Sukses

Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg Tunggu Inflasi Lebih Rendah dari 4%

Harga elpiji 12 kilogram (kg) rencananya berlangsung pada Oktober 2013 jika angka inflasi tidak lebih dari 4%

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan menyatakan harga elpiji 12 kilogram (kg) rencananya berlangsung pada Oktober 2013 jika angka inflasi tidak lebih dari 4%. Hal ini karena kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu telah menyumbangkan inflasi sebesar 0,01%.

"Inflasi kalau 4% mungkin kita akan mengajukan lagi, tapi perkiraan Oktober hingga November dampak inflasinya tidak besar," ujar Karen di Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Namun Karen menegaskan juga akan mempertimbangkan dampak kenaikan tersebut terhadap masyarakat. Sementara itu untuk kisaran harga yang akan dibanderol nantinya sudah dirumuskan dan diperhitungkan.

"Kita harus melihat bukan hanya dari persero. Persero memang harus naik. Tapi melihat dampak keseluruah terhadap pasar," ujarnya.

Hingga saat ini pemerintah sendiri belum memberikan sinyal persetujuan terkait hal tersebut, namun menurut Karen, Pertamina telah sudah mempersiapkan langkah-langkah startegis untuk mengantisipasi hal tersebut.

"Kita sudah ada kompensasi. Nanti berupa harus biaya produksi kurangkan karena agar tidak menganggu kapital yang Rp 5 triliun, istilah kapitaslsasi," jelasnya.

Saat ini, Pertamina menanggung kerugian akibat penjualan elpiji 12 kg yang sejalan dengan tinggi inflasi semasa lebaran ini.

Dari kerugian ini, penjual elpiji tersebut tidak mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap laba Pertamina yang mencapai Rp 5 triliun di semester pertama 2013.

Karen mengatakan bahwa hal ini sebagai salah satu efek domino yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu yang juga menyebabkan inflasi yang tidak terkontrol.

"Dengan kenaikan harga BBM kemarin, tetapi ini bukan semata karena naik harga BBM-nya, tapi ada efek domino dimana semua harga pangan naik, itu kan inflasinya jadi tidak terkontrol. Kalau kenaikan harga LPG saja itu menyumbangkan inflasi 0,01%, ini jadi tidak signifikan," tandasnya. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini