Sukses

Rial Iran Anjlok Imbas Serangan Rudal di Israel, Sentuh 705.000 per USD

Penurunan nilai rial terjadi beberapa jam setelah Iran mengerahkan serangan drone dan rudal terhadap Israel pada Sabtu malam.

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang Iran, rial sempat anjlok ke rekor terendah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di pasar tidak resmi, setelah Teheran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel pada Sabtu malam (13/4) memperluas ketegangan di Timur Tengah.

Melansir CNBC International, Senin (15/4/2024) nilai tukar Rial berada pada 705.000 per USD di pasar terbuka sekitar pukul 10.30 waktu setempat pada Minggu, 14 April 2024 menurut data dari situs pemantauan valuta asing Bonbast.

Sebagai informasi, Pemerintah Iran menetapkan nilai tukar resmi sebesar 42.000 rial/USD pada tahun 2018.

Penurunan nilai rial terjadi beberapa jam setelah Iran mengerahkan serangan drone dan rudal terhadap Israel pada Sabtu malam, sebagai tanggapan atas dugaan serangan militer negara itu yang menewaskan beberapa pejabat penting Iran di Suriah awal bulan ini.

Israel mengatakan, pihaknya mengidentifikasi 300 ancaman dari berbagai jenis dan menghilangkan 99% dari ancaman yang menuju wilayahnya sebagai bagian dari serangan pada Sabtu.

Perkembangan ini menandai serangan langsung pertama terhadap Israel dari wilayah Iran, dan Teheran kini menghadapi risiko terkena pembatasan perdagangan dan diplomatik lebih lanjut.

Sebelumnya, Rial Iran sudah menghadapi tekanan dari inflasi yang sangat tinggi yang dipicu oleh sanksi AS yang diterapkan pada masa pemerintahan Donald Trump, yang juga telah mengurangi penjualan beberapa ekspor utama Teheran seperti minyak mentah dan produk minyak lainnya.

Israel telah menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB menyusul serangan pada hari Sabtu, sementara Presiden AS Joe Biden telah meminta untuk mengadakan pertemuan G7 pada hari Minggu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bursa Saham Asia Melemah di Tengah Ketegangan Israel-Iran

Bursa saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan Senin (15/4/2024) seiring pelaku pasar mencermati dampak serangan Iran ke Israel pada akhir pekan lalu. Selain itu, investor juga fokus terhadap data ekonomi dari China dan Jepang.

Mengutip CNBC, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal dalam serangan militer ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggambarkan serangan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam sebuah pernyataan, Joe Biden menuturkan, AS akan intervensi untuk menolong Israel. Seiring sentimen serangan itu, harga minyak sedikit berubah pada Senin pagi. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,02 persen ke posisi USD 90,47 per barel dan harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah tipis 0,13 persen ke posisi USD 85,55.

Di sisi lain, India akan merilis inflasi grosir Maret pada Senin, 15 April 2024. Sementara itu, China akan mengumumkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal pertama.  Jepang juga akan merilis data perdagangan pada Maret dan angka inflasi masing-masing pada Rabu dan Jumat pekan ini.

Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 1,28 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topis melemah 0,97 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,92 persen. Indeks Kosdaq anjlok 1,58 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 turun tipis 0,14 persen, dan alami koreksi paling kecil di antara bursa saham lainnya di Asia.

Indeks Hang Seng berjangka berada di posisi 16.476, lebih lemah dibandingkan penutupan terakhir di posisi 16.721,69.

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS) berjangka menguat pada perdagangan Minggu, 14 April 2024 seiring investor fokus terhadap serangan rudal dan drone Iran ke Israel. Indeks Dow Jones berjangka naik 90 poin atau 0,2 persen. Indeks S&P 500 berjangka bertambah 0,2 persen dan indeks Nasdaq menguat 0,3 persen.

Harga emas berjangka melemah menjadi USD 2.373 per ounce. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi pada pekan lalu dan naik 15 persen pada 2024 seiring investor mencari keamanan di tengah inflasi yang tinggi dan ketegangan geopolitik.

3 dari 3 halaman

Bursa Saham AS

Di sisi lain, bursa saham Amerika Serikat (AS) berjangka menguat pada perdagangan Minggu, 14 April 2024 seiring investor fokus terhadap serangan rudal dan drone Iran ke Israel. Indeks Dow Jones berjangka naik 90 poin atau 0,2 persen. Indeks S&P 500 berjangka bertambah 0,2 persen dan indeks Nasdaq menguat 0,3 persen.

Harga emas berjangka melemah menjadi USD 2.373 per ounce. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi pada pekan lalu dan naik 15 persen pada 2024 seiring investor mencari keamanan di tengah inflasi yang tinggi dan ketegangan geopolitik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini