Sukses

Harga Emas Tergelincir Usai Rilis Data Ekonomi AS, Momen untuk Beli?

Harga emas di pasar spot tersungkur di tengah investor khawatir waktu penurunan suku bunga the Fed dan aktivitas bisnis AS yang menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok ke level terendah lebih dari seminggu pada perdagangan Kamis, 23 Mei 2024. Harga emas merosot seiring investor semakin khawatir mengenai waktu penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan kuatnya aktivitas bisnis AS.

Mengutip CNBC, Jumat (24/5/2024), harga emas di pasar spot tersungkur 2,1 persen menjadi USD 2.328,61 per ounce. Emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 pada Senin. Harga emas telah naik 14 persen sepanjang 2024.

Sementara itu, harga perak di pasar spot susut 1 persen menjadi USD 30,45. Reli harga emas dan tembaga baru-baru ini mendorong harga perak ke posisi USD 32,5, tertinggi dalam 11 tahun pada awal pekan ini.

Di sisi lain, harga platinum susut 0,7 persen menjadi USD 1.028,15. Harga palladium merosot 2,5 persen menjadi USD 974,72.

Selain itu, dolar AS menguat sehingga membuat emas menjadi kurang menarik seiring aktivitas bisnis AS meningkat ke level tertinggi dalam dua tahun pada Mei. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi meningkat pada pertengahan kuartal II 2024.

“Penguatan dolar AS melemahnya prospek penurunan suku bunga AS telah memicu aksi ambil untung pada emas, tetapi penurunannya akan terbatas,” ujar Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali.

Meskipun respons kebijakan saat ini akan melibatkan untuk mempertahankan suku bunga pada tingkat saat ini, risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) terbaru mencerminkan diskusi mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga.

Ghali menuturkan, investor yang peduli dengan prospek the Fed sebenarnya tidak terlalu lama berinvestasi pada emas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

UBS Dongkrak Harga Emas

"Mereka melewatkan reli dan pada gilirannya tidak memiliki banyak emas untuk dijual. Jadi meskipun menurut kami harga emas sedang mengalami koreksi, tetapi koreksi tersebut relatif dangkal,” tutur Ghali.

Adapun UBS menaikkan perkiraan harga emas menjadi USD 2.600 per ounce untuk akhir 2024 dan merekomendasikan untuk membeli saat penurunan di sekitar USD 2.300 per ounce, atau lebih rendah. Hal ini seiring serangkaian data AS yang lebih lemah pada April, permintaan emas bank sentral yang direvisi naik dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, impor ke India, konsumen emas terbesar kedua di dunia dapat turun hampir seperlima pada 2024 karena tingginya harga yang mendorong konsumen ritel untuk menukar perhiasan lama dengan barang baru, menurut sebuah badan industri.

3 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini

Sebelumnya, pasar emas mengalami salah satu pergerakan paling dramatis tahun ini, didorong oleh data ekonomi penting dan pidato dari Federal Reserve.

Dikutip dari Kitco, Senin (20/5/2024), harga emas spot memulai minggu lalu pada USD 2,361.17, tidak banyak bergerak pada hari Minggu dan Senin sambil menantikan data inflasi utama.

Laporan PPI yang keluar pada Selasa pagi menunjukkan hasil yang beragam, namun komentar dari Ketua Fed Jerome Powell dua jam kemudian yang menyatakan bahwa bank sentral mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lagi membuat pasar merasa nyaman.

Harga emas mulai menguat pada awal Rabu pagi setelah laporan CPI bulan April menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya, yang mendorong para pedagang untuk meningkatkan harga logam mulia ini.

Pada Rabu malam, harga emas mencapai triple top di level USD 2,400, yang menghentikan momentum jangka pendeknya.

Tren harga emas spot menurun sepanjang Kamis, namun kembali menguat pada pembukaan pasar Amerika Utara pada hari Jumat. Ketika emas menembus USD 2,400 per ounce sekitar pukul 10:00 pagi EDT, kenaikan tersebut berlanjut tanpa hambatan.

 

 

4 dari 4 halaman

Survei Harga Emas

Survei Emas Mingguan Kitco News menunjukkan bahwa mayoritas pakar industri percaya bahwa harga emas dapat mencapai atau melampaui harga tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, pedagang ritel menunjukkan sikap yang sedikit lebih hati-hati terhadap prospek logam mulia.

Colin Cieszynski, Kepala Strategi Pasar di SIA Wealth Management, optimis bahwa harga emas akan terus naik minggu depan. Ia mencatat bahwa dolar AS dan imbal hasil treasury tampaknya melemah, yang secara teknis bisa membuka jalan bagi harga emas untuk mencapai USD 2,500 jika berhasil menembus resistensi di USD 2,400.

James Stanley, ahli strategi pasar senior di Forex.com, juga yakin bahwa emas akan terus menguat dalam waktu dekat.

Stanley mencatat bahwa pergerakan emas bullish yang kuat minggu ini merupakan kelanjutan dari penembusan pola fall wedge/bull flag minggu sebelumnya, dengan level USD 2.400 menjadi titik acuan penting.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.