Sukses

Cristiano Ronaldo dan Piala Dunia: Tsunami Prestasi Pribadi Tapi Mentok Terus!

Piala Dunia 2022 bisa jadi Piala Dunia terakhir CR7

Liputan6.com, Jakarta Cristiano Ronaldo adalah salah satu pemain top dunia yang tidak pernah luput dari perhatian. Tak hanya di level klub tapi juga ketika membela Timnas Portugal di ajang turnamen bergengsi, termasuk Piala Dunia.

Kalau sampai dipanggil memperkuat Portugal di Piala Dunia 2022, Ronaldo dipastikan masuk jajaran pemain terpilih yang main di lima edisi Piala Dunia berbeda.

Selama ini, baru ada empat pemain yang masuk ke daftar bergengsi itu: Antonio Carbajal (Meksiko), Lothar Mattheus (Jerman), Rafael Marquez (Meksiko) dan Gianluigi Buffon (Italia). Ronaldo berpotensi besar menjadi yang kelima.

Sosoknya pun sangat diharapkan bisa terlihat di Piala Dunia Qatar.

Tapi bagaimana penampilan Ronaldo dalam empat Piala Dunia sebelumnya. Ternyata banyak cerita yang tercipta, termasuk prestasi, kontroversi dan juga kegagalan.

Ronaldo mengawali karirnya berkostum Portugal sejak U-15 pada tahun 2001. Selama karirnya di tim junior, ia selalu membela seluruh kelompok umur dengan 34 penampilan dan torehkan 18 gol secara keseluruhan.

Barulah pada usia 18 tahun, Ronaldo untuk pertama kalinya dipanggil tim senior Portugal pada 2003 dan dipercaya untuk tampil dalam ajang Euro 2004.

Sementara edisi pertama Piala Dunia yang dirasakan CR7 adalah Piala Dunia 2006 di Jerman. Prestasi menawan berhasil dicatatkannya usai cetak gol lewat titik penalti ke gawang Iran.

Ronaldo menjadi pencetak gol termuda Portugal di Piala Dunia saat usianya baru menginjak 21 tahun dan 132 hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Menangis Dalam

Memasuki babak 16 besar, Ronaldo mungkin akhirnya merasakan keras dan panasnya pertandingan Piala Dunia saat menghadapi Belanda. Laga tersebut bahkan dijuluki "Pembantaian Nuremberg".

Pertandingan yang berlangsung di Frankenstadion itu memang berlangsung penuh pelanggaran. Bahkan, wasit Rusia, Valentin Ivanov, mengeluarkan empat kartu merah dan 16 kartu kuning. Hingga kini masih jadi rekor kartu terbanyak dalam pertandingan FIFA.

Dalam laga itu, Ronaldo tentu menjadi target permainan kotor lawan. Ia bahkan sampai menangis saat ditandu keluar dan diganti, setelah mendapatkan tekel keras bek Belanda, Khalid Boulahrouz.

Setelah kemenangan 1-0 untuk Portugal, Ronaldo tanpa segan menuduh sang lawan "jelas sekali melakukan pelanggaran secara sengaja untuk mencederai saya".

Beruntung Ronaldo pulih jelang laga lawan Inggris di perempat-final. Dalam laga ini, pemain Manchester United itu jadi bulan-bulanan media Inggris usai kekalahan "The Three Lions".

Media Inggris menyebut kartu merah yang didapat Wayne Rooney akibat protes berlebihan Ronaldo yang mempengaruhi keputusan wasit. Karena Ronaldo terlihat mengedipkan matanya ke bangku cadangan Portugal usai insiden itu.

Langkah Ronaldo akhirnya terhenti usai tumbang di tangan Prancis pada babak semifinal. Bahkan, cemoohan kerap terdengan tiap kali Ronaldo pegang bola dalam laga tersebut.

Namanya pun tidak masuk daftar Best Young Player karena "kontroversi kedip" dalam laga Inggris. Ia pun jadi musuh bersama publik Inggris saat kembali ke Premier League.

3 dari 5 halaman

Kena

Empat tahun kemudian, Ronaldo tentu diharapkan jadi mesin gol Portugal. Tetapi kostum dengan nomor punggung 7 yang baru saja diberikan padanya nampaknya terlalu berat.

Ronaldo tidak mencetak satu gol pun sepanjang kualifikasi Piala Dunia 2010, dan lolos berkat kemenangan tipis lawan Bosnia-Herzegovina dalam babak playoff.

Meski tidak mencetak gol, Ronaldo selalu didapuk sebagai man of the match dalam tiga pertandingan grup melawan Pantai Gading, Korea Utara dan Brasil.

Satu-satunya gol yang dicetak Ronaldo saat kemenangan telak 7-0 atas Korea Utara. Ini merupakan gol pertamanya untuk Portugal dalam 16 bulan terakhir.

Perjalanan Portugal di Afrika Selatan akhirnya terhenti di babak 16 besar setelah kalah 0-1 di tangan Spanyol, yang akhirnya menjadi juara.

Banyak yang menilai, Ronaldo kena "kutukan edisi kedua" yang kerap dialami pemain bintang saat tampil untuk kali kedua di ajang Piala Dunia.

Jelang Piala Dunia 2014 di Brasil, performa ciamik Ronaldo akhirnya kembali. Terbukti dengan total delapan gol sepanjang babak kualifikasi, termasuk seluruh empat gol di babak play-off melawan Swedia.

Tapi, Ronaldo malah membawa kekhawatiran jelang terbang ke Brasil. Cedera yang bisa membahayakan karirnya.

4 dari 5 halaman

Lutut Nyaris Meledak, Portugal Gagal Total

Ronaldo tetap dipanggil untuk memperkuat Portugal di Piala Dunia 2014 meski masih mengalami cedera patellar tendinitis (sobekan tendon lutut) dan juga masalah pada pahanya.

Cedera ini disebut bisa mengancam karir Ronaldo ke depannya, namun sang pemain tetap menyatakan siap tempur demi membela panji Portugal.

"Kalau kami punya dua atau tiga Cristiano Ronaldo dalam tim, saya bisa merasa lebih nyaman. Tapi kita tidak," ujar CR7 dalam wawancara beberapa waktu jelang turnamen bergulir.

Kondisi kebugarannya terus dalam tanda tanya. Ia bahkan sempat absen dalam dua sesi latihan. Kendati demikian, Ronaldo tetap bermain 90 menit saat kalah 0-4 di laga pembuka lawan Jerman.

Penampilannya membaik dalam laga kedua lawan Amerika Serikat dengan menyumbangkan dua buah assists. Sebelum akhirnya mencetak gol kemenangan saat mengatasi Ghana dengan skor 2-1.

Gol tersebut sekaligus menandakan gol ke-50 Ronaldo di pertandingan internasional, dan juga jadi pemain Portugal pertama yang tampil di tiga edisi Piala Dunia berbeda. Sayang, Portugal tersingkir cepat di fase grup dengan kalah selisih gol dari Amerika Serikat.

5 dari 5 halaman

Pencetak Hat-Trick Tertua di Piala Dunia

Memasuki usia 33 tahun, ternyata tidak menghentikan Ronaldo untuk bersinar dalam panggung besar. Ini terbukti lewat tiga golnya ke gawang Spanyol dalam laga pertama Piala Dunia 2018.

Selain jadi satu dari empat pemain yang bisa cetak tiga gol di pertandingan Piala Dunia. Nama Ronaldo pun tercatat sebagai pemain tertua yang sukses mencetak hat-trick sepanjang sejarah Piala Dunia.

5 hari berselang di tanggal 20 Juni 2018, Ronaldo kembali catatkan prestasi setelah mencetak satu-satunya gol kemenangan atas Maroko. Ia memecahkan rekor Ferenc Puskas sebagai pemain Eropa dengan gol terbanyak (total 85 gol).

Sayang, eksekusi penalti Ronaldo dalam laga terakhir lawan Iran gagal membuat skor akhir 1-1. Hasil imbang ini menempatkan Portugal harus puas sebagai runner-up grup di belakang Spanyol.

Langkah Ronaldo dan Portugal akhirnya kembali terhenti di babak 16 besar usai tumbang 1-2 di tangan Uruguay. Berkat penampilan gemilangnya sepanjang turnamen, Ronaldo masuk dalam Tim Impian Piala Dunia.

Dalam Piala Dunia 2022 yang berpotensi jadi turnamen terakhirnya bersama Portugal, Ronaldo jelas ingin menjadi juara. Namun, ia harus bisa memimpin Selecao Das Quinas melewati beratnya Grup H lebih dulu, yang diisi oleh Uruguay, Ghana dan Korea Selatan.

Dengan berbagai rintangan dan isu miring di Manchester United saat ini, menarik untuk dinantikan apakah Ronaldo bisa mengeluarkan performa terbaiknya di Qatar nanti. Bisakah julukan "makin tua makin jadi" disematkan pada dirinya? Kita tunggu saja..

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.