Sukses

3 Faktor Ini Bikin Harga Pemain di Bursa Transfer Terjun Bebas Akibat Virus Corona

Transfermarkt menyebut kalau harga-harga pemain di bursa transfer musim panas bisa turun di angka 10 hingga 20 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Harga pemain di bursa transfer musim panas kemungkinan bakal mengalami penurunan. Hal tersebut diakibatkan oleh pandemi virus corona covid-19 yang terjadi di seluruh penjuru dunia.

Transfermarkt menyebut kalau harga-harga pemain di bursa transfer musim panas bisa turun di angka 10 hingga 20 persen. Dua pemain Paris Saint-Germain (PSG), Kylian Mbappe dan Neymar pun mengalami penurunan.

Mbappe yang dibandrol seharga 200 juta euro mengalami penurunan hingga 180 juta euro. Sedangkan Neymar yang tadinya berada di agka 160 juta euro menjadi 128 juta euro.

Sementara pemain termahal Inggris, Raheem Sterling, nilai jualnya turun hingga 32 juta euro. Kini, pemain Manchester City itu bisa dibeli dengan uang 128 juta euro.

Lalu, apa yang menyebabkan harga pemain di bursa transfer musim panas menurun akibat virus corona covid-19? Simak penjelasannya di halaman berikut, seperti dikutip dari Sportskeeda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Regulasi Financial Fair Play

Regulasi Financial Fair Play (FFP) menetapkan, sebuah klub sepak bola tidak boleh menghabiskan uang yang mereka dapatkan. Regulasi ini bisa mencegah sebuah klub mengalami masalah keuangan dan kelangsungkan hidup yang tidak menentu.

Di masa pandemi virus corona covid-19, klub-klub kehilangan banyak uang dari segi komersial, hak siar, hingga penjualan tiket.

Sementara itu, klub harus mengeluarkan upah untuk pemain, klub, hingga biaya keuangan lainnya. Kondisi ini membuat harga pemain menurun di bursa transfer selanjutnya.

 

3 dari 4 halaman

Kualitas Neraca Klub

Setiap klub sepak bola memiliki tujuan yang sama dengan dunia bisnis, yakni memaksimalkan aset dan meminimalkan kewajiban agar bisa meningkatkan finansial mereka.

Banyak klub besar di Eropa yang memiliki banyak utang, seperti Barcelona dan Manchester United. Namun dua klub itu punya aliran pendapatan untuk pembayaran utang, meski pasang surut.

Sementara klub seperti Tottenham Hotspur, Inter Milan, Atletico Madrid, hingga AC Milan punya utang di angka 348 hingga 438 juta pound sterling. Klub-klub seperti mereka bisa mengalami kerugian koperatif.

Utang-utang tersebut bisa saja memiliki bunga. Kondisi yang menguntungkan adalah Manchester City dan PSG yang didanai oleh orang Timur Tengah. Mereka tidak perlu membayar bunga untuk membayar utang.

 

4 dari 4 halaman

Keseimbangan dan Pemulihan Biaya

Di masa pandemi virus corona covid-19, semua klub kehilangan pemasukan mereka. Untuk mendapatkan keseimbangan dan pemulihan keuangan, mereka bakal menjual beberapa pemain dengan harga murah.

Selain itu, pemulihan keuangan bisa didapat lagi dengan memenangkan kompetisi, hadiah uang, penjualan gambar, dan hak image. Namun cara ini berjalan sangat lambat karena tidak mungkin ada banyak pihak yang mau mengeluarkan uang banyak setelah pandemi virus corona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.