Sukses

Habiskan Rp 8,4 Miliar, Rehabilitasi Masjid Baitul Arham Sumenep Rampung

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap keberadaan Masjid Baitul Arham diharapkan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan selesainya pekerjaan rehabilitasi Masjid Baitul Arham di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur yang dianggap jadi simbol keberagaman masyarakat setempat. 

Lantaran, di kawasan tersebut terdapat 3 rumah ibadah yang saling berdekatan, yakni Masjid Baitul Arham, Gereja Katolik Maria Gunung Kamel, dan Klenteng Pao Sian Lin Kong (Kong Hu Chu). 

Basuki mengatakan, keberadaan Masjid Baitul Arham diharapkan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga dapat mendorong kegiatan pendidikan, dakwah dan serta aktivitas keislaman lainnya. 

"Saya harap setelah direnovasinya masjid ini bisa lebih dimakmurkan bukan hanya sebagai tempat shalat saja, tetapi juga sebagai tempat kegiatan keislaman lainnya seperti pengkajian dan konsultasi. Walhasil masjid ini harus bisa menjadi pusat pembinaan masyarakat sekitarnya," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (1/4/2024).

Adapun Masjid Baitul Arham telah berdiri sejak 1948 dengan mengadopsi gaya arsitektur perpaduan Jawa dan Islam. Adapun program renovasi rumah ibadah ini dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya pada Maret hingga Oktober 2023 dengan nilai kontrak Rp 8,47 miliar.

Anggaran tersebut digunakan untuk merenovasi gerbang utama, menara masjid, ruangan utama masjid, ruang takmir, tempat wudhu, ruang penyimpanan, ruang pengurus, parkiran, drainase dan tempat pembuangan sampah. 

Pekerjaan pembangunan dilaksanakan oleh CV Artha Media  Persada dan manajemen konstruksi PT Adhi Hutama Konsolindo. 

Masjid Baitul Arham berlokasi di Jalan Bereksosok Desa Pabian, Kabupaten Sumenep atau sekitar 10 menit dari Bandara Trunojoyo Sumenep.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kementerian PUPR Rampungkan Pembangunan Rusun Panti Asuhan Muhammadiyah di Madura

Sebelumnya diberitakan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) Basuki Hadimuljono meresmikan Rumah Susun (Rusun) Panti Asuhan Muhammadiyah Pamekasan yang berlokasi di Keluarahan Jungcangcang, Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (29/3/2024).

Basuki mengatakan, pembangunan rusun ini merupakan upaya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyediakan hunian yang layak bagi anak-anak yang tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Pamekasan. 

"Rusun ini sudah dilengkapi fasilitas pendukung dan meubelair. Sehingga kami harapkan anak-anak Panti Asuhan Muhammadiyah Pamekasan ini dapat menempati rusun ini dengan nyaman," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3/2024).

Rusun Panti Asuhan Muhammadiyah dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa IV sejak September 2023 dan selesai pada Desember 2023. 

"Rusun terdiri satu tower setinggi 2 lantai dengan hunian tipe barak rembunai. Terdapat 4 barak yang masing-masing terdiri dari 21 unit, sehingga dapat menampung 82 santri," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto.

Iwan mengatakan, untuk menambah kenyamanan para santri selama tinggal di rusun, Kementerian PUPR juga telah melengkapi bangunan rusun ini dengan fasilitas air bersih, instalasi listrik, serta meubelair berupa tempat tidur susun dan lemari pakaian 

Adapun pekerjaan konstruksi rusun dilakukan oleh CV Mega Copillas selaku kontraktor pelaksana serta PT Sigma Rekatama Consullindo selaku manajemen kontruksi. Sedangkan penyediaan meubelair dilakukan oleh PT Integra Indokabinet.

 

3 dari 4 halaman

Kementerian PUPR Bangun Bendungan Pertama di Sulawesi Barat

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengerjakan pembangunan Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Bendungan pertama di Sulbar ini masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus Pemerintah tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing, namun juga pemerataan hasil-hasil pembangunan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki, Minggu (25/2/2024).

Bendungan Budong-Budong dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dengan kapasitas tampungan 65,18 juta m3 dalam rangka pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) seluas 3.577 hektare.

Pertama di Sulawesi Barat

Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, kontrak konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak 8 Desember 2020. Sedangkan pekerjaan konstruksi bendungan dimulai September 2023.

"Pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat ini masih dalam tahap penyelesaian konstruksi dengan progres fisik 27%," ujarnya.

Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Abipraya-Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT. Indra Karya - PT. Tuah Agung Anugrah - PT. Ciriajasa E.C, KSO dengan biaya sebesar Rp 1,02 triliun.

 

4 dari 4 halaman

Manfaat Air bBku 410 Liter/detik

Bendungan Budong-Budong juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai daerah yang tengah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari sumber air bendungan.

Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik.

Wilayah Kabupaten Mamuju Tengah dilalui tujuh sungai yakni Sungai Budong-Budong, Lumu, Karama, Karossa, Benggaulu, Kamansi, dan Panggajoang yang mengalir dari daerah perbukitan di bagian timur menuju ke daerah pesisir arah barat dan bermuara di perairan laut Selat Makassar. Bendungan Budong-Budong akan dibangun dengan membendung Sungai Salulebbo yang merupakan anak sungai Budong- Budong.

Kabupaten Mamuju Tengah sendiri memiliki luas wilayah 306.527 km2 yang didominasi dengan lahan kering sekitar 38% dan sekitar 24% lahan kering sekunder.

Kabupaten ini terdiri dari lima kecamatan yakni Kecamatan Tobadak, Pangale, Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan komoditas unggulan seperti tanaman pangan padi dan palawija serta perkebunan sawit, kakao, kelapa, jeruk, kopi, tanaman obat, dan aromatika (nilam).

Secara administratif, Bendungan Budong-Budong berada di Desa salulebo, Kecamatan Topoyo dengan daerah layanan meliputi Daerah Irigasi Tobadak, Sulobaja, Bambadaru, Sallogata, Tinali, Barakkang, dan Lembah Hada.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini