lumrahnya, pada makanan kemasan mengandung unsur Kode E471&472 yang berasal dari lemak tumbuhan atau lemak nabati.

Sedangkan di Indonesia, produk tersebut ada dalam database produk halal MUI. Untuk produk “Apollo” rasa pandan, sesuai pada foto yang diklaim mengandung babi, memiliki nomor sertifikat halal 00200067820114. Jadi, klaim bahwa produk tersebut haram tidak terbukti.

Atas penjelasan itu, maka kabar mengenai produk “Apollo” mengandung babi tidak benar. Dengan demikian, kabar tersebut masuk ke dalam kategori hoax."

Tak hanya itu, pada 2 Januari 2018, Majelis Ulama Indonesia juga mengeluarkan surat pemberitahuan yang membantah isu soal ketidakhalalan Apollo.

"Berdasarkan hasil audit/penelusuran bahan tidak ditemukan adanya kandungan babi pada produk apollo sehingga MUI mengeluarkan sertifikat halal...," demikian dikutip dari surat pemberitahuan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika MUI.

 

Cek Fakta-Surat Pemberitahuan MUI

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Apa yang diunggah akun Facebook Dian Putri Paunk adalah isu lama yang tidak benar adanya. Makanan Apollo Pandan berbungkus hijau itu tidak mengandung babi, berdasarkan kesimpulan otoritas Malaysia dan Indonesia.

 

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.