Sukses

Hindari Penipuan, PT Panin Dai-Ichi Life Dukung Literasi Keuangan

PT Panin Dai-ichi Life menilai kegiatan literasi keuangan secara rutin mengenai asuransi kepada masyarakat diperlukan guna menghindari penipuan.

Liputan6.com, Jakarta PT Panin Dai-ichi Life mendukung adanya kegiatan literasi keuangan secara rutin mengenai asuransi kepada masyarakat. PT Panin Dai-ichi Life menilai kegiatan literasi keuangan secara rutin mengenai asuransi kepada masyarakat diperlukan guna menghindari penipuan.

Presdir Panin Dai-ichi Life Fadjar Gunawan mengatakan bahwa peningkatan pemahaman dan literasi keuangan adalah bagian dari langkah aktif perusahaan agar masyarakat mampu memilih dan memanfaatkan produk dan layanan jasa asuransi.

“Demikian pula dengan kegiatan literasi keuangan seperti ini, kami ingin agar masyarakat memahami bahwa pada dasarnya asuransi jiwa berfungsi sebagai proteksi atau perlindungan, baik untuk jiwa maupun kesehatan,” kata Fadjar Gunawan, Senin, (21/8/2023).

Fadjar Gunawan juga menekankan bahwa kegiatan literasi keuangan secara rutin mengenai asuransi juga akan membuat masyarakat memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan yang lebih baik.

“Sesuai kebutuhan sehingga masyarakat akan memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan lebih baik,” beber dia.

Melihat perlu ada kegiatan literasi keuangan khususnya mengenai asuransi, Panin Dai-ichi Life rutin menyelenggarakan sosialiasi. Bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Citra Binar Rahma di Jakarta Barat, Panin Dai-ichi Life mengadakan literasi keuangan sebagai bagian dari rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 sekaligus program Corporate Social Responsibility (CSR) baru-baru ini.

Acara ini dihadiri oleh dr. Ernawati Malikin selaku Chief Medical Officer Panin Dai-ichi Life dan Andre Yoginata selaku Head of Marketing and Corporate Communications Panin Dai-ichi Life, Dewi Rachmawati, Msi. selaku Plt. Kepala Sekolah, Syuriyah, Spd. sebagai Wakil Kepala Sekolah dan Ade Saepudin, S.Hum selaku Kepala PKBM Citra Binar Rahma.

Acara diawali dengan sesi literasi keuangan yang berisi sosialisasi mengenai perencanaan keuangan, asuransi, dan risiko. Kemudian acara dilanjutkan dengan serah terima donasi berupa perlengkapan sekolah, tas sekolah, dan alat tulis.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan

Sekedar informasi, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia untuk perasuransian berada pada angka 31,72%, masih lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat literasi keuangan nasional sebesar 49,68%.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Orang Indonesia Rugi Rp 139 Triliun Akibat Investasi Ilegal, OJK: Masyarakat Belum Smart

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat selama periode tahun 2017 sampai 2022, kerugian masyarakat akibat entitas investasi ilegal dan kegiatan usaha tanpa izin lainnya diestimasikan mencapai Rp 139,04 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, menilai kerugian tersebut diakibatkan masyarakat yang belum begitu pintar dalam memilih entitas investasi maupun pinjaman online legal.

"Nah, jadi masyarakat itu belum begitu smart dalam memilih dan memilah. Ini sangat mengerikan. Dari angka (lebih) Rp 139 triliun kerugian masyarakat tadi itu ada beberapa, ada KSP Indosurya, pinjol, investasi ilegal dan gadai ilegal," kata Friderica dalam webinar Kominfo "Melawan Kejahatan Keuangan Berbasis Digital", Senin (21/8/2023).Menurutnya, kejahatan disektor keuangan digital itu sangat luar biasa. Lantaran, yang terkena bukan masyarakat menengah kebawah saja, melainkan juga masyarakat menengah ke atas.

"Ini luar biasa kejahatannya dan korbannya pun luar biasa. Dan tidak cuman masyarakat kelas bawah yang terkena itu. Terutama investasi ilegal, ini ada yang disebut casino mentality. Jadi, mental orang berjudi dalam setiap hal dia ingin cepat kaya dan tidak mikir resikonya, akhirnya kejeblos," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Fenomena FOMO

Selain itu, adanya fenomena Fear of Missing Out (FOMO) yang berarti kecemasan jika kehilangan momen atau informasi. Biasanya yang FOMO itu mudah terbuai dengan keuntungan besar tanpa memperdulikan resiko.

"Terus ada fenomena FOMO anak muda, terutama yang menyebabkan kenapa sih ini sangat menjamur sedemikian pesat," ujarnya.

Perempuan yang disapa Kiki ini menyebut, maraknya kejahatan disektor keuangan digital juga dipengaruhi oleh indeks literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah yakni di angka 49,68 persen.

"Tingkat literasi keuangan yang belum tinggi, literasi keuangan saat ini sekitar 49,6 persen, kalau literasi digital baru sekitar 3,5 dari skala 1 sampai 5. Artinya masyarakat belum pinter-pinter banget, portalnya sudah kebuka, tapi dia belum bisa membedakan manasih informasi yang bener dan gak bener," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini