Sukses

Harga Emas Dunia Hari Ini Merosot Usai Cetak Rekor Termahal

Harga emas di pasar spot tidak berubah di level USD 2.024,73 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 9 Februari di USD 2.034,69 pada awal sesi perdagangan. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup turun 0,2% menjadi USD 2.030,7.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun dari level tertingginya dalam dua minggu pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) setelah data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) menunjukkan perekonomian yang kuat. Sementara itu, investor menunggu data ekonomi lebih lanjut sebagai panduan mengenai sikap suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Jumat (23/2/2024), harga emas dunia di pasar spot tidak berubah di level USD 2.024,73 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 9 Februari di USD 2.034,69 pada awal sesi perdagangan.

Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup turun 0,2% menjadi USD 2.030,7.

Imbal hasil Treasury AS naik, membuat harga emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Kami melihat emas tetap berada pada level ini dan terdapat lebih banyak risiko penurunan terhadap emas dalam jangka pendek dibandingkan kenaikannya. Jika kita mendapatkan lebih banyak data positif mengenai perekonomian AS dan jika inflasi tidak terus mereda," kata Presiden EverBank Chris Gaffney, .

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun secara tak terduga pada minggu lalu, menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja kemungkinan besar tetap solid pada bulan Februari.

Risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa mayoritas pengambil kebijakan bank sentral khawatir terhadap risiko penurunan suku bunga terlalu cepat.

Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, dengan pasar memperkirakan sekitar 66% kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juni, menurut CME Fed Watch Tool.

Risiko Geopolitik

Gaffney menambahkan, risiko geopolitik tampaknya mendukung aspek safe-haven emas dan grafik teknis menunjukkan bahwa harga emas telah mencapai “dasar yang cukup kuat” di sekitar level USD 2.000.

Konflik di Timur Tengah semakin intensif dengan pemboman Israel terhadap Rafah di selatan Gaza.

Investor saat ini secara dramatis berada pada posisi yang tidak tepat untuk siklus pemangkasan suku bunga The Fed. “Kami masih memperkirakan harga emas akan mengalami reli yang signifikan hingga kuartal kedua tahun ini," kata Ahlis Srategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali.

Tak sama dengan harga emas, harga platinum spot naik 1,8% menjadi USD 899,11 per ounce. Sedangkan harga paladium naik 2,1% menjadi USD 969,72 dan harga perak turun 0,6% menjadi USD 22,73. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Analis Prediksi Harga Emas dan Minyak Perkasa, Ini Faktor Pendorongnya

Analis Citi prediksi harga emas dan harga minyak dunia dapat melambung masing-masing ke USD 3.000 per ons dan USD 100 per barel dalam jangka waktu 12 hingga 18 bulan ke depan.

Dikutip dari CNBC, ditulis Kamis (22/2/2024), kenaikan ini dapat disebabkan dari tiga faktor, salah satunya aksi bank sentral. Kepala Riset Komoditas Citi untuk Amerika Utara Aakash Doshi melihat, emas yang saat ini dijual seharga USD 2.016 dapat melonjak hingga 50% apabila berbagai bank sentral meningkatkan pembelian logam mulia, terjadi stagflasi, dan resesi global.

Demam Emas

Analis di Citi, termasuk Doshi, melaporkan faktor yang akan menjadi penyebab kenaikan emas hingga USD 3.000 adalah percepatan tren dedolarisasi yang terjadi di berbagai bank sentral negara berkembang. Hal ini juga akan menyebabkan krisis kepercayaan pada dolar Amerika Serikat (AS).

Doshi menambahkan, hal ini dapat menyebabkan peningkatan pembelian emas bank sentral yang dapat menggantikan konsumsi perhiasan sebagai pendorong terbesar transaksi emas. 

Pembelian emas oleh berbagai bank sentral telah "meningkat ke level rekor” beberapa tahun ini. Citi menduga diversifikasi pasar dan mengurangi risiko kredit seiring aksi beli emas tersebut. Bank sentral Rusia dan China membeli emas secara besar-besaran, disusul oleh India, Turki, dan India. 

Dewan Emas Dunia melaporkan bank sentral di seluruh dunia membeli emas dengan jumlah rata-rata lebih dari 1.000 ton selama dua tahun ini. Doshi menyatakan apabila jumlah rata-rata pembelian emas kembali ke 2.000 ton, pasar emas dapat menjadi lebih optimistis.

3 dari 3 halaman

Resesi Global?

Faktor lain yang dapat membuat harga emas melonjak adalah “resesi global” yang akan menyebabkan The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunganya. 

"Itu artinya suku bunga bukan lagi di 3%, melainkan 1% bahkan kurang dari itu. Hal itu yang akan membuat harga emas naik ke USD 3,000” ujar Doshi, yang menyatakan skenario ini memiliki kemungkinan kecil. 

Harga emas umumnya mengikuti suku bunga. Suku bunga yang rendah menyebabkan emas lebih diminati daripada aset fixed-income seperti obligasi yang nilainya akan berkurang jika suku bunga sedang turun. 

Suku bunga yang ditentukan oleh The Fed sejak Juli 2023 berada di antara 5,25%-5,5%, tertinggi sejak Januari 2001 dimana suku bunga mencapai 6% karena peristiwa gelembung dot-com. Pasar dunia prediksi the Fed memangkas suku bunganya pada Mei atau Juni. 

Stagflasi — ditandai dengan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya pengangguran — dapat menjadi penyebab peningkatan harga emas, walaupun Doshi menyatakan bahwa kemungkinan tersebut “sangatlah kecil”. 

Emas dikenal sebagai komoditas yang aman dan tidak terlalu dipengaruhi bahkan oleh ketidakpastian ekonomi ketika investor beralih dari komoditas yang lebih beresiko seperti saham. 

Meskipun dibayangi tiga faktor tersebut, Citi masih yakin pasar emas akan berkisar USD 2.150 di paruh kedua 2024 dan sedikit lebih dari USD 2,000 di paruh pertama tahun ini. Doshi menambahkan harga emas dapat mencapai rekor baru pada akhir tahun 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.