Sukses

Nilai Ekspor Batu Bara dan CPO Indonesia Nyungsep di Kuartal III-2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, melambatnya perekonomian global berpengaruh terhadap penurunan nilai ekspor kepada 3 komoditas unggulan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, melambatnya perekonomian global berpengaruh terhadap penurunan nilai ekspor kepada 3 komoditas unggulan Indonesia.

"Penurunan harga komoditas di pasar global berpengaruh terhadap penurunan nilai ekspor beberapa komoditas ekspor unggulan Indonesia," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal III 2023, Senin (6/11/2023).

Dari sisi nilai ekspor, BPS mencatat komoditas batu bara, nikel, Crude palm oil atau minyak kelapa sawit pada kuartal III-2023 lebih rendah dibandingkan kuartal II-2023 dan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, namun dari sisi volume masih meningkat.

"Seperti contoh batu bara secara year on year turun 5,25 persen, kemudian CPO turun 6,29 persen, dan nikel naik sebesar 22,88 persen," ujarnya.

Meskipun mengalami tren penurunan neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut. Pada kuartal III-2023 surplus neraca perdagangan mencapai USD 7,83 miliar atau naik sekitar 0,17 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan Ekonomi Global

Sejalan dengan hal itu, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan melambat dibandingkan Tahun 2022. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi negara berkembang di proyeksikan masih tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi negara maju.

Hal itu terbukti, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 masih positif yakni mencapai 4,94 persen secara year on year (yoy).

"Triwulan III-2023 atau secara year on your ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen," ujar Amalia.

Adapun sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 2,9 persen dan melambat menjadi 2,8 persen pada 2024 dengan kecenderungan risiko yang lebih rendah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2023 Tak Sampai 5%, Terselamatkan Faktor Ini

Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan 4 faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2023 mencapai 4,94 persen secara year on year (yoy).

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2023 yang pertama didorong oleh peningkatan mobilitas dan sektor pariwisata. Dimana jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan pada kuartal III-2023, seperti angkutan rel naik 26,71 persen, angkutan laut 11,12 persen, dan angkutan udara 29,18 persen secara tahunan.

Selain itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara juga tumbuh sebesar 64,87 persen pada kuartal III-2023, dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia terus meningkat dan mendekati level pra pandemi.

"Jumlah perjalanan wisatawan Nusantara juga tumbuh sebesar 13,35 persen serta di triwulan III-2023 ini penyelenggaraan event nasional dan internasional masih berlangsung terutama yang terkait dengan kegiatan KTT ke-43 ASEAN," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-223, Senin (6/11/2023).Faktor kedua, yakni aktivitas produksi tetap solid, hal itu tercermin dari Prompt Manufacturing Inde (PMI) Bank Indonesia masih berada di zona ekspansif mencapai 52,93 persen.

Kemudian, kapasitas produksi terpakai kuartal III-23 mencapai 75,17 persen lebih tinggi dari kuartal III di tahun sebelumnya. Lalu, poduksi semen juga tumbuh sebesar 3,05 persen, penjualan listrik juga tumbuh sebesar 4,49 persen, dan produksi batubara tumbuh sebesar 5,65 persen.

 

3 dari 3 halaman

Faktor Lain Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Faktor ketiga, daya beli masyarakat masih stabil, hal itu tercermin dari inflasi yang terkendali, yakni inflasi bulan September 2023 tercatat sebesar 0,38 persen (Q to Q) dan 2,28 persen secara (YoY). Indeks penjualan eceran riil tumbuh 1,25 persen (yoy), penjualan sepeda motor naik 11,28 persen (yoy), nilai transaksi uang elektornik tumbuh sebesar 6,91 persen dan kartu kredit tumbuh 25,75 persen. Kemudian, Kredit KPR dan KPA juga masih tumbuh 12,30 persen (yoy).

Terkahir, faktor keempat, adalah respons kebijakan ekonomi pendorong pertumbuhan yakni belnaja modal pemerintah pada kuartal III-2023 tumbuh 32,37 persen (yoy).

"Dan dari sisi kebijakan moneter Bank Indonesia tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen di triwulan ketiga tahun 2023," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini