Sukses

OJK Ungkap Tantangan Kembangkan Ekonomi Keuangan Syariah di Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kinerja ekonomi keuangan syariah di Indonesia bertumbuh tetapi masih dihadapkan sejumlah tantangan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kinerja ekonomi keuangan syariah di Indonesia terus meningkat.

Namun, di sisi lain masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Per september 2023, aset keuangan dalam sektor keuangan syariah Indonesia telah mencapai lebih dari Rp 2.452 triliun rupiah atau setara dengan USD 157 pilihan. Friderica menuturkan, prestasi ini didorong oleh pertumbuhan yang luar biasa yaitu sebesar 6,75 persen pertahun.

Adapun berdasarkan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab, industri Makanan halal Indonesia menempati posisi kedua di dunia. Kemudian, industri kosemetik, fashion, media dan rekreasi halal Indonesia juga berada diposisi ketiga.

"Dari laporan state Global of islamic economic 2023, kita bersyukur atas prestasi yang telah kita raih dalam makanan halal yang makin diperhitungkan dalam ekonomi global dan saat ini menempati posisi kedua," kata Friderica dalam sambutannya di acara peluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024, Senin (26/2/2024).

Melihat prestasi tersebut, semakin memperjelas ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang, dengan semangat dan keberagaman yang luar biasa. Ia pun percaya ekonomi keuangan syariah akan menjadi fondasi pertumbuhan yang sangat kuat bagi masa depan Indonesia.

 

Namun, untuk mengoptimalkan potensi ekonomi syariah Indonesia di tingkat Global, Indonesia harus bersiap untuk meningkatkan daya dukung dan kontribusi keuangan nasional. Selain itu, dari seluruh pencapaian yang telah ia sebutkan, ternyata dalam proses pengembangan ekonomi keuangan syariah masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tantangan Ekonomi Syariah

Pertama, di Indonesia masih belum optimal dukungan sektor keuangan syariah terhadap industri halal, sehingga belum optimal pula perwujudan dari multiplier effect dalam ekosistem keuangan syariah. Kedua, masih belum optimalnya Sumber Daya Manusia (SDM) syariah yang sesuai kebutuhan.

Ketiga, kapasitas riset dan pengembangan, serta inovasi produk layanan keuangan syariah yang masih terbatas dan masih belum optimalnya literasi dan inklusi syariah di Indonesia.

"Terkait hal ini tentunya kita semua masih ingat pesan bapak wakil presiden yang menyampaikan bahwa literasi sangat berpengaruh terhadap bangsa pasar ekonomi, dan keuangan syariah nasional, sehingga kita harus terus mendorong aspek literasi dan inklusi keuangan syariah secara bersamaan," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Anak Buah Sri Mulyani: Ekonomi Syariah Jadi Modal Indonesia Capai Negara Maju 2045

Sebelumnya diberitakan, Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Arief Wibisono, mengatakan ekonomi syariah dapat menjadi salah satu modalitas kuat untuk mendukung atau membantu upaya pemerintah dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun emas 2045.

"Ekonomi dan keuangan syariah yang dipandang sebagai arus baru perekonomian tentu diharapkan dapat menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung perekonomian nasional dan menghadapi berbagai tantangan Global," kata Arief dalam sambutannya dipeluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024, Senin (26/2/2024).

Dia menuturkan, sektor ekonomi syariah itu luas sekali, salah satunya ektor industri halal yang merupakan bagian penting dalam ekosistem ekonomi syariah memiliki potensi yang sangat besar, sebagai alternatif penggerak pertumbuhan ekonomi dunia.

Berdasarkan data The State Global Islamic economy report menyebutkan jumlah konsumsi masyarakat muslim dunia terus mengalami peningkatan. Pengeluaran mereka sebanyak USD 1,62 triliun pada tahun 2012 telah naik menjadi USD 2,29 triliun pada tahun 2022.

"Bahwa halal lifestyle market tumbuh dari USD 1,62 triliun pada tahun 2012 menjadi USD 2,29 pada Tahun 2022," ujarnya.

Di sisi lain, potensi Indonesia sebagai market terbesar produk halal harus dapat dimanfaatkan dengan tidak hanya menjadi konsumen saja, melainkan juga sebagai produsen.

4 dari 4 halaman

Harmonisasi Dua Sektor

Sejalan dengan hal tersebut, Arief mengatakan, pengembangan keuangan syariah harus dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dan sektor riil dan menciptakan harmonisasi di antara dua sektor tersebut.

"Penggunaan produk keuangan syariah di samping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga dapat mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan," ujarnya.

Oleh karena itu, upaya mendekatkan masyarakat kepada lembaga keuangan syariah melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan juga harus menjadi fokus utama.

Sektor dana syariah yang mencakup zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf memainkan peran strategis dalam menjalankan fungsi islamic society safety net pada level masyarakat. Sektor ini turut mendukung dan melengkapi program-program Pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi

"Untuk itu program transformasi zakat dan wakaf nasional yang merupakan suatu program kerja prioritas KNEKS harus terus diakselerasi, sehingga dapat meningkatkan aspek kebermanfaatan," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini