Sukses

Miliarder Mohamed Al Fayed Meninggal Dunia, Ini Kisah Suksesnya Bangun Bisnis di Inggris

Miliarder Mohamed Al Fayed menjadi salah satu orang terkaya di Inggris dengan kekayaan sekitar Rp 30,48 triliun. Berikut ulasan kisah suksesnya membangun bisnis di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder sekaligus pengusaha kelahiran Mesir yang putranya tewas dalam kecelakaan bersama Putri Diana, Mohamed Al Fayed meninggal dunia pada usia 94 tahun.

Pemilik lama department stores Harrods dan klub sepak bola Fulham ini sangat terpukul dengan kematian putranya Dodi Fayed dalam kecelakaan mobil di Paris bersama Putri Diana 26 tahun lalu. Ia habiskan waktu bertahun-tahun berduka atas kehilangan tersebut dan melawan pemerintahan Inggris yang dia salahkan atas kematian mereka. Demikian dikutip dari AP, Sabtu (2/9/2023). 

“Nyonya Mohamed Al Fayed, anak dan cucunya ingin memastikan suami tercinta, ayah dan kakek mereka, Mohamed telah meninggal dunia dengan damai karena usia tua pada Rabu, 30 Agustus 2023,” tulis pernyataan keluarga Al Fayed dan pernyataan dari klub Fulham.

“Dia menikmati masa pensiun yang panjang dan memuaskan, dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya,”

Pada masa hidup,  Al Fayed menyebutkan kalau sang putra Dodi dan Putri Diana terbunuh dalam konspirasi yang didalangi Pangeran Philip, suami Ratu Elizabeth II. Ia bersikukuh keluarga Kerajaan mengatur kecelakaan itu karena mereka tidak suka Diana berkencan dengan orang Mesir.

Pada 2008, Al Fayed menuturkan, pada sebuah daftar pemeriksaan tersangka konspirator termasuk Philip, dua mantan kepala polisi London dan CIA.

Pemeriksaan menyimpulkan Diana dan Dodi meninggal karena ulah pengemudi mereka yang nekat, pegawai Hotel Ritz milik Al Fayed dan paparazzi yang mengejar pasangan itu. Penyelidikan terpisah di Inggris dan Prancis juga menyimpulkan tidak ada konspirasi.

Di tengah perjuangan Al Fayed mencari sebab kecelakaan yang menewaskan putranya dan Putri Diana, menarik juga diketahui bisnis yang dirintis Al Fayed hingga membawa ayah lima anak ini menjadi seorang miliarder. Bahkan ia pernah memiliki department store terkenal di Inggris Harrods dan klub sepak bola Fulham.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Total Kekayaan Mohamed Al Fayed

Berdasarkan data Forbes, Mohamed Al Fayed kantongi kekayaan USD 2 miliar atau sekitar Rp 30,48 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat 15.241 per rupiah) per 1 September 2023. Ia berada di peringkat 1.493 untuk daftar orang terkaya di dunia versi Forbes.

Sementara itu, berdasarkan daftar orang terkaya the Sunday Times, kekayaan Mohamed Al Fayed mencapai USD 2,1 miliar atau 1,7 miliar pound sterling pada 2023. Ia berada di peringkat 104 untuk daftar orang terkaya di Inggris.

Mohamed Al Fayed, putra seorang pengawas sekolah. Ia lahir pada 27 Januari 1927 di Alexandria, Mesir.

Mengutip dari BBC, Ia mulai bisnis dengan menjajakan botol minuman bersoda di jalanan, tetapi mendapatkan keberuntungan pada pertengahan tahun 1950-an. Saat itu ia bertemu dan menikah dengan saudara Perempuan dari miliarder Saudi, Adnan Khashoggi. Ia menikah dengan Samira Khashoggi pada 1954, dan bekerja dengan saudara iparnya. Dari pernikahan dengan Samira, Khashoggi, ia memiliki seorang putra Dodi Al Fayed. Akan tetapi, pernikahannya dengan Samira tidak berlangsung lama.

Ia mulai bisnis dengan investasi di bidang pelayaran di Italia dan Timur Tengah. Saudara iparnya, Khashoggi memberikan akses berpengaruh di London dan Timur Tengah. Ia juga menjadi penasihat keuangan Sultan Brunei Omar Ali Saifuddien III pada 1966, demikian dikutip dari the Independent.

Suami dari Heini ini pindah ke Inggris pada 1960-an dan mulai membangun sebuah Kerajaan. Ia mulai berurusan dengan syekh Arab hingga Papa Doc Duvalier, diktator terkenal di Haiti.

3 dari 4 halaman

Beli Harrods dan Klub Sepak Bola Fulham

Dikutip dari AP, Al Fayed pertama kali menjadi berita utama pada 1980-an, saat ia bertarung dengan taipan saingannya “Tiny” Rowland untuk menguasai kelompok House of Fraser, termasuk Harrods.

Al Fayed dan saudaranya membeli 30 persen saham House of Fraser seharga 130 juta pound sterling atau sekitar Rp 2,49 triliun (asumsi pound sterling 19.198 per rupiah) pada 1985. Mereka membayar tambahan 615 juta pound sterling atau sekitar Rp 11,80 triliun untuk mengambil kendali penuh pada tahun berikutnya.

Transaksi itu memicu penyelidikan oleh Departemen Perdagangan dan Perindustrian yang menyimpulkan  Al Fayed dan saudaranya “secara tidak jujur salah mengartikan asal usul, kekayaan, kepentingan bisnis, dan sumber dayanya”. Terlepas dari temuan itu, kesepakatan itu diizinkan untuk dilaksanakan.

Selain itu, ia juga menjadi pemilik klub sepak bola Fulham antara 1997-2013. Ia membeli tim sepak bola asal London yang tidak diunggulkan itu dan habiskan banyak uang untuk membayar pelatih dan pemain untuk meningkatkan kinerjanya. Langkah Al Fayed sukses dengan klub memenangkan promosi ke Liga Premier pada 2001.Kemudian klub itu berganti pemilik pada 2013 yaitu Shahid Khan.

Al Fayed juga menjadi pemain kunci dalam skandal “cash for questions” yang mengguncang politik pada 1990-an.

Al Fayed digugat karena pencemaran nama baik oleh anggota parlemen Inggris, Neil Hamilton, setelah pengusaha itu mengklaim telah memberikan amplop uang tunai kepada Hamilton dan penginapan mewah di Ritz di Paris, sebagai imbalan untuk mengajukan pertanyaan di House of Commons.

Pengacara Hamilton, Desmond Browne mengklaim tuduhan itu hanya khayalan dengan mengatakan, jika ada medali olimpiada karena berbohong, Fayed akan menjadi pesaing utama untuk mendapatkan medali emas. Juri memenangkan Al Fayed pada Desember 1999.

4 dari 4 halaman

Jual Harrods

Pada 2010, setelah berbulan-bulan menyangkal Harrods dijual, ia menjual bisnisnya ke Qatar Holdingsi seharga 1,5 miliar pound sterling atau sekitar Rp 28,78 triliun. Hampir separuh harga pembelian digunakan untuk melunasi utang perusahaan.

Dalam sebuah wawancara dengan London Evening Standard, Al Fayed mengklaim dia telah menjual Harrods karena frustasi dengan pengurus dana pensiun yang menghalangi upayanya untuk mendapatkan dividen.

“Saya di sini setiap hari, saya tidak bisa mengambil keuntungan karena saya harus meminta izin dari orang-orang itu,” ujar dia.

Di sisi lain, Al Fayed tidak pernah diterima oleh pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris dua kali menolak kewarganegaraannya, meskipun alasannya tidak pernah diumumkan ke publik.

Adapun Al Fayed juga berteman dengan Michael Jackson dan mendirikan patung bintang pop itu di luar stadion Fulham di London pada 2011, dua tahun setelah kematian Jackson.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.