Sukses

Lebih Kaya dari Indonesia, Korsel Justru Lebih Berhemat

"Meski Korsel sudah lebih kaya dibanding Indonesia, tapi mereka terus melakukan penghematan terutama belanja pemerintah dan jumlah pegawai"

Pemerintah Indonesia masih harus banyak belajar dari Korea Selatan (Korsel) di segala hal, terutama teknologi dan penggunaan belanja pemerintah. Negeri Ginseng tersebut juga sukses menerapkan reformasi birokrasi di negaranya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Azwar Abubakar usai menerima kunjungan kehormatan dari Parlemen Korsel yang didampingi pejabat Kedubes Korsel tanpa sungkan mengakui bahwa Indonesia memang harus belajar banyak pada negara tersebut.

"Korea sangat hebat, karena mereka bisa melaksanakan reformasi birokrasi yang sangat luar biasa. Kita harus meniru Korea terutama terkait Informasi Teknologi (IT)," ujar Azwar dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/1/2014).

Azwar menjelaskan, Korea juga sukses melakukan penghematan anggaran dari sisi fiskal. Padahal, kekayaan Negeri K-Pop ini jauh lebih besar dibandingkan Indonesia.

"Meski Korsel sudah lebih kaya dibanding Indonesia, tapi mereka terus melakukan penghematan terutama belanja pemerintah dan jumlah pegawai. Perubahan ini juga harus dilakukan di Indonesia," tegas Azwar.

Dalam kunjungannya kali ini, kedua negara memutuskan melakukan tindak lanjut finalisasi proposal kerjasama antara Kementerian PAN-RB, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dengan KOIC-Korea.

Kementerian dan Lembaga ini sepakat menggarap proyek Consolidating Indonesian E-gov toward a Global and Connect World (CIE2G & CW). Proyek yang dirancang mulai 2015 hingga 2019 itu akan didanai dari bantuan berupa hibah sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 100 miliar.

"Proyek ini untuk mendukung tranparansi, efisiensi dan akuntabilitas pemerintahan, meningkatakan kapasitas pemerintahan Indonesia di bidang e-Govt (electronic government) dan mempererat hubungan antara pemerintah Indonesia dan Korea," ujar Azwar.

Proyek kerjasama ini akan diprioritaskan pada upaya meningkatkan produktivitas dan keterampilan bagi pegawai-pegawai di pemerintahan, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Sementara itu, Ketua Delegasi Parlemen Korea, Yoo Ki June mengatakan, pihaknya akan memberikan perhatian penuh kepada Indonesia dalam segala bidang, termasuk pelaksanaan reformasi birokrasi.

"KOIKA sedang membahas serius untuk reformasi birokrasi pemerintah Indonesia melalui pembangunan e-govt  untuk periode tahun 2015-2019," kata dia.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini