Sukses

Rahasia Holding PTPN, Dulu Buntung Kini Panen Untung

Transformasi yang telah dilakukan PTPN Group selama tiga tahun terakhir memberikan peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan.

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara terus melakukan berbagai inisiatif strategis guna mendukung transformasi perusahaan secara berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan peran subholding PalmCo, SugarCo (SGN), dan SupportingCo.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN (Persero) Mohammad Abdul Ghani Abdul Ghani menyampaikan bahwa transformasi yang telah dilakukan PTPN Group selama tiga tahun terakhir memberikan peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan.

Salah satu keberhasilan tersebut tercermin dari kemampuan perseroan untuk mengkompensasi kerugian yang dialami dalam periode lima tahun sebelumnya.

“Kerugian yang ditimbulkan di 2015-2020 mampu dikompensasi dengan keuntungan tiga tahun terakhir. Dan pemenuhan ke kreditur pun terus berjalan,” ujar Ghani dikutip Senin (30/10/2023).

Kinerja Operasional

Menurut Ghani, salah satu faktor penjunjang keberhasilan tersebut adalah adanya peningkatan kinerja operasional kelapa sawit sebagai salah satu komoditas utama PTPN Group.

Di tahun ini, lanjutnya, produktivitas tandan buah segar (TBS) tercapai sebesar 22,12 ton/hektare, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 21,69 ton/hektare. Peningkatan juga terjadi terhadap crude palm oil (CPO).

“Di tahun ini produktivitas CPO sekitar 5,13 ton/ hektare, sementara di tahun sebelumnya 4,96 ton/hektare,” paparnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Transformasi

Dengan berbagai inisiatif strategi dan transformasi ini, Ghani optimis PTPN Group akan terus tumbuh berkelanjutan di masa mendatang. “Tentunya dukungan dan dorongan dari Kementerian BUMN serta stakeholders terkait akan semakin menguatkan peran PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan terbesar di dunia,” ungkap Ghani.

Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga, mengatakan bahwa transformasi dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group, adalah salah satu bagian dari 88 project yang dikerjakan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir. “Dari seluruh target project, tahun sudah selesai sekitar 90 persen, sehingga kita optimis seluruh project strategis itu bisa kita slesaikan,” ujarnya.

Arya mengatakan, berkat berbagai upaya yang telah dilakukan, Kementerian BUMN tahun lalu mencatatkan dividen terbesar sepenjang sejarah, yakni sekitar Rp80 triliun kepada negara. Sementara tahun depan ditargetkan sekitar Rp84,5 triliun. “Tentunya ini adalah hasil dari sebuah konsolidasi dan transformasi selama empat tahun,” ujarnya.

3 dari 4 halaman

Bawa Ambisi Kuasai 700 Ribu Hektare Lahan Sawit, Subholding PalmCo Bakal IPO Tahun Depan

Subholding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) sektor perkebunan sawit, PalmCo dibidik akan melantai perdana di bursa saham pada tahun depan. Ada ambisi untuk menguasai 700 ribu hektare lahan sawit sejalan dengan rencana tersebut.

Direktur Utama PTPN Muhammad Abdul Ghani mengatakan, usai sukses membentuk subholding sektor perkebunan tebu dan gula SugarCo, PalmCo akan dibentuk dalam waktu dekat. Tak cuma itu, dia juga tengah dalam proses final untuk pembentukan SupportingCo, subholding PTPN yang akan fokus mengelola aset kebun milik perusahaan.

"Pertama kami sudah membentuk gula itu menjadi satu ekosistem sendiri Sugar Company sudah dua tahun. Dimana yang tadinya ada 7 PTPN mengelola tebu menjadi satu Sugar Comapny, dan tahun ini sudah menunjukkan kinerja keuangan yang bagus," ujar dia dalam Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023).

"Maka yang berikutnya sedang dalam mungkin 1-2 minggu mudah-mudahan selesai kita akan membentuk subholding yang namanya Palm dan SupportingCo. Palm (PalmCo) ini nantinya mengelola seluruh tanaman kelapa sawit," sambung Abdul Ghani.

Dia menjelaskan, usai pembentukan itu, ada ambisi untuk mengejar penguasaan terhadap 700 ribu hektare lahan sawit dalam 10 tahun ke depan. Salah satu caranya adalah mengkonversi lahan perkebunan karet ke kebun sawit.

"Bahkan target kami dalam 10 tahun ke depan kami akan memperluas kelapa sawit kami menjadi 700.000 hektare dengan cara konversi dari karet, dari komoditas lain itu ke kelapa sawit," urainya.

Hal ini yang juga akan membersamai rencana Initial Public Offering (IPO) dari PalmCo tahun depan. Abdul Ghani menegaskan, proses persiapan pembentukan PalmCo sudah dilakukan sejak 1,5 tahun lalu.

"Dan ini lah yang akan kita bawa, kita jual kaitannya dengan rencana IPO tahun depan.Jadi kita sedang melakukkan persiapan, mudah-mudahan tahun depan kita bisa melaksanaan IPO dan langkah-langkahnya sudah kita mulai dari 1,5 tahun lalu," kata Ghani menjelaskan.

 

4 dari 4 halaman

Dinilai Bisa Atasi Masalah Minyak Goreng

Sebelumnya, PalmCo, sub holding PTPN Group yang direncanakan dibentuk khusus untuk mengelola komoditas kelapa sawit diyakini dapat mendukung ketahanan pangan (food security) melalui pemenuhan pasokan minyak goreng di dalam negeri.

Ekonom Universitas Indonesia Prof Telisa Aulia Falianty mengatakan potensi ini diharapkan segera direaliasikan, setelah proses konsolidasi semua unit bisnis PTPN Group dibidang sawit rampung.

"Dengan konsolidasi, maka PalmCo dapat setidaknya menjadi kuat untuk mendukung food security dan siap hadir ketika ada pasokan minyak dalam negeri yang terganggu," jelasnya, Telisa yang juga Guru Besar FEB UI, menjawab wartawan, di Jakarta, Jumat (6/10/2023).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.