Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik tipis pada perdagangan Jumat. Kenaikan harga emas dunia ini dibantu oleh pelemahan nilai tukar dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi.
Investor memang masih mencerna sikap dari Bank Sentral AS (Fed) mengenai suku bunga yang terlihat hawkish. Untuk diketahui, Fed melakukan rapat bulanan di pekan ini untuk menentukan arah kebijakan moneter.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Sabtu (23/9/2023), harga emas dunia di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 1.925,21 per ounce pada pukul 13.59 EDT, setelah tiga sesi kerugian. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,3% lebih tinggi ke level USD 1.945,60 per ounce.
Nilai tukar dolar AS melemah dari level tertingginya dalam enam bulan terhadap sejumlah mata uang utama. Pelemahan dolar AS ini membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun dari level tertingginya dalam 16 tahun.
Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger menjelaskan, fokus utama investor saat ini adalah gagasan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
"Hal ini telah mendorong dolar AS dan imbal hasil (yield) lebih tinggi dan telah memberikan tekanan tidak hanya pada emas, namun juga pasar komoditas secara keseluruhan,” kata David Meger.
Bank sentral AS mempertahankan suku bunga tetap stabil pada minggu ini. Namun dalam proyeksi kuartalan terbaru The Fed, suku bunga tersebut dapat dinaikkan sekali lagi sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung tidak disukai investor ketika suku bunga naik.
“Saat ini akan ada banyak penekanan pada data ekonomi, yang akan menjadi pendorong besar selama enam minggu ke depan menjelang pertemuan (bank sentral) berikutnya,” kata Craig Erlam, senior analis pasar di OANDA.
Sinyal-Sinyal dari Pejabat Fed
Sebuah survei yang diterbitkan pada hari Jumat menunjukkan aktivitas bisnis AS menunjukkan sedikit perubahan pada bulan September, dengan sektor jasa yang luas pada dasarnya melambat sejak bulan Februari.
Pejabat Bank Sentral AS Minneapolis Neel Kashkari mengatakan belanja konsumen AS terus melampaui ekspektasi hingga melemah akibat kenaikan suku bunga bank sentral AS yang kaku.
Sedangkan harga logam mulia lainnya,perak naik 0,7% pada USD 23,54 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 5 September. Platinum naik 0,8% menjadi USD 926,45 dan paladium turun 1% menjadi USD 1.250,78.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement