Sukses

OJK Ingatkan Hal Ini Biar Industri Keuangan Tanah Air Tak Senasib dengan CEO Binance

Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar menghimbau agar pelaku industri mudah beradaptasi dengan cepat mengenai perubahan pasar global. Karena kondisi sebelumnya, saat ini, dan masa mendatang akan terus berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, mengingatkan bahwa industri keuangan sifatnya fluktuatif dan dibayangi dengan ketidakpastian, terutama industri fintech.

Mahendra pun mencontohkan, kasus yang dialami oleh pendiri Binance, Changpeng Zhao. Sebelumnya, karena kesuksesannya, bos Binance tersebut pernah menjadi salah satu tamu dalam gelaran Fintech Summit 2022.

Namun, dalam kurun waktu satu tahun Changpeng Zhao terjerat melakukan tindakan kriminal yang melanggar hukum anti-pencucian uang Amerika Serikat.

Melihat perubahan nasib yang dialami Changpeng Zhao membuktikan bahwa industri keuangan sangat dinamis dan cepat berubah.

 

"Tahun lalu di Bali, bintang tamunya, ingat kan, namanya adalah Changpeng Zhao, atau CZ, hadir secara fisik di Pantai Legian Bali sebagai tamu yang luar biasa saat itu. Dia adalah CEO dan Founder Binance Global. Dielulukan. Tahun ini, silakan Google, bagaimana nasibnya," kata Mahendra, dalam acara Risk and Governance Summit 2023, di Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Atas dasar hal itu, Mahendra menghimbau agar pelaku industri mudah beradaptasi dengan cepat mengenai perubahan pasar global. Karena kondisi sebelumnya, saat ini, dan masa mendatang akan terus berbeda.

"Istilahnya uang untuk dibakar, atau bakar-bakar duit, berlebih-lebihan tahun lalu. Itu perbedaannya dengan sekarang, suku bunga tinggi, ketersediaan modal ketat, likuiditas juga tidak makin mudah, kalaupun tidak dianggap sulit," ujarnya.

Di samping itu, ia juga mengingatkan dampak dari penggunaan telnologi digital di sektor keuangan. Menurutnya, jika hal tersebut dimanfaatkan dengan baik maka akan berpotensi mendatangkan manfaat yang berlipat ganda, begitupun sebaliknya.

"Tidak terbayangkan, dalam waktu satu tahun, kondisi yang begitu besar berubah, menciptakan risiko yang luar biasa, tidak terbayangkan, dan pada akhirnya, industri, perusahaan yang sebegitu kuatnya pun, berhadapan dengan isu sustainability," pungkas Mahendra Siregar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pendiri Binance Changpeng Zhao Ingin ke UEA Sebelum Keputusan Vonis

Pendiri Binance, Changpeng Zhao atau lebih dikenal CZ dinilai tidak menimbulkan risiko penerbangan dan harus diizinkan kembali ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk saat ini.

Demikian hal tersebut disampaikan dalam sebuah pengajuan pada Kamis, 23 November 2023. Dokumen tersebut sebagian menolak pengajuan Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) dengan alasan Changpeng Zhao tidak boleh diizinkan meninggalkan AS menjelang hukumannya pada Februari setelah mengaku bersalah atas satu kasus pelanggaran the Bank Secrecy Act. Demikian dikutip dari Coindesk, Senin (28/11/2023).

Pengacara Changpeng Zhao menyebutkan kliennya telah menunjukkan tidak akan mengambil risiko melarikan diri. Hakim Brian Tsuchida yang mengawasi kasusnya sudah setuju kehadiran Zhao pada awalnya untuk meyakinkan.

"Berdasarkan semua fakta yang relevan, termasuk penyerahan diri Zhao secara sukarela, niatnya untuk menyelesaikan kasus ini dan paket jaminan yang cukup besar yang ia usulkan, Hakim Tsuchida memutuskan Zhao tidak tidak menimbulkan risiko untuk melarikan diri, bahkan saat tinggal di Uni Emirat Arab,” demikian disebutkan dalam dokumen itu.

Binance mengaku bersalah atas berbagai tuduhan bersama Changpeng Zhao awal pekan ini. Binance bahkan setuju membayar denda USD 4,3 miliar, menunjuk pengawas untuk awasi program kepatuhan dan meninjau transaksi masa lalunya serta menerima pengunduran diri Zhao sebagai CEO.

Selain itu, mantan kepala pasar regional Binance Richard Teng telah ambil alih CEO. Zhao dibebaskan dengan jaminan pengakuan pribai senilai USD 175 juta pada Selasa.

Akan tetapi, pengacara Zhao dan Departemen Kehakiman masih berdebat mengenai apakah ia dapat kembali ke Uni Emirat Arab, negara tempat ia menjadi warga negara dan tempat tinggal keluarganya, atau ia harus tinggal di Amerika Serikat. Jika Zhao kembali ke UEA, ia harus kembali ke AS dua minggu sebelum hukuman dijatuhkan.

3 dari 3 halaman

Mampu Bayar Jaminan

DOJ berpendapat Zhao mampu bayar USD15 juta yang dia simpan di rekening perwalian dan USD 5 juta yang disiapkan oleh penjaminnya. Pengacara Zhao mengatakan argumen ini mengabaikan komitmen finansial yang dia dan Binance buat. Argumen DOJ lainnya juga mengabaikan semua yang telah dilakukan Zhao, seperti terbang ke AS sejak awal.

"Terlepas dari bobot semua informasi ini dan pertimbangan Hakim Tsuchida, pemerintah tidak memberikan alasan yang pantas – atau tambahan – untuk mendesak agar Zhao tetap berada di Amerika Serikat jauh dari keluarganya selama berbulan-bulan antara permohonan dan hukumannya," demikian disebutkan dalam dokumen.

Hukuman terhadap Zhao saat ini dijadwalkan pada 23 Februari 2024. Dia menghadapi potensi hukuman penjara 18 bulan dan setuju untuk membayar denda USD 50 juta dalam perjanjian pembelaannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.