Sukses

Kementan Gencarkan Program Pompanisasi Sawah Tadah Hujan di Banten

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Kementerian Pertanian terus melakukan percepatan tanam di sejumlah wilayah melalui pompanisasi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa Kementerian Pertanian terus melakukan percepatan tanam di sejumlah wilayah melalui pompanisasi. Dirinya optimis, program itu bisa memacu aktivitas tanam di musim kedua tahun ini guna berjalan lebih cepat dan maksimal.

"Program pompanisasi ini dikonsentrasikan untuk lahan sawah yang IP satu, namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun," katanya.

"Program ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang tadinya hanya satu menjadi dua atau lebih dalam setahun," jelas Amran.

Ia menyebut, lahan IP satu jika ditingkatkan menjadi dua atau tiga berarti akan bisa menjadi dua kali lipat bahkan tiga.

"Hal itu bisa menjadi potensi besar, dan kami siapkan pompa, inilah solusi cepat untuk menangani pangan," sebut Amran.

Ia pun mengungkapkan bahwa program ini akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar upaya peningkatan produksi padi berjalan secara masif.

“Kami rancang, Pulau Jawa minimal 500.000 hektare, itu minimal. Jadi kami fokus Jawa, karena Jawa rentang kendalinya dekat. 70% produksi juga di Jawa, sehingga langsung kami sentuh Jawa dulu, kemudian luar Jawa juga kami target 500.000 hektare,” ungkap Amran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Indeks Pertanaman

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil meninjau lahan tadah hujan di Desa Mekar Sari, Anyer, Serang, Banten. Ali Jamil ditemani ketua Kelompok Tani Karya Tani, Tubagus Barhul Ilmi untuk melihat lahan tadah hujan seluas 100 hektare.

"Tinjauan ini untuk melihat secara langsung kebutuhan prasarana pompa yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian di lahan tadah hujan di sini," ujar Ali Jamil.

Dirinya menjelaskan, dari total lahan 100 hektare, saat ini hanya 50 hektare yang dapat dikelola. Ali Jamil menyebut, sisanya 50 hektare tidak dapat ditanami lagi karena bendungan Kidemang jebol saat banjir 2016 silam yang menyebabkan tidak berfungsi optimal.

"Lahan sawah yang sudah 7 tahun lebih tidak digarap ini harus diintervensi dengan jaminan air melalui program pompanisasi yang digagas oleh Bapak Presiden," jelas Ali Jamil.

Ia pun menjelaskan, program pompanisasi ini dirancang untuk meningkatkan indeks pertanaman, termasuk untuk sawah tadah hujan dan dari catatan secara nasional, 7,5 juta hektare sawah di Indonesia, ada 36% merupakan sawah tadah hujan.

"Artinya ada 2,7 juta sawah tadah hujan. Nah, dari total secara nasional itu kita intervensi berapa yang memiliki sumber air dan dapat diairi menggunakan pompanisasi, jadi kita bergerak di lahan tadah hujan," jelas Ali Jamil.

3 dari 3 halaman

Minta Bantuan Kementan

Dinas Pertanian Serang dan Dinas Pertanian Banten mengusulkan kepada Kementerian Pertanian berupa bantuan dua unit irigasi perpomponen dengan rincian pompa 6 inch, rumah pompa, dan pipa distribusi air.

Bantuan traktor jenis roda dua dan empat diharapkan memaksimalkan lahan yang tidak digarap sejak 2016 di Anyer ini dan bisa membantu lahan kurang lebih 100 hektare di sini dapat menanam dua kali dalam satu tahun.

"Kita akan evaluasi usulan tersebut dan harus meningkatkan indeks pertanaman sawah tadah hujan. Kalau (yang ada irigasi) kita tidak kasih pompa saat ini. Kita fokus ke yang tadah hujan sebelum bulan 10," ujar Ali Jamil.

"Target Pak Menteri 1 juta hektare 500 ribu khusus di pulau jawa ini termasuk Banten. Dengan adanya peningkatan produktivitas pertanaman akan terjadi peningkatan penghasilan pendapatan masyarakat," jelasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.