Sukses

Pertamina, KNOC, dan ExxonMobil Siap Kembangkan Penyimpanan Karbon di Indonesia

Pertamina menjalin kerja sama dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil.

Liputan6.com, Jakarta Guna mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) lintas batas antara Indonesia dan Korea Selatan, Pertamina menjalin kerja sama dengan Korea National Oil Corporation (KNOC) dan ExxonMobil. Kerja sama tersebut juga bertujuan untuk menjalankan program penurunan karbon dari Pertamina.

Selain itu, lewat kerja sama ini ketiga pihak akan melaksanakan cooperative framework guna memperluas kolaborasi trans-boundary value chain CCS serta memetakan potensi kolaborasi, transfer teknologi, transport, dan lokasi storage CO2. Diharapkan, hal itu dapat mendukung pengembangan proyek CCS baik di Indonesia maupun di Korea Selatan.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa kerja sama strategis ini menjadi bukti keseriusan Pertamina untuk mendorong inisiatif program CCS dan penurunan karbon di Indonesia, termasuk untuk mengembangkan potensi untuk menyimpan CO2 domestik dan internasional di wilayah kerja Pertamina.

“Kerja sama dengan KNOC dan ExxonMobil menjadi bukti keseriusan Pertamina untuk mengakselerasi transisi energi dan program penurunan karbon di Indonesia dengan berkolaborasi dengan partner internasional," katanya.

"Tujuannya untuk mengembangkan penyimpanan karbon di Indonesia karena memiliki potensi penyimpanan karbon yang sangat besar di wilayah Asia Tenggara,” jelas Nicke.

President ExxonMobil Low Carbon Solutions, Asia Pacific, Irtiza Sayyed mengungkapkan bahwa kerja sama ini dilakukan untuk percepatan program pengurangan emisi.

“Bersama dengan Pertamina, KNOC dan dukungan Pemerintah Indonesia, kami terus mendorong program penurunan emisi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan seluruh kawasan," ungkapnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangun Hub Penyimpanan Karbon

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina melaksanakan penandatanganan Pre-Liminary Agreement dengan ExxonMobil, guna menjajaki beragam peluang kerja sama untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta keberlanjutan bisnis.

Pre-Liminary Agreement ini merupakan salah satu perjanjian turunan dari Head of Agreement (HoA) antara pihak ExxonMobil-Pertamina-PHE yang telah dilaksanakan pada 2022 lalu.

Melalui penguatan kerja sama ini, PHE dan ExxonMobil akan mematangkan dan menyiapkan rancangan model komersial untuk pengembangan hub penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) regional di wilayah kerja PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES). Dengan potensi untuk menyimpan CO2 domestik dan internasional melalui Asri Basin Project CCS Hub yang berada di Wilayah Kerja PHE OSES.

"Sebagai bagian dari studi yg sedang dilakukan bersama, PHE dan ExxonMobil (esso Indonesia) akan melakukan pengeboran appraisal dalam rangka pengambilan data yang nantinya data tersebut akan menjadi acuan untuk pengembangan CCS Hub Asri Basin,” ungkap Direktur Pengembangan & Produksi PHE, Awang Lazuardi.

Adapun Pre-Liminary Agreement ini berisikan tentang kegiatan pendahuluan sebelum pengeboran Appraisal well dilakukan. Sebelumnya, studi bersama Pertamina dan ExxonMobil berhasil menemukan potensi penyimpanan karbon dioksida (CO2) dengan kapasitas hingga 3 giga ton yang ditemukan di lapangan migas Pertamina dengan nilai investasi mencapai USD 2 miliar atau sekitar Rp 31,9 triliun (kurs Rp 15.965 per USD).

Kapasitas penyimpanan CO2 besar ini mampu untuk menyimpan secara permanen CO2 emisi seluruh Indonesia pada rata-rata saat ini, hingga 16 tahun ke depan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini