Sukses

Kelebihan dan Kelemahan Mata Uang Baru Bitcoin

Eropa dan China sudah melarang transaksi menggunakan mata uang baru Bitcoin. Apa sebetulnya keunggulan dari mata uang virtual ini?

Masyarakat Indonesia mulai tertarik dengan penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran di dalam negeri. Buktinya situs resmi jual beli bitcoin telah hadir menghiasi dunia virtual di Tanah Air.

Bagi Anda yang belum banyak mengetahuinya, bitcoin merupakan mata uang virtual di mana orang bisa melakukan transaksi melalui perangkat elektronik seperti komputer.

Namun seperti dikutip dari Forex Ticket, Senin (23/12/2013), mata uang yang yang dikaitkan dengan nama Satoshi Nakamoto sebagai penemunya ini dikenal tidak berbadan hukum. Artinya, pemerintah tidak bertanggung jawab atas berbagai transaksi dilainnya.

Meski demikian, bitcoin dikenal sebagai alat tukar yang tahan terhadap pemalsuan. Lebih lengkapnya, berikut keunggulan dan kelemahan penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran:

1. Keamanan

Tak seperti mata uang konvensional yang rawan pemalusan, aturan kriptografi yang diterapkan pada bitcoin membuat para pemiliknya terhindar dari risiko yang sama.

2. Mampu berperan sebagai mata uang global

Meski setiap negara telah memiliki mata uang masing-masing, bitcoin tetap hadir dan masuk ke dalamnya. Bitcoin tak mengenal batas negara, tidak goyah karena kondisi politik di pemerintahan, dan tidak terpengaruh apapun.

3. Sebagai pelindung dari inflasi

Layaknya emas, bitcoin dianggap dapat berperan sebagai nilai lindung dari inflasi. Bitcoin dapat menekan laju inflasi yang berlebihan.

4. Tabungan

Bitcoin merupakan bentuk baru tabungan masyarakat yang diterapkan dengan sistem yang tidak merepotkan. Selain itu dengan menabung bitcoin, semua perantara keuangan yang biasa dilakukan di bank-bank dapat dihilangkan. Para pemegangnya juga tak perlu membayar biaya layanan dan registrasi.

Di tengah keunggulannya tersebut, Bitcoin ternyata juga menyimpan sejumlah kelemahan besar, seperti:

1. Tidak Stabil

Bitcoin merupakan mata uang yang bersifat spekulatif. Sedangkan saat ini belum cukup banyak perusahaan yang menawarkan pembelian dan penjualan produk-produk dengan bitcoin sebagai alat pembayarannya.

2. Sangat berisiko hilang atau dicuri

Sebagai mata uang virtual, bitcoin disimpat dalam bentuk file digital atau dikenal dengan sebutan wallet file. Dalam penggunaannya, wallet file serupa dengan fungsi dompet penyimpan uang tunai.

Namun wallet file yang disimpan di hard disk peralatan elektronik Anda sangat rentan pada kerusakan. Selain itu, virus yang menyerang hard disk Anda juga dapat membuat bitcoin yang tersimpan hilang begitu saja.

Dompet digital tersebut juga dapat diretas dan dicuri melalui malware. Belum lagi risiko isi hard disk pemilik bitcoin terhapus tanpa sengaja. Lebih menyakitkan dari uang tunai, Anda kehilangan semua isi dompet tanpa bisa ditelusuri kemana hilangnya.

Selain itu, orang-orang yang memiliki keahlian di bidang komputerisasi berpotensi mencuri uang-uang tersebut.

3. Alat pencucian uang

Penggunaan mata uang bitcoin tidak dikontrol pemerintah atau lembaga keuangan yang berwenang. Akibatnya kondisi tersebut membuka peluang besar untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencucian uang dan penghindaran pajak.

Kurangnya kendali pemerintah juga membuat bitcoin tampak tidak bernilai. Selain itu, sebagian pengamat keuangan menganggap bitcoin sebagai mata uang ilegal karena tidak didorong perundangan yang sah di mata hukum. (Sis/Shd)

Baca Juga

Ditolak Pemerintah China, Nilai Tukar Bitcoin Terjun Bebas

Eropa Tuding Mata Uang Baru Bitcoin Berbahaya

BI Kaji Pemakaian Bitcoin sebagai Alat Pembayaran

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Bitcoin seperti emas digital yang menawarkan dua pilihan yaitu sebagai alat investasi dan pembayaran.

    Bitcoin

Video Terkini