Sukses

Cadangan Devisa RI Turun, BI Harus Hati-hati

Bank Indonesia diminta hati-hati terkait turunnya cadangan devisa Indonesia.

Beberapa hari lalu Gubernur Bank Indonesia, Agus Marto Wardojo mengumumkan mengenai Cadangan Devisa (Cadev) yang dimiliki Indonesia di akhir Juni kembali turun ke US$ 98,1 miliar dari data akhir Mei sebesar US$ 105,1 miliar.

Kembali turunnya cadev ini dinilai oleh para pengamat ekonomi Bank Indonesia harus semakin hati-hati dalam memberikan sugest kepada market meskipun hal itu bertujuan demi menstabilkan perekonomian negara.

"Jadi kalo BI tidak hati-hati terus main intervensi ini akan malah ditangkap negatif atau buruk oleh pelaku pasaran, jadi itu akan memicu spekulan, jadi para spekulan itu justru akan semangat kalo BI tidak pruden dalam me-manage cadangan devisa kita," ungkap Enny Sri Hartati, Direktur Institute for Development of Economy and Finance (INDEF) saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (8/7/2013).

Enny menilai jika BI sudah terlalu over untuk melakukan intervensi ke pasar hal ini menandakan BI sudah khawatir dengan kondisi pasar pada saat ini, kekhawatiran seperti itulah yang didefinisikan para pelaku pasar menjadi peluang untuk mereka menggunakan momentum itu untuk spekulasi.

"Kalau sudah spekulasi tidak terhindari lagi fluktuasi nilai tukar tidak bisa kita rasionalkan lagi apalagi kalau bener-bener semua orang berprespektif negatif, bisa Rp 10 ribu (Nilai tukar Rupaih terhadap Dollar AS),"jelas Enny.

Dengan semakin melemahnya nilai tukar rupian apabila terjadi agresifitas para spekulan, maka neraca perdagangan negara yang hingga saat ini masih selalu defisit akan semakin sulit diatasi.

Lebih lanjut Enny mengatakan pemerintah selama ini selalu dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan kebijakan yang sebenarnya tidak terlalu sulit diterapkan namun pemerintah dinilai seolah-olah tak begitu saja merealisasikannya.

"Seperti kemarin kan tentang pengendalian impor kita sudah memutuskan untuk membatasi dan memanage impor holtikultura tetapi begitu kita melakukan itu Amerika mengancam, Cina juga, kita keder lagi gitu kan, kalau pemerintah sendiri tidak konfiden dengan kebijakan-kebijakan stabilisasi atau yang diklaim untuk memanage neraca perdagangan kita ya kita sangat sulit mengembalikan neraca perdagangan kita menjadi surplus,"papar Enny.

Seperti yang diketahui sebelumnya, Gubernur BI mengatakan cadangan devisa yang ada saat ini lebih dari cukup untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Posisi cadangan devisa akhir Juni 2013 setara dengan 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah atau di atas kondisi yang terjadi pada 2005 dan 2008 yaitu sekitar 4,3 bulan impor.

Agus menambahkan, dalam 3 hari belakangan sudah mulai masuk investor asing non-residence yang membeli surat berharga negara (SBN). Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia sudah melalui tantangan yang ada dan akan kembali membuat semua pihak percaya tentang struktural dan perekonomian Indonesia menuju kinerja yang lebih baik, ujar Agus. (Yas/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini