Sukses

Hadapi Mudik Lebaran 2024, Mendagri Minta Pemda Waspada Pasar Tumpah hingga Kecelakaan Kapal

Indonesia jadi salah satu negara dengan mobilitas mudik paling tinggi di dunia. Maka, hal ini dinilai perlu ikut diawasi dengan sejumlah penanganan oleh aparat pemda.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian meminta pemerintah daerah mulai waspada terkait arus mudik lebaran 2024 ini. Utamanya terkait keselamatan dan kondisi jalanan selama periode mudik.

Tito mengatakan, Indonesia jadi salah satu negara dengan mobilitas mudik paling tinggi di dunia. Maka, hal ini dinilai perlu ikut diawasi dengan sejumlah penanganan oleh aparat pemda.

"Kita akan waspadai arus mudik dan arus balik, ini sudah menjadi ritual tahunan. Indonesia terkenal satu negara dengan arus mudik dan arus balik yang berjuta-juta orang, puluhan, ratusan juta orang malah," ucap Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3/2023).

"Nah ini akan beprengaruh juga pada situasi transportasi perhubungan, yang di Jawa saya kira sudah memiliki pola, teman-teman kepala daerah, yang di Jawa, Sumatera, sudah memiliki pola arus mudik dan arus balik. Tapi jangan lengah ada perubahan-perubahan baru, seperti misalnya pasar tumpah dan lain-lain," jelasnya.

Dia mengatakan, adanya jalan tol yang menghubungkan wilayah di Indonesia cukup bisa meringankan mobilisasi mudik. Meski begitu, hal ini baru terlihat cukup efektif di Pulau Jawa.

Sementara itu, untuk Luar Jawa, Mendagri Tito mewanti-wanti aspek keamanan dari moda transportasi lainnya. Misalnya moda transportasi kapal laut atau penyeberangan, hingga pesawat terbang.

"Angkutan laut tolong betul diperintahkan dan dicek pelabuhan-pelabuhan yang fasilitas kapal-kapal yang mengangkut penumpang wajibkan untuk menyiapkan pelampung," terangnya.

Menurutnya, kejadian kecelakaan kapal tenggelam tak hanya terjadi di Pulau Jawa. Dia merujuk pada satu kasus di Danau Toba yang menelan korban jiwa beberapa waktu lalu.

"Memakai pelampung, ini harus menjadi kebiasaan kita, karena banyak kejadian, di arus mudik dan arus balik itu kecelakaan, bukan kecelakaan di Jawa tapi kecelakaan kapal tenggelam, overload," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Awas Macet Parah, Jumlah Pemudik Lebaran 2024 Diprediksi Melonjak Tajam

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi memprediksi pemudik pada musim mudik lebaran 2024 mencapai 70 persen, dibandingkan lebaran tahun sebelumnya yang hanya 50 persen. 

Menhub menjelaskan pihaknya saat ini belum bisa mengetahui jumlah pasti karena tengah melakukan riset dengan berbagai, salah satunya Badan Pusat Statistik (BPS). 

“Saya belum tahu angka tentunya berapa, kita masih melakukan riset bersama BPS dan pihak lainnya. Namun, angka yang kita riset biasanya setelah kita bandingkan dengan data pergerakan biasanya sama,” kata Budi di Bekasi usai meresmikan operasi Biskita, Minggu (3/3/2024).

Budi juga mengungkapkan pihaknya telah melakukan rapat dengan Presiden dan Kapolri terkait persiapan-persiapan yang akan dilakukan untuk menghadapi lebaran tahun ini yang diprediksi alami peningkatan.

“Kami sedang mempersiapkan. Template yang telah kita lakukan setiap tahun sudah cukup matang, tapi kita tak boleh lengah, kita perlu petakan lagi,” jelas Budi. 

Pada kesempatan yang sama, Budi juga mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan angkutan massal untuk perjalanan mudik dibandingkan menggunakan motor. 

Staf khusus Menteri Perhubungan Bidang SDM dan Kehumasan, Adita Irawati turut menuturkan, pihaknya juga mengantisipasi lonjakan mudik lebaran 2024 dengan pengecekan sarana dan prasarana untuk transportasi darat, laut, dan udara.

“Tapi saat ini kita menunggu hasil riset, karena hasil riset ini menjadi pegangan untuk melakukan persiapan, khususnya berbicara terkait tanggal-tanggal yang menjadi keinginan masyarakat untuk mudik dan arus balik itu akan terlihat polanya, mana puncaknya  dan tidak, termasuk pilihan kendaraan,” jelas Adita. 

3 dari 3 halaman

Kendaraan Pribadi

Berdasarkan data tahun lalu, Adita menyebutkan, kendaraan pribadi menjadi pilihan nomor satu pemudik. Ia berharap penggunaan kendaraan pribadi dapat dikurangi penggunaannya karena risiko keselamatan dan pengaturan dan pengawasan akan lebih memudahkan jika menggunakan kendaraan umum.

“Tapi kita sudah pastikan sarana dan prasarana sudah layak operasi, khususnya untuk bus karena pengalamannya memang punya potensi rawan kecelakaan, ini kita antisipasi lebih awal seperti ramp check, termasuk operator bus untuk memastikan pengemudinya prima,” pungkas Adita.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.