Sukses

Harga Minyak Dunia Melambung 3% Usai AS Ancam Houthi

Harga minyak dunia naik lebih dari 3% pada perdagangan Rabu karena Amerika Serikat (AS) memperingatkan militan Houthi mengenai serangan mereka di Laut Merah.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia naik lebih dari 3% pada perdagangan Rabu karena Amerika Serikat (AS) memperingatkan militan Houthi mengenai serangan mereka di Laut Merah. AS tak segan-segan bertindak jika Houthi terus mengganggu arus perdagangan internasional.

Kenaikan harga minyak dunia juga dipengaruhi oleh janji organisasi pengekspor minyak dunia OPEC untuk tetap bersatu mendukung kestabilan harga.

Sedangkan saat ini investor tengah melihat dampak protes yang tengah terjadi di Libya yang mengakibatkan penutupan ladang minyak Sharara yang menghasilkan 300.000 barel per hari.

Mengutip CNBC, Kamis (4/1/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari naik USD 2,32 atau 3,29% menjadi USD 72,70 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia untuk kontrak Maret bertambah USD 2,36 atau 3,11% menjadi USD 78,25 per barel.

Militan Houthi, yang berbasis di Yaman dan didukung oleh Iran, pada hari Rabu mengklaim bahwa mereka menargetkan kapal kontainer CMA CGM Tage. Namun, sejaug ini raksasa pelayaran Perancis CMA CGM mengatakan kepada CNBC dalam sebuah pernyataan bahwa kapal mereka tidak mengalami insiden apa pun.

Hal ini terjadi sehari setelah raksasa pelayaran Denmark, Maersk, menghentikan semua pengiriman melalui Laut Merah sampai pemberitahuan lebih lanjut karena serangan Houthi yang berulang kali terhadap kapal-kapal tersebut.

Perusahaan pelayaran Jerman Hapag-Lloyd pada Rabu mengonfirmasi bahwa mereka akan terus menghindari Laut Merah.

Amerika Serikat dan sebelas sekutunya pada Rabu menyerukan agar Houthi segera menghentikan serangan ilegal mereka dan memperingatkan bahwa para militan akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, ekonomi global, dan arus bebas perdagangan di kawasan yang kritis.

“Amerika Serikat tidak ingin berkonflik dengan negara atau aktor mana pun di Timur Tengah,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan saat briefing di Gedung Putih.

“Tetapi kita juga tidak akan segan-segan melakukan tugas membela diri, kepentingan kita, mitra kita, atau arus bebas perdagangan internasional,” lanjut Kirby.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fluktuatif

Harga minyak dunia bergerak sangat berfluktuasi pada minggu ini, dengan minyak mentah AS dan patokan global turun lebih dari 1% pada hari Selasa meskipun Maersk memutuskan untuk terus menghindari Laut Merah karena serangan Houthi.

“Kami belum melihat harga bereaksi banyak karena fundamental minyak mentah saat ini lebih lemah,” kata Amrita Sen, pendiri dan direktur penelitian di Energy Aspects, kepada CNBC.

“Kami telah melihat beberapa persediaan meningkat menjelang akhir tahun dan itulah mengapa pasar tidak sensitif terhadap hal ini.”

“Bahkan jika ada serangan, kami tidak memperkirakan akan ada hilangnya pasokan minyak sebagai dampaknya,” kata Sen.

“Pasar akan mencari gangguan pasokan tertentu yang benar-benar membantu memperketat keseimbangan sebelum kita melihat kenaikan harga yang signifikan.”

 

3 dari 3 halaman

Janji OPEC

OPEC dan sekutunya mengeluarkan pernyataan pada hari Rabu yang berjanji untuk tetap bersatu dalam “upaya kelompok tersebut untuk menjaga stabilitas pasar minyak di masa depan.”

Beberapa anggota kelompok tersebut berjanji pada bulan November untuk mengurangi 2,2 juta barel per hari hingga kuartal pertama tahun ini untuk mendukung harga.

Para pedagang bersikap skeptis terhadap janji tersebut karena bersifat sukarela dan OPEC telah berjuang untuk mempertahankan kesatuan. Pemotongan sukarela yang dijanjikan tidak banyak membantu harga karena AS memproduksi minyak mentah dalam jumlah besar dan permintaan melemah di Tiongkok.

Minyak mentah AS dan patokan global turun lebih dari 10% pada tahun 2023 di tengah kekhawatiran bahwa pasar kelebihan pasokan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini