Sukses

3 Alasan Dortmund Bakal Runtuhkan Dominasi Munchen di Bundesliga

Borussia Dortmund siap mengintip peluang mencuri gelar juara milik Bayern Munchen di Bundesliga.

Dotmund - Selama Tujuh musim terakhir, Bayern Munchen jadi penguasa Bundesliga. Tak ada satu klub pun bisa menyaingi mereka. Namun, musim 2019-2020 ini FC Hollywood harus waspada dengan Borussia Dortmund.

Kekalahan Munchen dari Dortmund di final Piala Super Jerman mempertegas akan terjadinya pergeseran peta persaingan juara Bundesliga. 

Demi mempertahankan dominasi domestik, Bayern Munchen amat agresif di bursa transfer musim panas ini. Mereka sibuk mencari pengganti dua pemain penting di sisi ofensif, Franck Ribery dan Arjen Robben. 

Uniknya Borussia Dortmund cenderung santai. Pembelian pemain yang mereka lakukan tak terlalu jorjoran. Dengan komposisi skuat yang ada mereka siap jadi penantang serius Bayern Munchen.

Mungkinkah Borussia Dortmund menggusur rivalnya dari singgasana? Ada tiga alasan yang menguatkan hal itu. Simak ulasannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bersiap Lebih Dini dibanding Bayern

Dalam 20 tahun terakhir Dortmund adalah satu-satunya klub yang bisa konsisten menyaingi Munchen. Mereka memenangi gelar back-to-back di 2010-2011 dan 2011-2012, sebelum akhirnya hingga kini Bayern langgeng jadi jawara Bundesliga.

Namun, berkaca pada pencapaian musim lalu, tim asuhan Lucien Favre layak membuat Bayern Munchen ketar-ketir. Dortmund sepanjang putaran pertama kompetisi kukuh di puncak klasemen Bundesliga sebelum akhirnya dikudeta Bayern. Persaingan antarkeduanya amat sengit hingga akhir musim.

Menyongsong musim ini, Dortmund menyelesaikan urusan transfer mereka lebih awal. Mereka menggaet bek Bayern Munchen, Mats Hummels dan bek sayap Timnas Jerman, Nico Schulz dari Hoffenheim, untuk memperbaiki lini belakang.

Borussia Dortmund belajar banyak dari pengalaman tak mengenakkan musim lalu. Die Borussen sempat unggul sembilan poin dari Bayern. Rapuhnya pertahanan membuat mereka kehilangan banyak poin di partai-partai penting.

"Dortmund telah mengubah cara pandang mereka tentang persaingan. Ketika mereka unggul sembilan poin, mereka masih tidak mengatakan bahwa gelar itu adalah tujuan mereka dan itu adalah sesuatu yang mereka akui sebagai kesalahan. Mereka bersiap lebih dini untuk memperbaiki keadaan," kata jurnalis Bundesliga Archie Rhind-Tutt kepada podcast Football Daily Euro Leagues.

 

3 dari 4 halaman

Jadon Sancho Ada di Level Permainan Terbaik

Borussia Dortmund  punya Jadon Sancho wonderkid yang permainannya mulai matang.

Sancho tampil di 43 laga musim lalu, ia mencetak 13 gol. Sang penyerang sayap asal Inggris tersebut terlihat makin mengilap di awal musim.

Ia jadi kartu truf Dortmund saat menggasak Bayern Munchen di final Piala Super Jerman lewat sumbangsih gol dan assistnya.

Di sisi lain, Bayern Munchen sedang kebingungan mencari bintang baru yang bisa punya peran besar untuk mengerek permainan tim.

4 dari 4 halaman

Bayern Munchen Belum Punya Bintang Baru yang Kinclong

Bayern Munichen menghabiskan musim panas ini untuk mengejar pemain depan Manchester City, Leroy Sane, yang jadi  target nomor satu klub untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Arjen Robben dan Franck Ribery.

Namun, negosiasi tak berjalan mulus. Belakangan Sane dihajar cedera berat. Belakangan mereka sukses mendatangkan Ivan Perisic dari Inter Milan. Namun, hal itu dinilai belum cukup.

"Bayern hanya kehilangan empat pertandingan musim lalu tetapi, melihat mereka belum mendapatkan bintang idaman di bursa transfer, membuat persiapan mereka menghadapi musim baru kurang ideal. Pelatih Niko Kovac mengiginkan adanya penyegaran, namun ia tidak punya waktu yang banyak." ujar Archie Rhind-Tutt.

Belakangan nama Philippe Coutinho dikait-kaitkan dengan Bayern. Namun, mereka harus bersaing dengan klub kaya Prancis, PSG untuk bisa menggaet penyerang asal Barcelona tersebut.

"Saya pikir Coutinho akan memberi Bayern sesuatu yang sedikit berbeda, tetapi itu masih merupakan skenario aneh bagi Bayern karena mereka terbiasa menyelesaikan bisnis pembelian pemain lebih awal," kata Rhind-Tutt.

"Mereka telah menempatkan diri mereka di bawah banyak tekanan dan masih terasa ada sesuatu yang hilang dari Bayern sekarang."

Sumber: BBC

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.