Batik Goes Urban: Cara Baru Generasi Muda Lestarikan Warisan Nusantara

Kepala BSKJI Andi Rizaldi menilai, BCR menjadi sarana efektif untuk melestarikan budaya sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif. Pada triwulan II tahun 2025, nilai ekspor batik mencapai USD 5,09 juta, meningkat 27,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

“Kami di BSKJI berkomitmen memperkuat standardisasi, mutu, dan jasa industri yang menopang pengembangan batik nasional,” ujarnya.

Menurutnya, kegiatan Batik City Run 2025 menunjukkan bahwa batik tak hanya cocok untuk acara seremonial, tapi juga bisa hadir di kegiatan olahraga dan aktivitas harian. BSKJI terus mengembangkan teknologi pewarna alami, efisiensi produksi, serta pembinaan bagi IKM batik agar mampu menembus pasar global dan memenuhi selera konsumen modern.

Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menegaskan, Batik City Run 2025 menjadi ajang edukasi lintas generasi untuk menumbuhkan kecintaan terhadap batik Indonesia. “Batik hidup di tengah masyarakat modern. Ia bisa dikenakan saat berlari, bekerja, maupun berekreasi,” ujarnya.

Dalam acara ini juga hadir bentuk kolaborasi nyata antara BBSPJIKB dan industri. Bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), lembaga ini mengembangkan malam batik berbasis sawit yang lebih ramah lingkungan dan mudah didapat.

Selain itu, BBSPJIKB juga menggandeng PT Panasonic Gobel Indonesia meluncurkan mesin cuci Panasonic Seri Batik, hasil inovasi bersama yang dirancang khusus menjaga warna dan serat kain batik tetap awet.

“Kami ingin menunjukkan bahwa inovasi teknologi bisa berjalan seiring dengan pelestarian budaya,” tutur Direktur Panasonic Gobel Indonesia Arif Gobel.