Sukses

Harga Minyak Dunia Melesat, Imbas Rencana Penurunan Suku Bunga AS

Dikutip dari CNBC, Rabu (7/3/2024), harga minyak Kontrak West Texas Intermediate untuk bulan April naik 98 sen, atau 1,25%, menjadi USD 79,13 per barel. Brent berjangka bulan Mei bertambah 92 sen, atau 1,12%, menjadi USD 82,96 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Minyak mentah berjangka naik pada hari Rabu karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan bahwa suku bunga kemungkinan akan turun tahun ini, meskipun bank sentral bergerak dengan hati-hati.

Dikutip dari CNBC, Rabu (7/3/2024), harga minyak Kontrak West Texas Intermediate untuk bulan April naik 98 sen, atau 1,25%, menjadi USD 79,13 per barel. Brent berjangka bulan Mei bertambah 92 sen, atau 1,12%, menjadi USD 82,96 per barel.

Powell mengatakan kepada Komite Jasa Keuangan DPR pada hari Rabu bahwa The Fed perlu melihat “sedikit lebih banyak data” sebelum menaikkan suku bunga, meskipun ia memperkirakan bank sentral akan mulai melonggarkan kebijakannya tahun ini karena semakin yakin bahwa inflasi terkendali.

Dalam sambutannya, ketua Fed mengatakan bank sentral memperkirakan suku bunga telah mencapai puncaknya. Suku bunga yang lebih rendah biasanya merangsang perekonomian, yang menyebabkan lebih banyak permintaan minyak mentah.

Potensi Reli Harga Minyak

Tamas Varga, seorang analis di broker minyak PVM, mengatakan kepada kliennya dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa ketidakpastian seputar penurunan suku bunga adalah “musuh publik No. 1” dari reli minyak yang berkepanjangan.

“Kesaksian ketua Fed dan keputusan suku bunga ECB pada hari Kamis dapat menghidupkan kembali harapan pengurangan biaya pinjaman pada bulan Juni,” tulis Varga dalam catatan penelitiannya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Minyak AS Naik

Sementara itu, stok minyak mentah komersial AS naik 1,4 juta barel pada minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi (EIA). Penumpukan persediaan turun secara substansial dibandingkan minggu-minggu sebelumnya karena kilang memproses lebih banyak minyak mentah menjadi produk jadi.

Stok bensin AS turun 4,5 juta barel pada periode yang sama, menunjukkan bahwa permintaan meningkat.

Harga minyak telah naik lebih tinggi tahun ini, membukukan kenaikan selama dua bulan berturut-turut, karena OPEC+ telah memangkas produksi dan ketegangan geopolitik yang terus meningkat di Timur Tengah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini