Sukses

Bola Ganjil: Mencari yang Terbaik di Piala Dunia Mini 1964, Brasil Kecele

Kejuaraan Dunia jadi panggung pembuktian utama untuk mengetahui siapa yang terbaik. Dalam sepak bola, ajang tersebut berlangsung setiap empat tahun sekali.

Liputan6.com, Jakarta - Kejuaraan Dunia jadi panggung pembuktian utama untuk mengetahui siapa yang terbaik. Dalam sepak bola, ajang tersebut berlangsung setiap empat tahun sekali.

Teranyar Argentina keluar sebagai pemenang. Lionel Messi dan kawan-kawan menguasai turnamen di Qatar akhir tahun lalu demi merebut gelar ketiga sepanjang sejarah.

Meski sudah diakui keabsahannya, ternyata sempat ada pihak yang coba mencari jawaban sendiri untuk mengetahui siapa yang terbaik. Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) melakukannya pada 1964.

Memanfaatkan momen ulang tahun emas, CBF menggelar turnamen bertajuk Taca das Nacoes. Ajang yang kemudian dijuluki Piala Dunia Mini itu dilangsungkan untuk mengetahui siapa favorit pada Piala Dunia 1966.

Brasil saat itu sudah mengoleksi dua gelar dan berstatus juara bertahan setelah menjuarai edisi 1958 dan 1962. Selain Pele, mereka punya bintang seperti Gerson, Jairzinho, dan Gilmar.

CBF mengundang tuan rumah turnamen selanjutnya yakni Inggris, beranggotakan pemain seperti Bobby Charlton, Bobby Moore, dan Gordon Banks.

Tim lain yang diajak adalah negara tetangga Argentina. Meski belum pernah memenangkan Piala Dunia, Tim Tango memiliki nama-nama berkualitas seperti Amadeo Carrizo, Jose Varacka, Jose Ramos Delgado, Alfredo Rojas, dan Antonio Rattín.

Negara terakhir yang jadi pelengkap adalah Portugal. Mereka datang bermayoritaskan pemain asal SL Benfica, yang sudah memenangkan Piala Champions dua kali, dengan ujung tombak Benfica.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

CBF Terlalu Pede

Maksud CBF menghadirkan turnamen berkelas dan menghibur terwujud. Tercipta 19 gol dalam enam pertandingan yang berlangsung, atau rata-rata 3,17 gol per laga.

Namun, hasil akhir kompetisi tidak sesuai prediksi. CBF sangat yakin Brasil keluar sebagai pemenang. Terlebih mereka tampil di depan pendukung sendiri pada pertandingan yang digelar di Maracana (Rio de Janeiro) dan Pacaembu (Sao Paulo).

CBF bahkan dilaporkan sampai memesan jam khusus bertuliskan nama pemain yang semula dipersiapkan sebagai hadiah.

 

3 dari 4 halaman

Argentina Juara

CBF menanggung malu karena hasil di lapangan tidak sesuai ekspektasi. Brasil memang tampil brilian di laga pembuka kontra Inggris dengan menang 6-1.

Pele bermain baik dengan merepotkan pertahanan The Three Lions, hingga membuat striker Inggris Jimmy Greaves berdecak kagum. "Dia datang dari planet lain," katanya kala itu.

Namun setelahnya Brasil harus mengakui keunggulan Argentina dan takluk 0-3. Hasil tersebut membuat kesuksesan menghajar Portugal pada partai pamungkas tidak berarti. Argentina keluar sebagai juara karena memenangkan seluruh pertandingan yang dilakoni.

 

4 dari 4 halaman

Diwarnai Kekerasan

Piala Dunia Mini juga diwarnai kontroversi karena kekerasan di lapangan. Penggawa Portugal Jose Torres coba meninju wasit saat meladeni Inggris. Dia kesal melihat pengadil menganulir gol rekannya karena offside.

Torres akhirnya mendapat kartu merah. Tapi dia masih beruntung tidak mendapat sanksi seumur hidup dilarang bermain sepak bola.

Pada Brasil kontra Argentina, Pele menanduk Jose Agustin Messiano yang terus mengasarinya. Serangan tersebut sampai membuat hidung Messiano patah dan harus diganti. Uniknya, Roberto Telch yang mengisi posisi Messiano mencetak dua gol bagi Argentina.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.